✔ Konsep, Metode Dan Prinsip Supervisi Manajerial

Supervisi manajerial yakni supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait  dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas sekolah yang mencakup: perencanaan , koordinasi, pelaksanaan , penilaian , pengembangan kompetensi sumberdaya manusia(SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. 

Untuk sanggup melaksanakan supervisi manajerial dengan baik maka pengawas sekolah berperan sebagai : 1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, 2) asesor dalam mengindentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah, 3) sentra informasi pengembangan mutu sekolah, 4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan. 

Sasaran pengawasan manajerial yakni tenaga kependidikan yang ada disekolah yaitu kepala sekolah, tenaga administrasi, kepala laboratorium, kepala perpustakaan dan tenaga kependidikan lainnya. 

BACA JUGA: TEKNIK SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH 


A. Metode Supervisi Manajerial


Untuk sanggup melaksanakan supervisi manajerial maka pengawas sekolah perlu menguasai metode dan prinsip-prinsip sehingga sanggup berdampak untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Adapun jenis metode dalam supervisi manajerial yakni sebagai berikut:

1. Monitoring dan penilaian

Monitoring dan penilaian (monev) sering disamakan dan dua istilah yang saling berkaitan. Namun kalau dilihat dari tujuan dan pelaksanaan mempunyai perbedaan. 

Monitoring yakni suatu acara untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar  yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program. 

Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama jadwal berjalan dan lebih bersifat klinis. Mulai dari awal sampai final pelaksanaan jadwal perlu dilakukan monitoring. Melalui monitoring, sanggup diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak tertentu yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Dengan kata lain monitoring ditujukan untuk memastikan apakah proses pelaksanaan sebuah jadwal terealisasi berdasarkan semestinya. 

Aspek-aspek yang dicermati dalam monitoring yakni hal-hal yang dikembangan dan dijalankan dalam RKS/RKJM, RKT/RKAS dan KTSP dan jadwal lain yang disusun/rencanakan sekolah diawal tahun. Agar sanggup melaksanakan monitoring ini dengan baik maka pengawas sekolah harus menyusun instrumen yang memuat semua indikator yang hendak diamati 

2. Evaluasi

Kegiatan penilaian untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan/target yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dengan kata lain penilaian yakni untuk mengetahui kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan suatu sekolah’. Maka, paling sempurna penilaian dilaksnakan diakhir sebuah jadwal sedangkan monitoring dari awal sampai final pelaksanaan sebuah program.

Adapun tujuan dilakukan penilaian yakni untuk : 1) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, 2) mengetahui keberhasilan program, 3) mendapat bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan 4) menunjukkan penilaian (judgement) terhadap Sekolah.

3. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion) 


Metode Focused Group Discussion (FGD) yakni metode yang dilakukan pengawas sekolah untuk memberikan data-data /temuan hasil monitoring kepada pihak sekolah terutama kepala sekolah, komite Sekolah dan guru. 

Dalam kesempatan tersebut secara bahu-membahu pihak Sekolah sanggup melaksanakan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan. Diskusi kelompok terfokus, sanggup dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan dan akad dengan sekolah. 

Tujuan utama Focused Group Discussion yakni untuk menyatukan sudut pandang stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta memilih langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan ditempuh untuk memajukan sekolah. 

Dalam acara Focused Group Discussion pengawas sekolah sanggup berperan sebagai fasilitator atau menjadi narasumber apabila diperlukan, untuk menunjukkan masukan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. 

Agar FGD sanggup berjalan efektif, maka diharapkan langkah-langkah sebagai berikut: 

a. Sebelum FGD dilaksanakan, semua akseptor sudah mengetahui maksud diskusi serta permasalahan yang akan dibahas. 

b. Peserta FGD hendaknya mewakili aneka macam unsur, sehingga diperoleh pibu/bapangan yang berragam dan komprehensif. 

c. Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran/ibu/bapak akseptor dari sudut pandang masing-masing unsur. 

d.Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan ajuan atau sudut pandang semua pihak. 

e. Pimpinan FGD hendaknya bisa mengontrol waktu secara efektif, dan mengarahkan pembicaraan biar tetap fokus pada permasalahan. 


Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau kesepakatan, maka sanggup dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diharapkan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati. 

4. Metode Delphi


Metode Delphi yakni metode yang dipakai pengawas sekolah yang melibatkan banyak pihak dalam mengambil suatu keputusan penting. Misalnya pengawas sekolah dalam membantu pihak sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Karena rumusan visi, misi dan tujuan harus dibentuk dengan terang dan realistis yang digali dari kondisi sekolah, akseptor didik, potensi daerah, serta pibu/bapangan seluruh stakeholder. 

Langkah-langkah penggunaan metode ini adala sebagai berikut : 

a. Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami problem dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan Sekolah; 

b. Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/identitas; 

c. Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan menciptakan daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang beropini sama. 

d. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari aneka macam pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya. 

 Mengumpulkan kembali urutan prioritas berdasarkan peserta, dan memberikan hasil final prioritas keputusan dari seluruh akseptor yang dimintai pendapatnya. 

5. Metode Workshop


Workshop atau lokakarya yakni metode supervisi manajerial yang bersifat kelompok dan sanggup melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah, komite sekolah dan tenaga manajemen dari sekolah yang berbeda. 

Penyelenggaraan workshop diubahsuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan sanggup diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Misalnya , pengawas sanggup mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop ihwal penyusunan RKS, pengembangan KTSP, sistem administrasi, kiprah serta masyarakat, sistem penilaian dan sebagainya. 

Agar pelaksanaan workshop berjalan efektif, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. 

Menentukan materi atau substansi yang akan dibahas dalam workshop.Materi workshop biasanya terkait dengan sesuatu yang bersifat praktis, walaupun tidak terlepas dari kajian teori yang diharapkan sebagai acuannya. 

Menentukan peserta. Peserta workshop hendaknya mereka yang terkait dengan materi yang dibahas. 

Menentukan nara sumber /penyaji yang mempunyai kompetensi dari segi materi maupun presentasi, dengan mempersiapkan bahan/tugas yang harus di kerjakan peserta. 

Mempersiapkan sarana dan akomodasi yang cukup serta mempertimbangkan ketersediaan waktu. 

B. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial 

Agar pelaksanaan supervisi manajerial sanggup mencapai tujuan yang diharapkan , pengawas sekolah perlu memahami prinsip-prinsip supervisi manajerial sebagai berikut: 

Menghidari sifat otoriter. Pengawas sekolah dihentikan bertindak sebagai atasan dan kepala Sekolah/guru sebagai bawahan. 

Menciptakan kekerabatan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan bersifat informal 

Berkesinambungan. Supervisi manajerial dilakukan secara berkesinambungan bukan tugas  bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu bila ada kesempatan 

Demokratis. Supervisor dihentikan mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis yakni aktif dan kooperatif. 

Integral.  Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat majemuk sistem sikap yang tidak terpisahkan satu sama lain dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan; 

Komprehensif. Program supervisi harus meliputi keseluruhan aspek, sebab hakikatnya suatu aspek niscaya terkait dengan aspek lainnya. 

Konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan kepala Sekolah/ guru. 

Obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan jadwal supervisi harus obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan jadwal berarti bahwa jadwal supervisi itu harus disusun berdasarkan problem dan kebutuhan faktual yang dihadapi Sekolah. 

Dengan memahami metode dan prinsip supervisi manajerial maka pengawas sekolah akan lebih kompeten dalam melaksanakan tugasnya yaitu membantu para kepala sekolah dalam mengelola sekolah sehingga sekolah semakin kodunsif dan sanggup mencapai tujuan atau mutu yang ditargetkan. 


Tentunya pengawas sekolah dihentikan lupa akan instrumen yang dipakai dalam melaksanakan acara supervisi, dan selalu perpedoman kepada jadwal yang telah disusun, jadwal tahunan, jadwal semester dan Rencana Pengawasan Manajerial (RPM). Semoga 


Bahan Bacaan:
Depdiknas. 2009.  Bahan Belajar Mandiri MKPS.  Jakatrta: Direktorat Jenderal PMPTK


Belum ada Komentar untuk "✔ Konsep, Metode Dan Prinsip Supervisi Manajerial"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel