✔ Konsep Dan Langkah-Langkah Menyusun Soal Hots


1. Pengertian Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)
     
Soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan alat ukur (soal) yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan akseptor didik untuk memecahkan problem (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).

Dari dimensi pengetahuan, soal HOTS tidak sekedar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja tetapi hingga ke dimensi metakognitif, yang menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah, menentukan seni administrasi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen, dan mengambil keputusan yang tepat.

Oleh alasannya yakni itu dalam menciptakan soal HOTS guru perlu mempertimbangkan dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom (edisi revisi oleh Anderson & Krathwohl, 2001), yang terdiri atas kemampuan: mengetahui (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis , mengevaluasi , dan mengkreasi.

Apabila kita merumuskan indikator soal HOTS, perlu diperhatikan proses berfikir apa yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan yang kita buat. Misalnya, kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) bila digunakan untuk menentukan keputusan yang didahului proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu akseptor didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. 

Bahkan kata kerja ‘menentukan’dapat digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun seni administrasi pemecahan problem baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir yang kita harapkan dari akseptor didik.

Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya memakai stimulus yang bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus sanggup bersumber dari isu-isu global menyerupai problem teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

2. Karakteristik Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)

 Karakteristik soal-soal HOTS sanggup digambarkan oleh hal berikut:
a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan problem (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).

b. Berbasis permasalahan kontekstual. Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana akseptor didik diharapkan sanggup menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menuntaskan masalah.

c. Menggunakan bentuk soal bermacam-macam . Bentuk-bentuk soal yang bermacam-macam dalam sebuah perangkat tes, bertujuan biar sanggup memperlihatkan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh wacana kemampuan akseptor tes.

BACA JUGA: PENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013

Soal-soal HOTS mengukur kemampuan :
1) Transfer engetahuan satu konteks ke konteks lainnya
2) Memproses dan menerapkan informasi
3) Mencari kaitan dari aneka macam informasi yang berbeda-beda
4) Menggunakan informasi untuk menuntaskan masalah
5) Menelaah wangsit dan informasi secara kritis

3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan soal HOTS

a. Harus ada stimulus sanggup berupa wacana, illustrasi , gambar, tabel data, grafik, informasi diagram dll. Yang menarik
b. Sitimulus sangat dianjurkan diambil dari konteks dunia nyata dan bersifat kebaruan
c. Pernyataan yang diberikan menuntut pertanyaan logis, kritis, meta kognisi dan kreatif
d. Tetap berlaku kaidah penulisan soal pilihan ganda, uraian dan isian
e. Soal HOTS harus kontekstual yaitu sesuai dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari atau otentik. Ruang lingkup stimulus /konteks seperti: kesehatan, pendidikan/moral, pekerjaan, sumberdaya alam, lingkungan hidup, musibah atau pemanfaatan alam dan teknologi.

            Tabel dibawah ini memperlihatkan ciri level soal yang disusun guru:

Level 1 (LOTS)
Level 2(MOTS)
Level 3(HOTS)
1.Menanyakan wacana teori/rumus
2.Menanyakan pemahaman dasar wacana data/ tabel /grafik/visual
3.Pengertian istilah-istilah atau nama-nama
4.Menanyakan Pemahaman konsep
5.Menanyakan Isi defenisi
1.Pada kognitif penerapan
2.Aplikasi teori dan rumus.
3.Interprestasi grafik/  label/visual  yang diberikan
4.Aplikasi gagasan dan konsep dalam konteks
5.Inteprestasi informasi/ data dalam konteks
6.Memecahkan masalah  dari informasi dalam konteks.
1.   Aplikasi teori dan rumus.
2.   Memecahkan dari informasi dalam konteks.
3.   Interprestasi grafik/ label /visual yangdiberikan
4.   Aplikasi gagasan dari konsep dalam konteks
5.   Inteprestasi informasi/data dalam konteks
6.   Konsep lain diluar konteks
7.   Perlakuan dalam stimulus mencari prediksi , keputusan, atau kesimpulan dst.


Agar soal yang belum HOTS menjadi HOTS maka hal-hal yang perlu dilakukan yakni 1) ubah konteks; 2) ubah stimulus bila stimulus berupa wacana sanggup diubah menjadi grafik , tabel, diagram, gambar dll. ; 3) mengubah pertanyaan .

4. Langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS yakni sebagai berikut:


a. Menganalisis KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS
Guru menentukan KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS alasannya yakni tidak semua KD sanggup dibentuk soal HOTS. Selanjutnya guru melaksanakan analisis terhadap KD yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS.

b. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi tersebut dibutuhkan untuk memandu guru dalam: 1) menentukan KD yang sanggup dibentuk soal-soal HOTS; 2) menentukan bahan pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, 3) merumuskan indikator soal, dan 4) menentukan level kognitif.

c. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang menarik, artinya mendorong akseptor didik untuk membaca stimulus. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong akseptor didik untuk membaca, guru sanggup menentukan stimulus dari lingkungan sekolah atau kawasan setempat.

d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Soal ditulis sesuai dengan kaidah penulisan pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama.

e. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci balasan
Setiap butir soal HOTS yang ditulis dalam bentuk uraian, pilihan ganda, dan isian singkat perlu dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.

Adapun jenis soal yang sanggup dijadikan soal HOTS yakni pilihan ganda, uraian , benar salah, uraian singkat dll. Pemilihan bentuk soal hendaknya dilakukan sesuai dengan tujuan penilaian yaitu assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning. Semoga rekan-rekan guru dapan menciptakan soal HOTS.


Belum ada Komentar untuk "✔ Konsep Dan Langkah-Langkah Menyusun Soal Hots"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel