✔ Tips Menentukan Model Pembelajaran Pada Kurikulum 2013
Model pembelajaran ialah kerangka/bingkai konseptual yang dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan berguru yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan berdasarkan “Arends dalam Trianto”, menyampaikan “model pembelajaran ialah suatu perencanaan atau suatu tumpuan yang dipakai sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”.
Adapun tujuan penggunaan model pembelajaran untuk membantu penerima didik mengembangkan dirinya memperoleh berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta akad (Joice & Wells).
Guru penting menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan KD, karena. Tidak semua model pembelajaran sempurna dipakai untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya sempurna dipakai untuk bahan pembelajaran tertentu. Sebaliknya bahan pembelajaran tertentu akan sanggup berhasil maksimal kalau memakai model pembelajaran tertentu
Untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai sanggup memakai tips menentukan model pembelajaran kurikulum 2013 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tips pertama : Memahami prinsip pembelajaran
Prinsi-prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013 meliputi:
1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu,
2. Peserta didik berguru dari banyak sekali sumber belajar,
3. Proses pembelajaraan memakai pendekatan ilmiah,
4. Pembelajaran berbasis kompetensi,
5. Pembelajaran terpadu,
6. Pembelajaran yang menekankan pada tanggapan divergen yang mempunyai kebenaran multi dimensi,
7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif,
8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills,
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan penerima didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat,
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani),
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat,
12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran,
13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya penerima didik,
14. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Tips ke dua : Memahami karakteristik KD/Materi dan Model Pembelajaran
Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh karakteristik Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat dari bahan yang akan diajarkan, dan tingkat kemampuan penerima didik. Di samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang sanggup dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru. Maka taktik menentukan model pembelajaran ialah memahami karakteristik dan sintaks model tersebut dan memahami pernyataan /tuntutan KD dari KI-3 dan KI-4
Baca juga: 14 Persiapan Guru yang Wajib Dilakukan di Awal Tahun
Baca juga: 14 Persiapan Guru yang Wajib Dilakukan di Awal Tahun
Kurikulum 2013 menganjurkan 4 model pembelajaran yang selaras dengan prinsip pembelajaran, dan tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan model pembelajaran lain yang sanggup mengakibatkan penerima didik aktif dan kreatif. Keempat model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), model pembelajaran ilmiah (scientific). Selain empat model ini khusus untuk Sekolah Menengah kejuruan dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education/Production Based Trainning(PBE/PBT) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), model pembelajaran ilmiah (scientific). Selain empat model ini khusus untuk Sekolah Menengah kejuruan dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education/Production Based Trainning(PBE/PBT) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Tips ke tiga : Perhatikan tuntutan KD pilih model pembelajaran dan ikuti sintaksnya
1. Model penemuan(Discovery learning) sempurna dipakai apabila:
a. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuann atau penyingkapan
b. Tuntutan KD di KI-3 lebih menitik beratkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan hingga metakognitif;
c. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar
Sintak model Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi problem (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Data processing danVerification),
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi problem (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Data processing danVerification),
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
2. Model penyingkapan (inquiry learning) sempurna dipakai apabila:
a. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuan;
b. Tuntutan KD di K-3 dan KD di KI -4 mengarah ke proses penelitian dan penyelidikan
c. Tuntutan KD di KI-3 lebih menitik beratkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan hingga metakognitif;
d. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar
Sintak/tahap model inkuiri sebagai berikut:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi,
5) Analisis proses inkuiri.
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi,
5) Analisis proses inkuiri.
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan memeriksa sesuatu secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka sanggup merumuskan sendiri temuannya.
Model pembelajaran yang dirancang membawa penerima didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan klarifikasi dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).
3. Model pembelajaran Problem Based Learning sempurna dipakai apabila :
a. Tuntutan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada pemecahan problem atau hasil karya berbentuk jasa
b. Tuntutan KD di KI-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
c. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan problem melalui berpikir perihal problem dan menyeleksi informasi-informasi
yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan problem melalui berpikir perihal problem dan menyeleksi informasi-informasi
yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.
4. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) tepat dipakai kalau :
a. Tuntutan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada pemecahan masalah, pelaksanaan kiprah proyek atau karya berbentuk jasa /produk
b. Tuntutan KD di KI-3 pada bentuk prosedur, pengetahuan metakognitif;
c. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
Adapun Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) , meliputi:
1) Penentuan pertanyaan fundamental (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun acara (Create a Schedule);
4) Memonitor penerima didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
1) Penentuan pertanyaan fundamental (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun acara (Create a Schedule);
4) Memonitor penerima didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project);
5) Menguji hasil (Assess the Outcome),
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
5) Menguji hasil (Assess the Outcome),
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
5. Apabila KD dari KI-3 dan K-4 menuntut Proses pembelajaran yang mengacu pada proses berpikir ilmiah,penguasaan fakta, konsep, mekanisme maupun metakognitif maka digunakan Model saintifik dengan langkah sebagai berikut.
Mengamati,merupakan kemampuan awal penerima dalam mengumpulkan informasi dengan tujuan untuk sanggup mengidentifikasi masalah, yang kegiatan belajarnya sanggup dilakukan dengan menanya,mengamati, dan atau menalar terhadap objek yang dipelajarinya. Mengamati sanggup dilakukan melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, lidah dan peraba dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain melalui observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca banyak sekali informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain.
Menanya,bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk sanggup merumuskan problem dan atau merumuskan hipotesis, yang kegiatan belajarnya sanggup dilakukan dari mengamati (membaca buku, shop manual), menanya dalam kegiatan diskusi, atau menanya pada diri sendiri maupun eksklusif pada orang lain (guru, nara sumber, siswa lainnya)dengan bimbingan guru yang mendorong motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Dalam kegiatan menanya, siswa menciptakan pertanyaan secara individu atau kelompok perihal apa yang belum diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, atau suatu proses tertentu.
Mengumpulkan data,bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk sanggup menguji rumusan problem dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya sanggup dilakukan melalui proses menanya (wawancara, membuatkan kuesioner), mengamati data skunder, melaksanakan uji coba (eksperimen), observasi lapangan dan lain-lain dalam kaitan mengumpulkan informasi sesuai dengan tuntutan rumusan masalah.
Mengasosiasi,bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat menyimpulkan hasil kajian rumusan problem dan atauhipotesis, yang kegiatan belajarnya mengolah data dalam bentuk serangkaian acara fisik dan pikiran dengan santunan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melaksanakan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data contohnya menciptakan tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan kekerabatan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga sanggup ditarik final dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya.
Mengomunikasikan,bertujuanmembentuk kemampuan siswa untuk sanggup memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian rumusan problem dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya mendeskripsikan dan memberikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara mulut maupun goresan pena dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan santunan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi.
5. Selain lima model pembelajaran di atas, untuk sekolah kejuruan / SMK sanggup dipakai model Production Based Training/Production Based Education (PBT/PBE) untuk mendukung pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran pengembangan produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based Training merupakan proses pendidikan dan training yang menyatu pada proses produksi, dimana penerima didik diberikan pengalaman berguru pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan penilaian produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT ialah untuk menyiapkan penerima didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja.
Adapun Sintaks model pembelajaran Production Based Trainning (TBT) meliputi:
1) Merencanakan produk;
2) Melaksanakan proses produksi;
3) Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
4) Mengembangkan planning pemasaran.
Demikian tips menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan KD/materi masing-masing pelajaran. Kiranya guru sanggup memahami dan mengembangkannya sehingga pembelajaran yang dilaksanakan sanggup mencapai tujuan ibarat yang ditargetkan. Semoga.
Belum ada Komentar untuk "✔ Tips Menentukan Model Pembelajaran Pada Kurikulum 2013"
Posting Komentar