✔ Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Dan Model Pembelajaran


Dalam penyusunan planning pembelajaran sering ditemukan tidak selarasnya antara model/pendekatan/metode yang dipilih guru dengan langkah-langkah kegiatan yang disusun di pecahan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. 

Dari hasil pengamatan salah satu penyebabnya yaitu guru  belum memahami konsep model, pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik dengan baik sehingga sulit membedakannya.


Sebagai materi refrensi di bawah ini disajikan wacana pengertian istilah –istilah di atas dengan impian planning pembelajaran yang disusun guru akan semakin baik dan gampang diimplementasikan.



1. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang dipakai untuk membuat lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan (Permendikbud No.103 Tahun 2014).

 Konsep di atas sesuai dengan  pendapat T. Raka Joni (dalam Abimanyu, 2008) bahwa pendekatan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak menyerupai seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam.


Secara umum, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach) 

2. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered approach).

Pendekatan yang disarankan dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu pendekatan pembelajaran jenis yang pertama yang terdiri dari bebera macam diantaranya:  

1. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning(CTL)  merupakan konsep berguru yang sanggup membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia aktual peserta didik dan mendorong membuat kekerabatan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka  sehari-hari. 

Ada 7 prinsip pendekatan  CTL yaitu:


(1) konstruktivisme, (2) inovasi (inquiry), (3) bertanya (questioning), (4) masyarakat berguru (learning community), (5) pemodelan (modelling), (6) refleksi, dan (7) evaluasi autentik.

2. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang mengikuti posedur ilmiah dengan kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang biasa di sebut 5M. 


Dalam implementasinya urutan kegiatan tidak harus hirarkis sangat tergantung kondisi ketika pembelajaran. Misalnya,   pada awal pembelajaran guru memfasilitasi dengan acara di mana peserta didik diajak  untuk mengamati, dengan memakai inderanya dan juga pikirannya. 


Bentuk acara sanggup berupa problem/masalah, alat peraga, kasus, pola dan bukan contoh, dan lain sebagainya. 


Selanjutnya, peserta didik diharapkan bertanya (baik berdikari maupun dibimbing oleh guru), mengenai apa yang belum dipahami, apa yang perlu dicari, bagaimana cara mencarinya, alternatif apa yang sanggup dilakukan, bagaimana melakukannya, dan seterusnya. 


Peserta didik  menerapkan alternatif cara pemecahan dengan sambil mengumpulkan informasi yang ditemui sebanyak banyaknya dan seselektif mungkin. 

Setelah mengumpulkan informasi dengan menerapkan seni administrasi  pemecahan atau percobaan, peserta didik  menalar (mencari kesimpulan) atau mengasosiasikan hasil-hasil hingga membentuk satu atau beberapa kesimpulan. 


Guru sanggup memfasilitasi peserta didik untuk mengkomunikasikan risikonya dengan berdiskusi atau dilaporkan, baik dengan peserta didik lainnya maupun dengan guru.

2. Strategi Pembelajaran

Berdasarkan pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam seni administrasi pembelajaran. 

Contohnya, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa sanggup menurunkan seni administrasi pembelajaran discovery dan inkuiri serta seni administrasi pembelajaran kooperatif.


Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah sistematik dan sistemik yang dipakai pendidik untuk membuat lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan (Permendikbud No.103 Tahun 2014).


Secara umum seni administrasi pembelajaran sanggup dibedakan ke dalam beberapa klasifikasi:

a. Strategi expository versus discovery

Expository merupakan seni administrasi pembelajaran yang menitik beratkan dalam penyampaikan materi materi secara sistematis dan lengkap, dimana posisi peserta didik sebagai penerima. 

Sementara discovery dimaksudkan sebagai seni administrasi yang menempatkan siswa lebih aktif dengan kegiatan menemukan dimana materi disampaikan tidak dalam bentuk final.

b. Strategi group versus individual

Strategi group mementingkan tugas peserta didik dalam kegiatan kelompok untuk berafiliasi dan terlibat dalam acara kelompok. 

Sementara seni administrasi individual dimaksudkan lebih menitikberatkan pada tugas individu secara berdikari dalam mencapai kemajuan belajarnya.


Dari keterangan di atas seni administrasi yang umum dilaksanakan guru yaitu ekspository, discovery, group dan individual, tentunya masing-masing seni administrasi tersebut mempunyai kelemahan dan kelebihan. 

Dari empat seni administrasi tersebut dikembangkan strategi-strategi lainnya.

3. Metode Pembelajaran

Metode merupakan langkah operasional atau implementatif dari seni administrasi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan berfungsinya suatu seni administrasi pembelajaran. 

Strategi pembelajaran masih bersifat konseptual dan untuk mengimplementasikannya dipakai banyak sekali metode pembelajaran tertentu.

Dengan kata lain, seni administrasi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode yaitu “away in achieving something” (Wina Sanjaya, 2010).

Dalam  Permendikbud No.103 Tahun 2014, bahwa metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang dipakai oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang meliputi antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi. 

Senada dengan pendapat Hasibuddin dan Moedijono (2002: 3) bahwa metode pembelajaran yaitu alat yang sanggup merupakan pecahan dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu pembelajaran contohnya : ceramah, diskusi, demonstrasi, laboratorium, tanya jawab, latihan (drill), pemecahan masalah, proyek, praktikum dan sebagainya.

4. Teknik Pembelajaran

Metode pembelajaran selanjutnya sanggup dijabarkan ke dalam teknik pembelajaran. 

Teknik pembelajaran berdasarkan T. Raka Joni (dalam Abimanyu, 2008) menunjuk kepada ragam khas penerapan sesuatu metode dengan latar tertentu, mirip kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. 


Menurut Sanjaya (2010) bahwa  teknik pembelajaran yaitu sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. 


Ada beberapa teknik yang perlu dipahami guru dalam pembelajaran misalnya, teknik bertanya, teknik mengelola diskusi, teknik menjelaskan dan lain-lain.

5. Taktik Pembelajaran

Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual (Sanjaya, 2010). 

Misalkan, terdapat dua orang sama-sama memakai metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. 


Dalam penyajiannya, guru A cenderung banyak berkeliling kelas dan diselingi dengan humor, sementara guru B  dominan di depan kelas memakai presentasi dengan dukungan komputer dan kurang mempunyai sense of humor. 


Taktik pembelajaran sangat besar lengan berkuasa pada acara peserta didik . Bisa saja guru A dan B memakai model, pendekatan dan metode yang sama tapi taktik niscaya berbeda sehingga guru A lebih disenangi peserta didik dengan rasa humornya.  

6. Model Pembelajaran

Di dalam Permendikbud No.103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa,  model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang mempunyai nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. 

Di sisi lain model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan mekanisme sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman berguru peserta didik untuk mencapai tujuan berguru tertentu  dan berfungsi sebagai  pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas berguru mengajar (Syaiful Sagala, 2005).  


Para hebat menyusun model pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan dengan ciri sebagai berikut:

a. Model mempunyai  urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax)

Suatu model pembelajaran memuat sintaks atau urutan atau tahap-tahap kegiatan berguru yang diistilahkan dengan fase, yang menggambarkan bagaimana praktik model tersebut, contohnya bagaimana memulai dan mengakhiri pelajaran ada tahap-tahapnya. 

b. Model pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip reaksi (principles of reaction)

Prinsip reaksi menjelaskan bagaimana guru menghargai dan/atau menilai peserta didik serta bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.

c.Didalamnya ada sistem sosial (sosial system)

Sistem sosial menggambarkan bentuk kerjasama guru dan siswa dalam pembelajaran atau tugas guru dan peserta didik  dan hubungannya satu sama lain serta jenis-jenis hukum yang harus iterapkan/dilaksanakan.

d. Adanya sistem pendukung (support system)

Sistem pendukung menunjuk pada kondisi yang diharapkan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, contohnya alat dan bahan, lingkungan belajar, kesiapan guru dan siswa.

e. Adanya hasil berguru yang diperoleh pribadi dan dari luar (instructional dan nurturant effects)

Hasil berguru peserta didik sanggup  diperoleh pribadi dan  hasil berguru yang diperoleh diluar yang ditetapkan guru. 

Dalam rangka implementasi kurikulum 2013,  ada tujuh model pembelajaran yang dianjurkan diterapkan guru yaitu :

 1. Model Pembelajaran Berbasis  Penemuan (Discovery Based Learning)

 2. Model Pembelajaran Berbasis duduk masalah (Problem Based Learning)

 3. Model Berbasis Proyek (Projec Based Learning)

 4. Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Kooperatif (Cooperative Learning)

  a. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 

     
  b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student  Teams Achievement Divisions) 

  c. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


 5. Integrasi Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Kooperatif

 6. Model Pembelajaran Dengan  Pendekatan( Differentiated Instruction)

 7. Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended

Selain model pembelajaran di atas masih ada model pembelajaran lain yang sanggup dipakai guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarnya.

Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran terangkai dalam satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah model pembeajaran. 


Maka model pembelajaran merupakan bingkai atau bungkus yang mempunyai fase-fase tertentu dan memuat pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik.


Dengan demikian maka akan lebih baik penulisan dalam RPP dimulai dengan urutan : Model pembelajaran, pendekatan, seni administrasi dan metode pembelajaran  atau dimulai dari metode, pendekatan dan model pembelajaran. 


Sedangkan teknik dan taktik pembelajaran tidak perlu dicantumkan dalam RPP  karena sudah terintegrasi/melekat dengan pembawaan/pribadi guru.


Semoga goresan pena ini bermanfaat dan membuka ruang diskusi dalam penerapannya.

Bahan bacaan: 

Abimanyu, S. (2008). Strategi pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Depdikbud. (2014). Permendikbud No.103 Tahun 2014 wacana Pembelajaran pada 
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Dirjen GTK (2016). Model Pembelajaran Matematika . Jakarta Kemendikbud.

Sanjaya, W. (2010).Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



Belum ada Komentar untuk "✔ Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Dan Model Pembelajaran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel