✔ Cara Cerdas Merumuskan Indikator Kompetensi
Tugas pertama seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran ialah menciptakan perencanaan pembelajaran yang baik. Perencanaan yang baik akan mengakibatkan proses pembelajaran hidup, menyenangkan, efektif dan kreatif. Dalam menciptakan perencanaan pembelajaran (RPP) masih ada guru yang memerlukan pengetahuan khususnya dalam merumuskan ndikator pencapaian yang diturunkan dari KD.
Untuk sanggup merumuskan indikator pencapaian dengan baik dan sempurna , ada empat hal yang penting diketahui guru yaitu, pengertian indikator, jenis indikator dan manfaat indikator pencapaian serta langkah-langkah menyusunya. Berikut ini uraiannya:
1. Pengertian Indikator
Secara sederhana indikator itu ialah indikasi berarti penanda, petunjuk, ciri kas yang ditampilkan. Karena indikator itu gejala maka sebuah indikator harus dapat diamati, sanggup diukur atau dinilai , juga sanggup dilihat datanya. Dengan demikian Indikator Pencapaian yang ditulis dalam RPP ialah pertanda, petunjuk yang sanggup diamati , diukur dan dinilai bahwa penerima didiknya apakah sudah paham atau mempunyai kompetensi yang diharapkan.
Nah, kompetensi itu sendiri dibagi tiga yaitu kompetens sikap, pengetahuan dan keterampilan. Maka tanda-tanda perilaku tertentu (yang diharapkan) ditampilkan oleh penerima didik berbeda dengan gejala bahwa beliau telah mempunyai pengetahuan, berbeda pula dengan gejala yang ditampilkan bahwa penerima didik sudah mempunyai aspek keterampilan.
Agar penanda tersebut sanggup diamati atau diukur maka salah satu syarat indikator harus memakai Kata Kerja Operasional (KKO) yaitu kata kerja sederhana yang sanggup memberi petunjuk atau menjadi penanda.
Maka, tidak semua kata kerja dalam rumusan kompetensi dasar sudah operasional, inilah kiprah guru, mengakibatkan kata kerja yang ada dalam KD menjadi kata kerja operasional sesuai dengan jenis kompetensi yang diharapkan, tapi perlu diingat bahwa kompetensi dalam KD tidak bisa dikurangi, maka dalam penulisan kata kerja operasional dalam indikator menimal sejajar atau sama dengan tuntutan KD.
Baca juga: Merumuskan Tujuan Pembelajaran yang Naik dan Berkarakter
2. Jenis Indikator
Ada dua jenis indikator yang dituliskan guru dalam RPP pertama, indikator pencapaian kompetensi biasanya ditulis indikator pencapaian atau indikator saja. Indikator ini yang pribadi diturunkan dari kompetensi dasar dengan syarat tuntutan kompetensi yang tertulis di KD harus sama atau lebih tuntutan yang ditulis dalam indikator secara bertingkat/berjenjang dari sederhana ke kompleks atau gampang ke rumit atau konkret menuju abstrak.
Agar sanggup menciptakan urutan demikian maka guru harus memahami taksonomi kognitif oleh Bloom (Revisi Anderson), Taksonomi Kratwol untuk perilaku dan taksonomi Dave/Simpson untuk keterampilan
Adapun Pengembangan IPK memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tentukanlah proses berpikir yang akan dilakukan oleh penerima didik untuk mencapai kompetensi minimal yang ada pada KD.
b. Rumusan IPK memakai kata kerja operasional (KKO) yang bisa diukur
c. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, terang dan gampang dipahami.
d. Tidak memakai kata yang bermakna ganda
e. Hanya mengandung satu tindakan.
f. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan penerima didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah;
Jenis yang ke dua ialah indikator soal, dipakai untuk menagih kemampuan penerima didik pada ketika atau sehabis proses pembelajaran selesai (hasil belajar). Rumusannya hampir sama dengan indikator pencapaian, akan tetapi lebih menuju kepada tagihan yang dharapkan dari penerima didik. Maka rumusannya mengandung teladan ABCD yaitu ada Audiens, Behavior, Conditional dan Degre sehingga teladan penulisannya identik dengan rumusan tujuan pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 sangat penting diarahkan ke rumusan soal HOTS.
3. Manfaat Indikator
Manfaat indikator ialah untuk mengetahui apakah penerima didik sudah mempunyai kompetensi sesuai dengan impian atau standar yang ditetapkan yang harus mereka miliki. Apabila gejala itu sudah sanggup dukur dan diambil datanya maka dikatakan bahwa mereka telah tuntas berguru dalam KD tersebut ,sehingga sanggup dilanjutkan untuk pembelajaran KD berikutnya.
Namun apabila belum maka guru harus melaksanakan tindakan perbaikan atau santunan yang harus dilakukan sehingga mereka tuntas atau mempunyai kompetensi sesuai dengan target yang dirumuskan yang kita sebut dengan KKM.
4. Kategori dan Cara merumuskan indikator pencapaian
Untuk memperoleh kompetensi yang sama dengan tuntutan kompetensi Dasar (KD) atau lebih maka guru perlu mengetahui jenjang indikator pencapaian itu sendiri.
a. Indikator pendukung, atau ada yang menyebut indikator prasyarat yaitu indikator tangga pertama, atau indikator yang menjembatani sehingga sanggup menuju indikator yang lebih tinggi,dengan kata lain indikator pendukung adalah
1) Membantu penerima didik memahami indikator kunci.
2) Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari penerima didik, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.
b. Indikator kunci atau indikator inti yaitu indikator yang tuntutannya sama dengan tuntutan indikator yang ada dalam Kompetensi Dasar (KD), hanya saja sanggup di ukur atau dinilai.
1) Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian).
2) Kompetensi yang dituntut ialah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
3) Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
4) Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai penerima didik tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran
c. Indikator pengayaan adalah indikator yang disediakan untuk memperluas pengetahuan penerima didik di atas tuntutan kompetensi dalam KD, “Ingat” KD yang ada dalam kurikulum dalam hal ini standar isi ialah KD minimal. Minimal berarti paling rendah, dikurangi jangan tapi ditambah akan semakin baik.
1) Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD.
2) Tidak selalu harus ada.
3) Dirumuskan apabila potensi penerima didik mempunyai kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
a. Perhatikan atau baca sebuah KD sesuai dengan mata pelajaran yang kita ajarkan
b. Tandai kata kerja yang ada dalam KD tersebut dan tandai pula jenis bahan yang melekat/dikandung dalam KD tersebut,kata yang tertulis pada awal KD biasanya itulah yang mengatakan kompetensi yang harus dijabarkan menjadi beberapa kata kerja operasional (KKO).
c. Tentukan tingkatan kognitig kata kerja tersebut sesua taxonomi Blom (revisi Anderson) apakah C1, C2, C3, C4, C5, C6 (boleh lihat daftar) dan tentukan pula jenis materinya apakah berupa fakta, konsep, prinsip, atau mekanisme (KTSP 2006) atau jenis fakta, konseptual, mekanisme dan meta kogntif (KTSP 2013).
Pemahaman akan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan (materi) sangat penting dipahami guru sebagai dasar merumuskan indikator yang baik dan tepat. Tingkatan pengetahuan yang biasanya sudah dikelompokkan dalam tabel sesuai tingkatannya namun ada kalanya terjadi perbedaan misalnya: Mendeskripsikan berdasarkan taksonomi Anderson ialah jenjang C2 (memahami), akan tetapi mendeskripsikan bisa juga menjadi C4 (analisis).
Kapan itu terjadi ? apabila bahan yang dideskripsikan tersebut menyangkut mekanisme atau meta kognitif, maka sebelum penerima didik bisa mendeskripsikan sudah harus didahului melaksanakan analisis yang setara dengan C4. Dalam hal ini guru dibutuhkan teliti dalam merumuskan indikator selain kata kerja oerasional harus dipertimbangkan juga jenis materinya.
d.Tuliskan kata kerja sebanyak mungkin sehingga hingga ke kata kerja yang setara dengan kata kerja yang ada dalam KD (untuk indikator kunci) . Misalnya kata kerja dalam KD menentukan, dari bahan konseptrual. Maka kata memilih berdasarkan taksonomi revisi Anderson ialah C3 , pertanyaannya ialah sebelum penerima didik bisa menentukan apa yang duluan dikuasai ? mungkin mengidentifikasi, menjelaskan, .. dst. Akhirnya mereka sanggup menentukan prinsip tersebut.
Langkah terakhir ialah susunlah kata kerja tersebut dan materinya mulai dari gampang ke sulit, sederhana ke kompleks atau konkret menuju abtraks .
(Baca : Kata Kerja Operasional (KKO) dan Taksonomi Blom Revisi).
Mengidentifikasi …… (indikator pendukung)
Menjelaskan ….. (inkator pendukung)
Menentukan …. (indikator kunci)
Dan seterusnya akan tetapi untuk inkator pengayaan , tidak harus ada, hanya diperuntukan untuk kelompok penerima didik yang cepat mengikuti pembelajaran.
Contoh dalam mata pelajaran sejarah Sekolah Menengan Atas dengan pasangan KD dari KI-3 dan KI-4 sebagai berikut:
3.7. Memahami langkah-langkah penelitian sejarah (heuristik, kritik/verifikasi, interpretasi/eksplanasi, dalan menghasilkan penulisan sejarah
4.7. Menerapkan Langkah-langkah penelitian sejarah (heuristik, kritik/verifikasi, interpretasi/ eksplanasi dan penulisan sejarah) dalam mempelajari sumber sejarah yang ada di sekitarnya
Perhatikan Pasangan KD di atas :
Dari KD. 3.7 Kompetensinya ialah memahami (C2), dan dimensi pengetahuan termasuk prosedur. Namun bila dipasangkan dengan KD.4.7 Kompetensinya ialah menerapkan dengan bahan mekanisme dengan demikian menerapkan ini menjadi target kemampuan yang dituntut dari penerima didik dengan bahan prosedur.
Pertemuan antara dimensi proses kognitif (menerapkan) dengan dimensi pengetahuan (prosedur) menjadi sasaran yang harus dikuasai penerima didik yang pada jadinya sanggup menghasilkan sebuah penulisan sejarah . Jelasnya perhatikan tabel berikut:
3.7. Memahami langkah-langkah penelitian sejarah (heuristik, kritik/verifikasi, interpretasi/eksplanasi, dalan menghasilkan penulisan sejarah
4.7. Menerapkan Langkah-langkah penelitian sejarah (heuristik, kritik/verifikasi, interpretasi/ eksplanasi dan penulisan sejarah) dalam mempelajari sumber sejarah yang ada di sekitarnya
Perhatikan Pasangan KD di atas :
Dari KD. 3.7 Kompetensinya ialah memahami (C2), dan dimensi pengetahuan termasuk prosedur. Namun bila dipasangkan dengan KD.4.7 Kompetensinya ialah menerapkan dengan bahan mekanisme dengan demikian menerapkan ini menjadi target kemampuan yang dituntut dari penerima didik dengan bahan prosedur.
Pertemuan antara dimensi proses kognitif (menerapkan) dengan dimensi pengetahuan (prosedur) menjadi sasaran yang harus dikuasai penerima didik yang pada jadinya sanggup menghasilkan sebuah penulisan sejarah . Jelasnya perhatikan tabel berikut:
Dimensi Pengetahuan | ||||||
Metakognitif | ||||||
Prosedural | Menentukan | Target | ||||
Konseptual | Mendefenisikan | Membedakan | mengemukakan | |||
Faktual | Menyebutkan | Menjrlaskan | ||||
Mengingat | Memahami | Menerapkan | Analisis | Evaluasi | Mencipta | |
Dimensi Proses Kognitif |
Dari tabel diatas sanggup dituliskan indikator dari KD 3.7 dan KD 4.7 sebagai berikut:
3.7.1 Mendefinisikan Heuristik (indikator pendukung)
3.7.2 Mendefinisikan Verifikasi (indikator pendukung)
3.7.3 Mendefinisikan Interpretasi (indikator pendukung)
3.7.4 Menentukan Langkah-langkah Penelitian Sejarah (indikator kunci)
3.7.5 Membedakan Jenis-jenis Penelitian Sejarah (indikator kunci)
4.7.1 Menyusun langkah-langkah penelitian sejarah (indiakator pendukung)
4.7.2 Melakukan penelitian sejarah (indikator kunci)
4.7.3 Menghasilkan Sebuah Penulisan Sejarah (indikator kunci)
Demikian merumuskan indicator dalam RPP, biar bermanfaat dan mohon maaf kalau bertele-tele, hehe…3.7.1 Mendefinisikan Heuristik (indikator pendukung)
3.7.2 Mendefinisikan Verifikasi (indikator pendukung)
3.7.3 Mendefinisikan Interpretasi (indikator pendukung)
3.7.4 Menentukan Langkah-langkah Penelitian Sejarah (indikator kunci)
3.7.5 Membedakan Jenis-jenis Penelitian Sejarah (indikator kunci)
4.7.1 Menyusun langkah-langkah penelitian sejarah (indiakator pendukung)
4.7.2 Melakukan penelitian sejarah (indikator kunci)
4.7.3 Menghasilkan Sebuah Penulisan Sejarah (indikator kunci)
Belum ada Komentar untuk "✔ Cara Cerdas Merumuskan Indikator Kompetensi"
Posting Komentar