✔ Model Pembelajaran Discovery Learning


Pembelajaran discovery (temuan) mengacu pada situasi pembelajaran, upaya siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan bimbingan yang sangat terbatas atau tanpa bimbingan sama sekali oleh guru.

Metode discovery ialah suatu mekanisme pembelajaran yang menekankan pada berguru mandiri, memanipulasi obyek, melaksanakan eksperimen atau penyelidikan dengan siswa-siswa lain sebelum membuat  generalisasi.

Metode discovery menunjukkan kesempatan secara luas kepada siswa dalam mencari, menemukan, dan merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran.
Metode inovasi ialah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya.

Menurut Sund (Sudirman N, 1992 ), discovery ialah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Tiga ciri utama berguru menemukan yaitu:
  • Mengeksplorasi dan memecahkan duduk kasus untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan;
  • Berpusat pada siswa;
  • Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan gres dan pengetahuan yang sudah ada.
Model pembelajaran Discovery Learning ialah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akibatnya hingga kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa hukum, konsep dan prinsip, melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi (pengambilankeputusan/kesimpulan).

Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri ialah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Secara umum ada 9 fase/sintaks  yang harus dipedomani dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning yaitu:
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
2. Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)
3. Data Collection (pengumpulan data)
4. Data Processing (pengolahan data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik kesimpulan)
7. Membuat Laporan

Sebagai pola penerapan model  ini melalui seni administrasi deduktif dimana penerima didik diberikan kiprah untuk memilih rumus luas bundar melalui permainan kertas berbentuk bundar yang dibagi dalam‘n’sektor yang sama besar,  kemudian menyusunnya sedemikian rupa sehingga berbentuk menyerupai persegi panjang dan rumus keliling sudah diketahui sebelumnya. Dari permainan kertas tersebut penerima didik sanggup menemukan bahwa luas bundar ialah ....;

Contoh penjabaran sintaks pembelajaran Discovery Learning

a) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pada tahap ini guru menunjukkan stimulan kepada penerima didik dengan menampilkan media/alat peraga/bahan tayang yang relevan dengan materi pembelajaran.

Media/alat peraga/bahan tayang tersebut berdasarkan orientasi akan menimbulkan tanda tanya bagi penerima didik. Jawaban dari pertanyaan tersebut tidak digeneralisir atau disimpulkan secara bersama, supaya timbul cita-cita untuk menyelidiki sendiri.

Berdasarkan acara pertama di atas, guru sanggup memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, proposal membaca buku, dan acara berguru lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

b) Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Guru memberi kesempatan penerima didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin permasalahan yang relevan dengan stimulasi yang ditampilkan pada langkah sebelumnya.

Permasalahan tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai tanggapan sementara atas pertanyaan yang diajukan.

Bagian ini memberi kesempatan penerima didik untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang dihadapi. Kegiatan ini sekaligus membangun kemampuan penerima didik untuk menemukan suatu masalah.

c) Data Collection (pengumpulan data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan gosip sebanyak-banyaknya yang relevan untuk menunjukan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau menunjukan benar tidaknya hipotesis.

Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) banyak sekali gosip yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melaksanakan uji coba sendiri dan sebagainya.

Konsekuensi dari tahap ini ialah siswa berguru secara aktif untuk menemukan sesuatu yang bekerjasama dengan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan duduk kasus dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

d) Data Processing (pengolahan data)
Semua gosip hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).

Data processing disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapat pengetahuan gres ihwal alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melaksanakan investigasi secara cermat untuk menunjukan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244).

Verification berdasarkan Bruner, bertujuan supaya proses berguru akan berjalan dengan baik dan kreatif kalau guru menunjukkan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau gosip yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f) Generalization (menarik kesimpulan)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan ialah proses menarik sebuah kesimpulan yang sanggup dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau duduk kasus yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244).

Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

g) Membuat Laporan
Siswa membuat laporan hasil temuan dalam seluruh proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tersebut.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rustaman, N. 2002. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : FIPS UPI


Belum ada Komentar untuk "✔ Model Pembelajaran Discovery Learning"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel