✔ Teknik Dan Alat Pengumpulan Data Dalam Ptk
Pada penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif maupun data kuantitatif diharapkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi pada kinerja guru, hasil mencar ilmu akseptor didik, perubahan kinerja akseptor didik, dan perubahan suasana kelas.
Secara umum, ada dua macam teknik pengumpulan data PTK, yaitu secara kualitatif (berdasarkan pengalaman) dan secara kuantitatif (berdasarkan jumlah).
Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam PTK yaitu secara kualitatif yang terdiri dari 3 macam yaitu:
A. Teknik Melalui Observasi.
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara pribadi maupun tidak pribadi terhadap hal-hal yang diamati dan mencatatnya . Alat pengumpul data nya (instrument) disebut lembar observasi. Adapun jenisnya sebagai berikut:
1.Observasi partisipan (participant observation).
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.Sambil melaksanakan pengamatan, peneliti ikut melaksanakan apa yang dikerjakan oleh subyek peneltian .
Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan hingga mengetahui apa tingkat makna dari setiap sikap yang nampak. Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti didalam kelasnya. Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasilpengamatannya secara sistematis.
2.Observasi non-partisipan (non-participant nbservation)
Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung, penelitihanya mencatat, menganalisis, dan menciptakan kesimpulan perihal sikap objek yang diteliti. Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan mendapat data yang akurat alasannya yaitu peniliti tidak mengalami secara pribadi apa yang dirasakan oleh objek penelitiannya.
Contohnya, seorang guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di dalam kelas tersebut.
3.Observasi terstruktur
Observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, perihal apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan niscaya variable apa yang akan diamati
4.Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis perihal apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan alasannya yaitu peneliti tidak tahu niscaya perihal apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunaklan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
5.Observasi terbuka
Observasi terbuka merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya saat melaksanakan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi saat kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai materi observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan balasannya dibentuk kesimpulan.
6.Observasi terfokus,
Observasi terfokus dilakukan apabila peneliti ingin mencari data denganmenfokuskan duduk perkara yang akan ditelitinya, contohnya peneliti ingin mengumpulkan data perihal contoh interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya guru.
7.Observasi Sistematik,
Observasi sistemik cenderung memakai skala yang intinya yaitu hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan memakai skala akan sangat menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.
B. Teknik Pengumpulan data melalui wawancara, angket, skala sikap, atau tes.
Alat yang digunakan yaitu pertanyaan oleh peneliti yang telah disusun pada lembar wawancara, angket, lembar skala sikap atau butir tes.
1. Wawancara,
wawancara yaitu percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh iinformasi dari terwawancara, narasumberatau informan.
Ada beberapa jenis atau bentuk wawancara, diantaranya :
a.Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan materi wawancara/pertanyaan.
b.Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah disiapkan terlebih dahulu, tetapi menunjukkan keleluasaan untuk tidak pribadi terfokus kepada bahasan atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara itu berlangsung.
c.Wawancara tidak terstruktur ialah bentuk wawancara dimana prakarsauntuk menentukan topik bahasan diambil oleh orangyang diwawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung, pewawancara sanggup mengarahkan biar informan sanggup menerangkan, mengelaborasi, atau mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas.
d.Wawancara informal yaitu jenis percakapan bebas yang memungkinkan interviewer untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan duduk perkara yangakan ditelitinya.
e.Wawancara formal berstruktur yaitu jenis wawancara yang dalam pelaksanaannya memakai format wawancara yang terstruktur, jadi guru sanggup menanyakan pertanyaan yang sama kepada responden.
2. Angket atau kuesioner
Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak pribadi (peneliti tidak pribadi bertanya jawab dengan responden). Instrumentpengumpul datanya juga disebut dengan angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Ada beberapa jenis angket yang dapat digunakan
a.Angket tidak berstruktur (terbuka) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden sanggup menunjukkan jawaban bebas sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Jawaban bebas disini maksudnya yaitu uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan setiap item pada angket.
Contoh pertanyaan angket terbuka “Bagaimana pendapat anda mengenai proses pembelajaran ?”
b.Angket berstruktur (tertutup) ialah jenis angket yang sehabis rumusan pertanyaannya sudah disediakan alternatif jawaban yang sanggup dipilih oleh responden. Angket berstruktur dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : angket berstruktur dengan pertanyaan tertutup ialah angket yang telah menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih responden tanpa kemungkinan jawaban lain.
Contohnya “Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung tadi?” a. sangat baik b. baik c. cukup d. kurang e. sangat kurang
Angket berstruktur dengan pertanyaan terbuka merupakan jenis pertanyaan angket yang juga termasuk kedalam angket tertutup, maksudnya alternatif jawabannya berbentuk pilihan ganda tetapi peneliti berasumsi dari jawaban yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan mungkin tidak ada jawaban yang sesuai atau tepat, sehingga responden perlu diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain yang lebih tepat.
Contoh : Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
Pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran yang humoris
Pembelajaran yang santai
Pembelajaran yang komunikatif
Angket berstruktur dengan jawaban singkat, angket jenis ini merupakan adonan atau kombinasi antara angket tidak berstruktur dengan angket berstruktur. Contoh “Bagaimana pendapat kalian perihal penjelasan materi yang disampaikan oleh guru?”
c.Jenis angket menurut bentuknya, antara lain :
Angket pilihan ganda (sama dengan angket tertutup), angket isian, menyerupai angket tercheck list/ daftar cek, sehingga responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai
3. Skala,
Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subyek, obyek, atau tingkah laris dengan tujuan mengukur sifat, nilai-nilai, dan minat. Ada beberapa jenis skala sikap yang sanggup digunakan dalam penelitian, diantaranya skala Likert, skala Guttman, skala Thurstone, skala perbedaan makna (semantic defferential scale), dan rating scale.
4. Tes
Tes yaitu sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis (prestasi, hasil belajar, minat, bakat, sikap, dan lainlain). Berkaitan dengan tes sebagai instrument PTK, tes sanggup dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a.Tes Lisan (Oral Test). Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara ekspresi dan yang berafiliasi dengan duduk perkara PTK.
b.Tes Tertulis (Writing Test). Tes ini terdiri dari pertanyaan yang berbentuk tertulis. Te tertulis mempunyai bentuk yang sama dengan angket, tetapi keduanya mempunyai fungsi yang berbeda yaitu tes tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan perihal suatu konsep atau kinerja, sedangkan angket berfungsi untuk mengetahui pendapat dan sikap seseorang. Tes tertulis terdiri dari dua bentuk, yaitu : tes essay atau uraian dan tes obyektif .
C.Pengumpulan Data Melalui Pembuatan dan Pemanfaatan Catatan
Teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan ini mencakup pembuatan catatan dan pemanfaatan segala hal yang sanggup dikumpulkan oleh guru baik tertulis maupun tidak tertulis, antara lain:
a. Dokumen Arsip
Dokumen mempunyai arti barang-barang tertulis. Kaprikornus dalam pengumpulan data dengan memakai dokumen arsip, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis yang sanggup digunakan untuk memperoleh wawasan insiden masa lalu, mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan perihal sesuatu menyerupai yang sanggup diamati sekarang. Misalnya daftar hadir perserta, nilai yang pernah diperoleh, biodata, catatan akseptor didik dan lain-lain.
b. Catatan Harian
Catatan harian (diaries) yaitu catatan pribadi perihal pengamatan, perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan penjelasan.
Catatan tidak hanya melaporkan insiden kiprah sehari-hari, melainkan juga mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi dalam penelitian tindakan kelas. Kejadian khusus, percakapan, introspeksi perasaan, sikap, motivasi, pemahaman waktu bereaksi terhadap sesuatu, dan kondisi akan membantu merekonstruksi apa yang terjadi waktu itu
c. Catatan Lapangan
Yang dimaksud Catatan lapangan (field notes) dalam penelitian yaitu bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai perihal proses apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian, ditulis secara deskriptif dan reflektif.
Catatan lapangan ini dibentuk oleh peneliti atau kawan peneliti yang melaksanakan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.
Berbagai hasil pengamatan perihal aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya sanggup dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK.
d. Jurnal
Jurnal Harian yaitu salah satu format yang merupakan modifikasi catatan lapangan (field notes) yang sanggup dimanfaatkan oleh guru yang merangkap fungsi sebagai pelaku tindakan perbaikan dan pengamat dengan hasil yang menjanjikan.
Sebagaimana telah dikemukakan jurnal harian merupakan semacam catatan harian sehinggga sanggup berfungsi sebagai rekaman pengamatan yang sangat efektif. Jurnal harian merupakan alat bantu yang lebih sederhana yang sangat mudah namun jugacukup produktif, sehingga cocok digunakan oleh pengamat yang juga sekaligus pelaku tindakan.
e. Peta (Map)
Peta daerah duduk akseptor didik dalam kelas maupun letak peralatan dalam kelas sangat membantu guru yang gres pertama kalinya masuk ke kelas itu. Peta menunjukkan wawasan konseptual dengan alat untuk melaksanakan refleksi dengan cara berpikir kembali mengenai keadaan kelas.
f. Rekaman Foto, Slide, Tape, dan Video
Rekaman foto, slide, tape, dan video merupakan sumber data tidak tertulis yang sanggup membantu guru dalam memantau kegiatannya di kelas sehingga peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas.
Alat-alat elektronik ini berfungsi untuk menangkap suasana kelas, detail perihal peristiwaperistiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu sehingga sanggup digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan, apabila memungkinkan
g. Artifak
Kelas juga kaya akan artifak, yaitu sumber data tertulis atau berupa visual yang sanggup menunjukkan donasi pada pemahaman peneliti mengenai apa yang terjadi di kelas dan sekolah. Misalnya, penggunaan autentik asesmen berupa portofolio, menunjukkan kesempatan pada guru untuk memperoleh sampel pekerjan akseptor didik selama periode waktu tertentu.
Baca juga: Sistematika Laporan PTK
Untuk mendapat data yang akurat perlu digunakan alat pengumpul data yang disebut dengan instrument. Syarat sebuah instrument dalam PTK harus mempunyai validitas dan reliabelitas. Instrumen yang mempunyai validitas yaitu instrument yang bisa dengan sempurna mengukur apa yang hendak/seharusnya di ukur.
Misalnya, bila hendak mengukur minat akseptor didik maka peneliti harus menyiapkan instrument untuk mengukur minat, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat akseptor didik.
Reliabilitas menyangkut akurasi dan konsistensi alat pengumpul data. Apabila instrument berubah-ubah maka instrument tersebut tida sanggup dipercaya. Misalnya tes yang digunakan hari ini tidak akan berubah bila digunakan pada ahad berikutnya( nilai kelompok yang menjawab tes tidak berbeda jauh)
D. Cara biar instrument pada PTK mempunyai validitas
Menurut Lather (Supardi, 2006) ada bebrapa seni administrasi yang digunakan
1. Face validity (validitas muka) , setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek/menilai/memutuskan validitas suatu instrument dan data dalam proses kerja sama dalam penelitian tindakan
2. Triangulation (Triangulasi) , yaitu memakai banyak sekali sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian
3. Critical Reflektion (refleksi kritis) yaitu setiap tahap siklus tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman.
4.Catalytic validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong adaya perubahan.
Selain cara di atas Untuk menguji validitas instrumen, ada tiga komponen yang harus dilakukan, yaitu:
1.Pengujian validitas Kontruksi
Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandasan teori selanjutnya didiskusikan dengan hebat minimal tiga orang. Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30 responden dari populasi yang akan dipakai. Setelah data ditabulasikan maka uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengorelasikan antar skor item instrumen
2.Pengujian Validitas Isi
Untuk instrumen dalam bentuk tes, pengujian validitas isi sanggup dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Untuk instrumen dalam bentuk non tes, sanggup dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan rancangan atau kegiatan yang telah disiapkan.
3.Pengujian Validitas Eksternal
Pengujian validitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
E. Cara agar instrument pada PTK mempunyai reliabilitas
Pengujiannya sanggup dilakukan secara internal dan eksternal. Pengujian secara internal yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Sedangkan pengujian secara eksternal sanggup dilakukan dengan test-retest.
1. Konsistensi Butir
Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataannya ekuivalen. Mislanya: “Berapa tahun usia anda?” yaitu sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?” Lakukan pengujian dua instrumen ini pada responden dan waktu yang sama, tetapi sekali saja. Selanjutnya korelasikan data dari kedua instrumen itu. Bila korelasinya positif dan signifikan, maka instrumen dinyatakan reliabel.
2. Test-Retest
Cara ini yaitu dengan mencobakan instrumen beberapa kali kepada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien hubungan antara percobaan dan berikutnya. Bila koefisien hubungan positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.
Bahan bacaan:
Secara umum, ada dua macam teknik pengumpulan data PTK, yaitu secara kualitatif (berdasarkan pengalaman) dan secara kuantitatif (berdasarkan jumlah).
Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam PTK yaitu secara kualitatif yang terdiri dari 3 macam yaitu:
A. Teknik Melalui Observasi.
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara pribadi maupun tidak pribadi terhadap hal-hal yang diamati dan mencatatnya . Alat pengumpul data nya (instrument) disebut lembar observasi. Adapun jenisnya sebagai berikut:
1.Observasi partisipan (participant observation).
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.Sambil melaksanakan pengamatan, peneliti ikut melaksanakan apa yang dikerjakan oleh subyek peneltian .
Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan hingga mengetahui apa tingkat makna dari setiap sikap yang nampak. Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti didalam kelasnya. Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasilpengamatannya secara sistematis.
2.Observasi non-partisipan (non-participant nbservation)
Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung, penelitihanya mencatat, menganalisis, dan menciptakan kesimpulan perihal sikap objek yang diteliti. Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan mendapat data yang akurat alasannya yaitu peniliti tidak mengalami secara pribadi apa yang dirasakan oleh objek penelitiannya.
Contohnya, seorang guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di dalam kelas tersebut.
3.Observasi terstruktur
Observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, perihal apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan niscaya variable apa yang akan diamati
4.Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis perihal apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan alasannya yaitu peneliti tidak tahu niscaya perihal apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunaklan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
5.Observasi terbuka
Observasi terbuka merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya saat melaksanakan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi saat kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai materi observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan balasannya dibentuk kesimpulan.
6.Observasi terfokus,
Observasi terfokus dilakukan apabila peneliti ingin mencari data denganmenfokuskan duduk perkara yang akan ditelitinya, contohnya peneliti ingin mengumpulkan data perihal contoh interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya guru.
7.Observasi Sistematik,
Observasi sistemik cenderung memakai skala yang intinya yaitu hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan memakai skala akan sangat menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.
B. Teknik Pengumpulan data melalui wawancara, angket, skala sikap, atau tes.
Alat yang digunakan yaitu pertanyaan oleh peneliti yang telah disusun pada lembar wawancara, angket, lembar skala sikap atau butir tes.
1. Wawancara,
wawancara yaitu percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh iinformasi dari terwawancara, narasumberatau informan.
Ada beberapa jenis atau bentuk wawancara, diantaranya :
a.Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan materi wawancara/pertanyaan.
b.Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah disiapkan terlebih dahulu, tetapi menunjukkan keleluasaan untuk tidak pribadi terfokus kepada bahasan atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara itu berlangsung.
c.Wawancara tidak terstruktur ialah bentuk wawancara dimana prakarsauntuk menentukan topik bahasan diambil oleh orangyang diwawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung, pewawancara sanggup mengarahkan biar informan sanggup menerangkan, mengelaborasi, atau mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas.
d.Wawancara informal yaitu jenis percakapan bebas yang memungkinkan interviewer untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan duduk perkara yangakan ditelitinya.
e.Wawancara formal berstruktur yaitu jenis wawancara yang dalam pelaksanaannya memakai format wawancara yang terstruktur, jadi guru sanggup menanyakan pertanyaan yang sama kepada responden.
2. Angket atau kuesioner
Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak pribadi (peneliti tidak pribadi bertanya jawab dengan responden). Instrumentpengumpul datanya juga disebut dengan angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Ada beberapa jenis angket yang dapat digunakan
a.Angket tidak berstruktur (terbuka) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden sanggup menunjukkan jawaban bebas sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Jawaban bebas disini maksudnya yaitu uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan setiap item pada angket.
Contoh pertanyaan angket terbuka “Bagaimana pendapat anda mengenai proses pembelajaran ?”
b.Angket berstruktur (tertutup) ialah jenis angket yang sehabis rumusan pertanyaannya sudah disediakan alternatif jawaban yang sanggup dipilih oleh responden. Angket berstruktur dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : angket berstruktur dengan pertanyaan tertutup ialah angket yang telah menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih responden tanpa kemungkinan jawaban lain.
