✔ Teknik Penulisan Modul Pembelajaran
Ketika guru mau menulis modul pembelajaran maka langkah pertama yang harus dipahami yakni teknik penulisan modul itu sendiri. Teknik yang dimaksud adalah menjawab tujuh pertanyaan yang mengarahkan guru dalam menulis modul.
Pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Pertanyaan tersebut sebagai berikut:
1. Siapa pengguna modul ini?
2. Apa maksud dan tujuan modul?
3. Apa materi pelajaran dalam modul?
4. Bagaimana struktur materi pelajaran akan diurutkan dalam modul?
5. Metoda dan media pengajaran apa yang akan digunakan?
6. Bagaimana pembelajaran akan dinilai?
7. Bagaimana pembelajaran akan dievaluasi dan diperbaiki?
Jawaban tujuh pertanyaan itu yakni sebagai berikut:
2. Apa maksud dan tujuan modul?
3. Apa materi pelajaran dalam modul?
4. Bagaimana struktur materi pelajaran akan diurutkan dalam modul?
5. Metoda dan media pengajaran apa yang akan digunakan?
6. Bagaimana pembelajaran akan dinilai?
7. Bagaimana pembelajaran akan dievaluasi dan diperbaiki?
Jawaban tujuh pertanyaan itu yakni sebagai berikut:
A. Karakteristik Pengguna Modul
Karakteristik pengguna modul yang akan ditrulis sanggup dilihat menurut empat karakteristik berikut.
1. Demografik. Karakteristik demografik mencakup banyaknya akseptor didik yang akan mempelajari modul yang akan kita kembangkan. Rentang usia, dan kawasan tinggal akseptor merupakan karakteristik yang perlu diketahui untuk pengembangan modul. Khusus di sekolah tentu yang memakai modul tersebut yakni akseptor didik di sekolah.
2. Motivasi. Untuk mempelajari motivasi akseptor didk perlu diketahui minat dan keaktifan mereka mengikuti pembelajaran, kaitan materi isi pelajaran dengan pekerjaan mereka, alasan menentukan pembelajaran , harapan mereka sesudah mengikuti pembelajaran, dan keinginan serta ketakutan mereka dalam pembelajaran.
3. Faktor yang terkait dengan aktivitas belajar. Adapun yang termasuk faktor ini ialah kecerdasan dan kemampuan berguru akseptor pembelajaran. Selain itu, termasuk kedalam faktor ini ialah pengalaman berguru mandiri, tingkat pendidikan sebelumnya, dan ketersediaan waktu serta kemudahan untuk belajar.
4. Latar Belakang terkait isi pelajaran. Termasuk kedalam faktor ini ialah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dikuasai yang terkait dengan isi pelajaran yang akan diikuti.
B. Maksud dan Tujuan Pembelajaran
Maksud merupakan pernyataan mengenai pembelajaran yang diharapkan mencakup apa yang akan dicapai, bagaimana mencapainya, dan bagaimana menilai ketercapaiannya. Tujuan pembelajaran ialah pernyataan mengenai kemampuan akseptor didik yang sanggup dicapai sesudah pembelajaran..
Tujuan pembelajaran mempunyai kegunaan untuk (1) mengkomunikasikan yang akan dituju dari proses pembelajaran, terutama kepada akseptor belajar, (2) membantu mengidentifikasi isi pelajaran dan bagaimana isi pelajaran tersebut diurutkan, (3) membantu memutuskan media apa yang cocok untuk memberikan isi pelajaran, (4) membantu merumuskan cara menilai keter-capaian tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran mempunyai kegunaan untuk (1) mengkomunikasikan yang akan dituju dari proses pembelajaran, terutama kepada akseptor belajar, (2) membantu mengidentifikasi isi pelajaran dan bagaimana isi pelajaran tersebut diurutkan, (3) membantu memutuskan media apa yang cocok untuk memberikan isi pelajaran, (4) membantu merumuskan cara menilai keter-capaian tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran sanggup dikategorikan dalam tiga ranah sebagai berikut:
1. Pengetahuan. Tujuan pembelajaran jenis ini terkait dengan rumusan untuk menunjukkan pengetahuan yang diperoleh akseptor berguru dari pembelajaran yang diikuti. Misalnya: ”Setelah mengikuti pelajaran ini akseptor didik sanggup menjelaskan langkah-langkah menciptakan slide power point”.
