✔ Mengenal Model- Model Supervisi Akademik
Supervisi akademik oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah sanggup dilaksanakan dengan beberapa macam model, pendekatan, metode dan teknik. Tulisan ini khusus membahas model supervisi akademik sedangkan pendekatan , metode dan teknik sanggup dilihat pada artikel sebelumnya
Model berasal dari Bahasa Inggris Modle, yang bermakna bentuk atau kerangka sebuah konsep, bingkai atau pola. Menurut Harjanto (2006) bahwa model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau contoh dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain "model" juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, contohnya "kerangka manusia" merupakan bentuk badan dari manusia.
Dari klarifikasi di atas, maka model sanggup diartikan sebagai kerangka pemikiran, bingkai dalam suatu kegiatan, atau acuan, titik tolak pengembangan sesuatu acara atau perangkat yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain.
Model supervisi akademik sanggup diartikan contoh yang digunakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik.
Sahertian (2000) membagi model supervisi menjadi empat bentuk yaitu model konvensional (tradisional), model ilmiah, model klinis , dan model artistik.
Baca juga : Terknik Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
1. Model konvensional (tradisional)
Model supervisi konvensional atau tradisional yakni supervisi yang dilakukan seorang supervisor yang cenderung mengawasi, inspeksi untuk mencari kesalahan atau kekurangan guru. Super visor merasa dirinya “super atau ahli”.
Supervisi konvensional ini bersifat korektif yaitu mengoreksi kesalahan guru dalam pelaksanaan tugasnya, contohnya kesalahan penyusunan planning pembelajaran, penyampaian materi , penggunaan alat peraga atau media pembelajaran dan sebagainya.
Supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan tanpa sanggup membantu guru dalam mengatasi kelemahannya sangat kurang sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi akademik.
Akibatnya guru-guru merasa tidak puas sehingga sanggup muncul beberapa sikap yang tampak dalam sikap guru ketika bertemu dengan si supervisor atau ketika mau disupervisi mirip hirau tak acuh, menantang dan takut untuk disupervisi dengan aneka macam alasan.
Praktek mencari kesalahan dan menekan bawahan ini masih tampak hingga dikala ini. Para pengawas tiba ke sekolah kemudian menanyakan RPP guru, kemudian mengoreksi dengan menyampaikan ini salah dan seharusnya begini.
Pelaksanaa supervisi mirip di atas yakni cara supervisi yang konvensional. Ini bukan berarti bahwa dilarang menunjukkan kesalahan, dan harus ditunjukkan, akan tetapi bagaimana cara supervisor mengkomunikasikan apa yang dimaksudkan sehingga para guru menyadari bahwa mereka harus memperbaiki kekurangan bukan menyalahkan mereka.
Para guru dengan terbuka dan bahagia hati mendapatkan bahwa ada yang harus diperbaiki. Caranya harus secara taktis pedagogis, andragogis dengan menerapkan prinsip-prinsip supervisi yang tepat. Komunikasi perlu dibangun dari sisi keberhasilan guru untuk membantu perbaikan kelemahan guru.
2. Model Supervisi Ilmiah
Model supervisi ilmiah yakni supervisi yang dilaksanakan bersifat ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Dilaksanakan secara berencana dan kontinu;
Sistematis dan memakai mekanisme serta teknik tertentu;
Menggunakan instrumen pengumpulan data;
Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.
Model supervisi ilmiah ini, menyerupai metode ilmiah yang sering dilakukan dalam penelitian.
Supervisi dilakukan dengan planning yang matang dengan urutan atau langkah-langkah yang sistematis dengan memakai instrument yang telah di susun kemudian diberikan kepada penerima didik untuk di isi. Instrumen dikumpulkan kemudian di olah oleh supervisor jadinya diberikan kepada guru sebagai balikan terhadap penampilan mereka dalam pembelajaran.
Baca juga : Metode dan Prinsip Supervisi Manajerial
3. Model Supervisi Klinis
Supervisi klinis yakni bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar guru dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat wacana penampilan mengajar yang nyata, serta bentujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis menyerupai klien dengan dokter, klien membutuhkan dokter kemudian tiba menemuinya untuk mengobati penyakitnya.
Dalam hal ini guru yang secara terbuka meminta pengawas atau kepala sekolah untuk membantu mengatasi problem dalam proses pembelajaran sehingga mereka bersepakat wacana aspek yang harus diamati supervisor dan waktu pelaksanaanya, artinya inisiatif muncul dari guru sebab merasa perlu derma dari spesialis atau yang sanggup membantu dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Supervisi klinis yakni proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laris rnengajar yang kasatmata dengan tingkah laris mengajar yang ideal.
4. Model Supervisi Artistik
Dari sisi pengajaran supervisi sanggup diartikan suatu pengetahuan knowledge) , keterampilan (skil) dan juga suatu kiat/seni (art) dalam membantu guru. Supervisi itu menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the thers), bekerja melalui orang lain (working through the others).
Dalam kekerabatan bekerja dengan orang lain maka suatu rantai kekerabatan kemanusiaan yakni unsur utama. Hubungan insan sanggup tercipta jikalau ada kerelaan untuk mendapatkan orang lain sebagaimana adanya. Hubungan itu sanggup tercipta jikalau ada unsur kepercayaan. Saling percaya saling engerti, saling menghormati, saling mengakui, saling mendapatkan seseorang ebagaimana adanya.
Model supervisi artistic yakni model supervisi yang dilakukan supervisor dengan kreasi atau seni tertentu sehingga elaksanaan supervisi tersebut semakin baik dalam membantu keprofesionalan guru.
Dalam implementasinya dilapangan model supervisi ini masih sanggup dijabarkan ke dalam bentuk yang lebih rinci dan terkait dengan pendekatan, metode, teknik dan juga dipengaruhi oleh style supervisor.
Pengawas sekolah dan kepala sekolah sanggup mempertimbangkan model mana yang paling sempurna atau sesuai dilakukan disekolah masing-masing dengan selalu mengingat bahwa supervisi yakni derma yang diberikan kepada guru semoga mereka lebih professional dalam melaksanakan tugasnya. Semoga.
Bahan Bacaan
Hahjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sehertian, A. Piet. (1987). Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Model berasal dari Bahasa Inggris Modle, yang bermakna bentuk atau kerangka sebuah konsep, bingkai atau pola. Menurut Harjanto (2006) bahwa model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau contoh dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain "model" juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, contohnya "kerangka manusia" merupakan bentuk badan dari manusia.
Dari klarifikasi di atas, maka model sanggup diartikan sebagai kerangka pemikiran, bingkai dalam suatu kegiatan, atau acuan, titik tolak pengembangan sesuatu acara atau perangkat yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain.
Model supervisi akademik sanggup diartikan contoh yang digunakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik.
Sahertian (2000) membagi model supervisi menjadi empat bentuk yaitu model konvensional (tradisional), model ilmiah, model klinis , dan model artistik.
Baca juga : Terknik Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
1. Model konvensional (tradisional)
Model supervisi konvensional atau tradisional yakni supervisi yang dilakukan seorang supervisor yang cenderung mengawasi, inspeksi untuk mencari kesalahan atau kekurangan guru. Super visor merasa dirinya “super atau ahli”.
Supervisi konvensional ini bersifat korektif yaitu mengoreksi kesalahan guru dalam pelaksanaan tugasnya, contohnya kesalahan penyusunan planning pembelajaran, penyampaian materi , penggunaan alat peraga atau media pembelajaran dan sebagainya.
Supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan tanpa sanggup membantu guru dalam mengatasi kelemahannya sangat kurang sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi akademik.
Akibatnya guru-guru merasa tidak puas sehingga sanggup muncul beberapa sikap yang tampak dalam sikap guru ketika bertemu dengan si supervisor atau ketika mau disupervisi mirip hirau tak acuh, menantang dan takut untuk disupervisi dengan aneka macam alasan.
Praktek mencari kesalahan dan menekan bawahan ini masih tampak hingga dikala ini. Para pengawas tiba ke sekolah kemudian menanyakan RPP guru, kemudian mengoreksi dengan menyampaikan ini salah dan seharusnya begini.
Pelaksanaa supervisi mirip di atas yakni cara supervisi yang konvensional. Ini bukan berarti bahwa dilarang menunjukkan kesalahan, dan harus ditunjukkan, akan tetapi bagaimana cara supervisor mengkomunikasikan apa yang dimaksudkan sehingga para guru menyadari bahwa mereka harus memperbaiki kekurangan bukan menyalahkan mereka.
Para guru dengan terbuka dan bahagia hati mendapatkan bahwa ada yang harus diperbaiki. Caranya harus secara taktis pedagogis, andragogis dengan menerapkan prinsip-prinsip supervisi yang tepat. Komunikasi perlu dibangun dari sisi keberhasilan guru untuk membantu perbaikan kelemahan guru.
2. Model Supervisi Ilmiah
Model supervisi ilmiah yakni supervisi yang dilaksanakan bersifat ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Dilaksanakan secara berencana dan kontinu;
Sistematis dan memakai mekanisme serta teknik tertentu;
Menggunakan instrumen pengumpulan data;
Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.
Model supervisi ilmiah ini, menyerupai metode ilmiah yang sering dilakukan dalam penelitian.
Supervisi dilakukan dengan planning yang matang dengan urutan atau langkah-langkah yang sistematis dengan memakai instrument yang telah di susun kemudian diberikan kepada penerima didik untuk di isi. Instrumen dikumpulkan kemudian di olah oleh supervisor jadinya diberikan kepada guru sebagai balikan terhadap penampilan mereka dalam pembelajaran.
Baca juga : Metode dan Prinsip Supervisi Manajerial
3. Model Supervisi Klinis
Supervisi klinis yakni bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar guru dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat wacana penampilan mengajar yang nyata, serta bentujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis menyerupai klien dengan dokter, klien membutuhkan dokter kemudian tiba menemuinya untuk mengobati penyakitnya.
Dalam hal ini guru yang secara terbuka meminta pengawas atau kepala sekolah untuk membantu mengatasi problem dalam proses pembelajaran sehingga mereka bersepakat wacana aspek yang harus diamati supervisor dan waktu pelaksanaanya, artinya inisiatif muncul dari guru sebab merasa perlu derma dari spesialis atau yang sanggup membantu dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Supervisi klinis yakni proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laris rnengajar yang kasatmata dengan tingkah laris mengajar yang ideal.
4. Model Supervisi Artistik
Dari sisi pengajaran supervisi sanggup diartikan suatu pengetahuan knowledge) , keterampilan (skil) dan juga suatu kiat/seni (art) dalam membantu guru. Supervisi itu menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the thers), bekerja melalui orang lain (working through the others).
Dalam kekerabatan bekerja dengan orang lain maka suatu rantai kekerabatan kemanusiaan yakni unsur utama. Hubungan insan sanggup tercipta jikalau ada kerelaan untuk mendapatkan orang lain sebagaimana adanya. Hubungan itu sanggup tercipta jikalau ada unsur kepercayaan. Saling percaya saling engerti, saling menghormati, saling mengakui, saling mendapatkan seseorang ebagaimana adanya.
Model supervisi artistic yakni model supervisi yang dilakukan supervisor dengan kreasi atau seni tertentu sehingga elaksanaan supervisi tersebut semakin baik dalam membantu keprofesionalan guru.
Dalam implementasinya dilapangan model supervisi ini masih sanggup dijabarkan ke dalam bentuk yang lebih rinci dan terkait dengan pendekatan, metode, teknik dan juga dipengaruhi oleh style supervisor.
Pengawas sekolah dan kepala sekolah sanggup mempertimbangkan model mana yang paling sempurna atau sesuai dilakukan disekolah masing-masing dengan selalu mengingat bahwa supervisi yakni derma yang diberikan kepada guru semoga mereka lebih professional dalam melaksanakan tugasnya. Semoga.
Bahan Bacaan
Hahjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sehertian, A. Piet. (1987). Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Belum ada Komentar untuk "✔ Mengenal Model- Model Supervisi Akademik"
Posting Komentar