Contohnya “Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung tadi?” a. sangat baik b. baik c. cukup d. kurang e. sangat kurang
Angket berstruktur dengan pertanyaan terbuka merupakan jenis pertanyaan angket yang juga termasuk kedalam angket tertutup, maksudnya alternatif jawabannya berbentuk pilihan ganda tetapi peneliti berasumsi dari jawaban yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan mungkin tidak ada jawaban yang sesuai atau tepat, sehingga responden perlu diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain yang lebih tepat.
Contoh : Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
Pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran yang humoris
Pembelajaran yang santai
Pembelajaran yang komunikatif
Angket berstruktur dengan jawaban singkat, angket jenis ini merupakan adonan atau kombinasi antara angket tidak berstruktur dengan angket berstruktur. Contoh “Bagaimana pendapat kalian perihal penjelasan materi yang disampaikan oleh guru?”
c.Jenis angket menurut bentuknya, antara lain :
Angket pilihan ganda (sama dengan angket tertutup), angket isian, menyerupai angket tercheck list/ daftar cek, sehingga responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai
3. Skala,
Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subyek, obyek, atau tingkah laris dengan tujuan mengukur sifat, nilai-nilai, dan minat. Ada beberapa jenis skala sikap yang sanggup digunakan dalam penelitian, diantaranya skala Likert, skala Guttman, skala Thurstone, skala perbedaan makna (semantic defferential scale), dan rating scale.
4. Tes
Tes yaitu sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis (prestasi, hasil belajar, minat, bakat, sikap, dan lainlain). Berkaitan dengan tes sebagai instrument PTK, tes sanggup dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a.Tes Lisan (Oral Test). Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara ekspresi dan yang berafiliasi dengan duduk perkara PTK.
b.Tes Tertulis (Writing Test). Tes ini terdiri dari pertanyaan yang berbentuk tertulis. Te tertulis mempunyai bentuk yang sama dengan angket, tetapi keduanya mempunyai fungsi yang berbeda yaitu tes tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan perihal suatu konsep atau kinerja, sedangkan angket berfungsi untuk mengetahui pendapat dan sikap seseorang. Tes tertulis terdiri dari dua bentuk, yaitu : tes essay atau uraian dan tes obyektif .
C.Pengumpulan Data Melalui Pembuatan dan Pemanfaatan Catatan
Teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan ini mencakup pembuatan catatan dan pemanfaatan segala hal yang sanggup dikumpulkan oleh guru baik tertulis maupun tidak tertulis, antara lain:
a. Dokumen Arsip
Dokumen mempunyai arti barang-barang tertulis. Kaprikornus dalam pengumpulan data dengan memakai dokumen arsip, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis yang sanggup digunakan untuk memperoleh wawasan insiden masa lalu, mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan perihal sesuatu menyerupai yang sanggup diamati sekarang. Misalnya daftar hadir perserta, nilai yang pernah diperoleh, biodata, catatan akseptor didik dan lain-lain.
b. Catatan Harian
Catatan harian (diaries) yaitu catatan pribadi perihal pengamatan, perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan penjelasan.
Catatan tidak hanya melaporkan insiden kiprah sehari-hari, melainkan juga mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi dalam penelitian tindakan kelas. Kejadian khusus, percakapan, introspeksi perasaan, sikap, motivasi, pemahaman waktu bereaksi terhadap sesuatu, dan kondisi akan membantu merekonstruksi apa yang terjadi waktu itu
c. Catatan Lapangan
Yang dimaksud Catatan lapangan (field notes) dalam penelitian yaitu bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai perihal proses apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian, ditulis secara deskriptif dan reflektif.
Catatan lapangan ini dibentuk oleh peneliti atau kawan peneliti yang melaksanakan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.
Berbagai hasil pengamatan perihal aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya sanggup dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK.
d. Jurnal
Jurnal Harian yaitu salah satu format yang merupakan modifikasi catatan lapangan (field notes) yang sanggup dimanfaatkan oleh guru yang merangkap fungsi sebagai pelaku tindakan perbaikan dan pengamat dengan hasil yang menjanjikan.
Sebagaimana telah dikemukakan jurnal harian merupakan semacam catatan harian sehinggga sanggup berfungsi sebagai rekaman pengamatan yang sangat efektif. Jurnal harian merupakan alat bantu yang lebih sederhana yang sangat mudah namun jugacukup produktif, sehingga cocok digunakan oleh pengamat yang juga sekaligus pelaku tindakan.
e. Peta (Map)
Peta daerah duduk akseptor didik dalam kelas maupun letak peralatan dalam kelas sangat membantu guru yang gres pertama kalinya masuk ke kelas itu. Peta menunjukkan wawasan konseptual dengan alat untuk melaksanakan refleksi dengan cara berpikir kembali mengenai keadaan kelas.
f. Rekaman Foto, Slide, Tape, dan Video
Rekaman foto, slide, tape, dan video merupakan sumber data tidak tertulis yang sanggup membantu guru dalam memantau kegiatannya di kelas sehingga peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas.
Alat-alat elektronik ini berfungsi untuk menangkap suasana kelas, detail perihal peristiwaperistiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu sehingga sanggup digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan, apabila memungkinkan
g. Artifak
Kelas juga kaya akan artifak, yaitu sumber data tertulis atau berupa visual yang sanggup menunjukkan donasi pada pemahaman peneliti mengenai apa yang terjadi di kelas dan sekolah. Misalnya, penggunaan autentik asesmen berupa portofolio, menunjukkan kesempatan pada guru untuk memperoleh sampel pekerjan akseptor didik selama periode waktu tertentu.
Baca juga: Sistematika Laporan PTK
Untuk mendapat data yang akurat perlu digunakan alat pengumpul data yang disebut dengan instrument. Syarat sebuah instrument dalam PTK harus mempunyai validitas dan reliabelitas. Instrumen yang mempunyai validitas yaitu instrument yang bisa dengan sempurna mengukur apa yang hendak/seharusnya di ukur.
Misalnya, bila hendak mengukur minat akseptor didik maka peneliti harus menyiapkan instrument untuk mengukur minat, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat akseptor didik.
Reliabilitas menyangkut akurasi dan konsistensi alat pengumpul data. Apabila instrument berubah-ubah maka instrument tersebut tida sanggup dipercaya. Misalnya tes yang digunakan hari ini tidak akan berubah bila digunakan pada ahad berikutnya( nilai kelompok yang menjawab tes tidak berbeda jauh)
D. Cara biar instrument pada PTK mempunyai validitas
Menurut Lather (Supardi, 2006) ada bebrapa seni administrasi yang digunakan
1. Face validity (validitas muka) , setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek/menilai/memutuskan validitas suatu instrument dan data dalam proses kerja sama dalam penelitian tindakan
2. Triangulation (Triangulasi) , yaitu memakai banyak sekali sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian
3. Critical Reflektion (refleksi kritis) yaitu setiap tahap siklus tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman.
4.Catalytic validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong adaya perubahan.
Selain cara di atas Untuk menguji validitas instrumen, ada tiga komponen yang harus dilakukan, yaitu:
1.Pengujian validitas Kontruksi
Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandasan teori selanjutnya didiskusikan dengan hebat minimal tiga orang. Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30 responden dari populasi yang akan dipakai. Setelah data ditabulasikan maka uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengorelasikan antar skor item instrumen
2.Pengujian Validitas Isi
Untuk instrumen dalam bentuk tes, pengujian validitas isi sanggup dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Untuk instrumen dalam bentuk non tes, sanggup dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan rancangan atau kegiatan yang telah disiapkan.
3.Pengujian Validitas Eksternal
Pengujian validitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
E. Cara agar instrument pada PTK mempunyai reliabilitas
Pengujiannya sanggup dilakukan secara internal dan eksternal. Pengujian secara internal yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Sedangkan pengujian secara eksternal sanggup dilakukan dengan test-retest.
1. Konsistensi Butir
Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataannya ekuivalen. Mislanya: “Berapa tahun usia anda?” yaitu sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?” Lakukan pengujian dua instrumen ini pada responden dan waktu yang sama, tetapi sekali saja. Selanjutnya korelasikan data dari kedua instrumen itu. Bila korelasinya positif dan signifikan, maka instrumen dinyatakan reliabel.
2. Test-Retest
Cara ini yaitu dengan mencobakan instrumen beberapa kali kepada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien hubungan antara percobaan dan berikutnya. Bila koefisien hubungan positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.
Bahan bacaan:
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Belum ada Komentar untuk "✔ Teknik Dan Alat Pengumpulan Data Dalam Ptk"
Posting Komentar