2. Keterampilan. Keterampilan sanggup berupa intelektual, fisikal, atau sosial. Tujuan pembelajaran pada jenis ini merupakan rumusan untuk menunjukkan bagaimana akseptor berguru melakukan sesuatu yang menjadi tujuan pembelajaran.
3. Sikap. Sikap terkait dengan perasaan dan kecenderungan perilaku. Tujuan pembelajaran pada jenis ini merupakan rumusan untuk menunjukkan pembentukan sikap pada akseptor didik yang menjadi tujuan pembelajaran.
C. Identifikasi Isi Materi Ajar
Materi dalam modul mencakup uraian mengenai topik-topik utama, konsep, dan prinsip, mekanisme bahkan meta kognitif. Materi yang akan dituangkan dalam modul sanggup diidentifikasi baik menurut pendekatan yang berorientasi pada materi pelajaran maupun pendekatan yang berorientasi pada akseptor didik.
Identifikasi materi dengan pendekatan beorientasi pada materi pelajaran sanggup dilakukan dengan cara berikut.
Identifikasi materi dengan pendekatan beorientasi pada materi pelajaran sanggup dilakukan dengan cara berikut.
1. Analsis terhadap KI-KD sesuai dengan mata pelajaran yang akan ditulis ke dalam modul
2. Mempelajari silabus yang relevan dengan pembelajaran yang akan dikembangkan.
3. Me-review pengetahuan yang dikuasai mengenai topik yang akan ditulis- kan ke dalam modul.
4. Mendiskusikan dengan pakar /teman sejawat yang menguasai subyek materi yang akan dikembangkan ke dalam bentuk modul.
5. Menganalisis topik yang serupa yang sudah ditawarkan pihak lain.
6. Mempelajari buku teks yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dituangkan dalam bentuk modul.
7. Mengidentifikasi dan menganalisis konsep kunci pada subyek yang akan diajarkan melalui modul.
Jika pendekatan berorientasi kepada akseptor didik, materi yang dibahas sanggup diidentifikasi dengan cara berikut:
Jika pendekatan berorientasi kepada akseptor didik, materi yang dibahas sanggup diidentifikasi dengan cara berikut:
1. Memantapkan dan menganalisis maksud dan tujuan pembelajaran.
2. Memikirkan aktivitas berguru yang secara logis harus dilakukan oleh akseptor didik untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dalam subyek yang akan diajarkan melalui modul.
3. Menganalisis pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditunjukkan oleh seorang yang populer mahir dalam bidang yang terkait dengan substansi materi yang akan diajarkan melalui modul.
4. Mendaftarkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi akseptor didik terhadap kompetensi yang akan dicapai melalui modul.
D. Struktur Materi Pelajaran
Beberapa model pengurutan isi materi yang sanggup diterapkan untuk kepentingan penulisan modul yakni sebagai berikut:
1. Urutan Berdasarkan Topik. Pengurutan isi materi latih menurut urutan logis topik ke topik merupakan pilihan urutan isi materi latih yang paling biasa dilakukan oleh penulis modul.
2. Urutan Kronologis. Mengurutkan materi latih menurut kronologis waktu cocok untuk isi materi latih mengenai perkembangan dari waktu ke waktu.
3. Urutan Tempat. Hampir sama dengan urutan kronologis, pada urutan kawasan isi materi latih diurutkan menurut tempat. Misalnya, untuk menyajikan isi materi latih yang membahas badan manusia, isi materi latih sanggup diurutkan mulai dari kepala hingga ujung kaki.
4. Lingkaran Sepusat. Pengurutan isi materi latih sedemikian sehingga isi materi latih yang pertama dibahas merupakan kepingan dari isi materi latih yang dibahas berikutnya. Misalnya, isi materi latih mengenai peranan pengawas sekolah dimulai dari peranan pengawas di tingkat sekolah, kemudian dilanjutkan dengan peranan pengawas sekolah pada tingkat kecamatan, kemudian kabupaten/ kota, provinsi, dan seterusnya.
5. Urutan Sebab-Akibat. Isi materi latih disajikan menurut rantai alasannya yakni akhir sehingga bila akseptor didik hingga pada simpulan isi materi ajar, peserta didik tersebut akan menguasai akhir simpulan dari sebab-sebab yang mengakibatkannya.
6. Struktur Logis. Isi materi latih disajikan menurut struktur logis dari subyek keilmuan yang terkait dengan isi materi latih tersebut. Misalnya, dalam aritmetika, topik mengenai perkalian tidak akan disajikan bilamana belum dibahas mengenai topik penambahan.
7. Urutan Berpusat Pada Masalah. Jika isi materi latih didasarkan pada penyelesaian terhadap suatu problem maka urutan penyajian isi materi latih tersebut akan mengikuti kesesuaian dengan urutan langkah penyelesaian problem tersebut.
8. Urutan Spiral. Pada urutan ini akseptor berguru akan mengulang dan mengulang sebuah topik meskipun makin usang makin rumit. Urutan seprti ini biasanya dipakai untuk mengajarkan suatu topik yang memerlukan pemahaman yang berjenjang dalam tingkat kesulitan.
Model urutan pembelajaran yang dipilih perlu mempertimbangkan karakteristik akseptor didik dan karakteristik subtansi keilmuan dari isi materi tersebut.
E. Struktur Penulisan Modul
Struktur penulisan suatu modul sering dibagi menjadi tiga bagian, menyerupai terlihat pada denah berikut.
BAGIAN PEMBUKA
1. Judul
Judul modul perlu menarik dan memberi citra wacana materi yang dibahas. Misalnya, modul wacana ”Rapat” sanggup dibentuk menarik dan mencerminkan isi materi dengan judul modul ”Merencanakan dan Melaksanakan Rapat yang Efektif”.
2. Daftar isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut diurutkan menurut urutan kemunculan dalam modul. Pembelajar sanggup melihat secara keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam modul. Daftar isi juga mencantumkan nomor halaman untuk memudahkan pembelajar menemukan topik.
3. Peta Informasi
Modul perlu menyertakan peta Informasi. Pada daftar isi akan terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antar topik tersebut. Pada peta warta akan diperlihatkan kaitan antar topik-topik dalam modul. Peta warta yang disajikan dalam modul sanggup saja memakai diagram isi materi latih yang telah dipelajari sebelumnya. Penulis modul perlu memutuskan bentuk peta warta menyerupai apa yang cocok menjelaskan keterkaitan materi topik dalam modul. Misalnya; linear, hierarkis, atau bentuk laba-laba.
4. Daftar Tujuan Kompetensi
Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk mengetahui pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang sanggup dikuasai sesudah menuntaskan pelajaran. Misalnya salah satu tujuan yang terdapat dalam modul ”Merencanakan dan Melaksanakan Rapat yang Efektif” yakni agar: ”Peserta berguru sanggup menguasai pelaksanaan rapat untuk menghimpun pendapat dari akseptor rapat”.
5. Tes Awal
Pembelajar perlu diberi tahu keterampilan atau pengetahuan awal apa saja yang dibutuhkan untuk sanggup menguasai materi dalam modul. Hal ini sanggup dilakukan dengan menunjukkan pre-tes. Pre-tes bertujuan untuk menyidik apakah pembelajar telah menguasai materi prasyarat untuk mempelajari materi modul.
BAGIAN INTI
1. Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi
Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk; (1) menunjukkan citra umum mengenai isi materi modul; (2) meyakinkan pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari sanggup bermanfaat bagi mereka; (3) meluruskan cita-cita pembelajar mengenai materi yang akan dipelajari; (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari; (5) menunjukkan petunjuk bagaimana memelajari materi yang akan disajikan.
Dalam pendahuluan sanggup saja disajikan peta warta mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan dicapai sesudah mempelajari modul.
Dalam pendahuluan sanggup saja disajikan peta warta mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan dicapai sesudah mempelajari modul.
2. Hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain
Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang perlu dipelajari tersedia dalam modul. Namun demikian, bila tujuan kompetensi menghendaki pebelajar mempelajari materi untuk memperluas wawasan menurut materi di luar modul maka pembelajar perlu diberi kode materi apa, dari mana, dan bagaimana mengkasesnya. Bila materi tersebut tersedia pada buku teks maka kode tersebut sanggup diberikan dengan menuliskan judul dan pengarang buku teks tersebut.
3. Uraian Materi
Uraian materi merupakan klarifikasi secara terperinci wacana materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan akseptor didik memahami materi pembelajaran.
Apabila materi yang akan dituangkan cukup luas, maka sanggup dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman. Adapun sistematikanya contohnya sebagai berikut.
Apabila materi yang akan dituangkan cukup luas, maka sanggup dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman. Adapun sistematikanya contohnya sebagai berikut.
Kegiatan Belajar 1
Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenis Rapat
A. Tujuan Kompetensi
B. Uraian Materi
C. Tes Formatif
D. Tugas
E. Rangkuman
Kegiatan Belajar 2
Perencanaan Rapat yang Efektif
A. Tujuan Kompetensi
B. Uraian Materi
C. Tes Formatif
D. Tugas
E. Rangkuman
dst.
Di dalam uraian materi setian Kegiatan Belajar, baik susunan dan penempatan naskah, gambar, mapun ilustrasi diatur sedemikian rupa sehingga warta gampang mengerti. Organisasikan antar bab, anta runit dan antar paragraf dengan susunan dan alur yang memudahkan pembelajar memahaminya. Organisasi antara judul, sub judul dan uraian yang gampang diikuti oleh pembelajar.
Struktur penjudulan mencerminkan struktur materi yang dikembangkan oleh penulis modul. Penjenjangan atau hierarki sebaiknya tidak lebih dari tiga jenjang. Lebih dari tiga jenjang akan menyulitkan pembaca untuk memahami penjenjangan tersebut. Penjudulan untuk setiap jenjang sebaiknya dituliskan dalam bentuk karakter berbeda. Misalnya:
A. JUDUL
A. JUDUL
1. Sub Judul
a. Anak Judul (Sub dari sub judul)
4. Penugasan
Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa yang diharapkan sesudah mempelajari modul. Jika pembelajar diharapkan untuk sanggup menghafal sesuatu, dalam penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas.
Jika pembelajar diharapkan menghubungkan materi yang dipelajari pada modul dengan pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara eksplisit. Penugasan juga menunjuk- kan kepada pebelajar kepingan mana dalam modul yang merupakan kepingan penting.
Jika pembelajar diharapkan menghubungkan materi yang dipelajari pada modul dengan pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara eksplisit. Penugasan juga menunjuk- kan kepada pebelajar kepingan mana dalam modul yang merupakan kepingan penting.
5. Rangkuman
Rangkuman merupakan kepingan dalam modul yang menelaah hal-hal pokok dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada denah simpulan modul.
BAGIAN PENUTUP
1. Glossary atau daftar isitilah
Glossary berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam modul. Definisi tersebut dibentuk ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajari.
2. Tes Akhir
Tes-akhir merupakan latihan yang sanggup pembelajar kerjakan sesudah mempelajari suatu kepingan dalam modul. Aturan umum untuk tes-akhir ialah bahwa tes tersebut sanggup dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu sekitar 20% dari waktu mempelajari modul. Jadi, jikalau suatu modul sanggup diselesaikan dalam tiga jam maka tes-akhir harus sanggup dikerjakan oleh akseptor berguru dalam waktu sekitar setengah jam.
3. Indeks
Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di mana istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam modul supaya pembelajar gampang menemukan topik yang ingin dipelajari. Indeks perlu mengandung kata kunci yang kemungkinan pembelajar akan mencarinya.
Direktorat Dikmenum. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas, 2004.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Dirjen PMPTK .2008. Bahan Ajar Penulisan Modul. Jakarta :Depdiknas
Belum ada Komentar untuk "✔ Teknik Penulisan Modul Pembelajaran"
Posting Komentar