✔ Cara Menciptakan Laporan Pts Yang Baik
Membuat laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) bagi sebagian kepala dan pengawas sekolah menjadi sesuatu yang menyulitkan bahkan “momok yang menakutkan”, pada hal tidaklah sesulit yang dibanyangkan asal kita mau niscaya bisa.
Harus disadari bahwa tujuan utama menciptakan Perguruan Tinggi Swasta bukan supaya sanggup naik pangkat, akan tetapi bagaimana kita mencar ilmu mencermati sesuatu (refleksi) kiprah sebagai kepala sekolah atau pengawas sekolah kemudian mencoba menciptakan tindakan perbaikan atau tindakan yang baru untuk memperbaiki mutu guru, tenaga manajemen atau pengelolaan sekolah.
Belajar menciptakan karya tulis ( jenis penelitian) menyerupai orang mencar ilmu berenang, sehebat apa pun teori wacana berenang namun jikalau orang tersebut tidak mau tercebur kedalam bak maka hingga kapan pun orang tersebut tidak akan pernah sanggup berenang.
Sama halnya dengan menciptakan laporan karya tulis PTS, walaupun puluhan kali ikut training menciptakan PTS, membaca teori dan contoh-contoh Perguruan Tinggi Swasta namun kalau yang bersangkutan tidak mau menggoreskan penanya untuk memulai menciptakan Perguruan Tinggi Swasta tidak akan pernah bisa, kesannya jadilah Perguruan Tinggi Swasta hanya diangan- angan saja. He..he, maaf kalimat diatas hanya guyonan untuk memotivasi pembaca. Yang saya maksud ialah bahwa kata kunci sanggup membuat Perguruan Tinggi Swasta ialah Memulai tercebur.. mencoba… praktik menuliskan apa yang sudah dilakukan.
Teori memang penting dan harus, tapi hingga teori tidaklah cukup sekali lagi harus dipraktikkan. Rencanakanlah apa yang mau dikerjakan, dan tulislah apa yang sudah dikerjakan itulah PTS/PTK.
Membuat Laporan Perguruan Tinggi Swasta yang baik memerlukan teori /pengetahuan wacana bagian-bagian Perguruan Tinggi Swasta yang harus ada. Laporan Perguruan Tinggi Swasta yang baik berarti sanggup dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sanggup dinilai angka kreditnya dan tentu saja memiliki dampak dalam memperbaiki kualitas kompetensi guru, tenaga administrasi atau pengelolaan sekolah yang dibina.
Dalam laporan Perguruan Tinggi Swasta ada empat cuilan yang harus dilengkapi dan disusun sebaik-baiknya, yaitu cuilan awal laporan penelitian, cuilan isi mulai cuilan satu hingga empat , epilog (bab 5) dan cuilan final yang terdiri dari lampiran-lampiran. Agar lebih gampang dipahami penulis akan menjelaskan melalui jawaban pertanyaan yang diajukan mirip berikut ini:
BAGIAN AWAL LAPORAN PTS
Apa yang Harus dibentuk pada Bagian Awal Laporan Perguruan Tinggi Swasta ?
Bagian awal Perguruan Tinggi Swasta terdiri dari beberapa lembaran komponen yang harus dilengkapi sebagai berikut:
• Halaman Judul (harus ada)
• Lembar Pengesahan (harus ada)
• Abstrak (harus ada)
• Kata Pengantar (harus ada)
• Daftar Isi (harus ada)
• Daftar Tabel (kalau ada)
• Daftar Gambar (kalau ada)
• Daftar Lampiran (harus ada)
Yang ditulis dengan warna merah tidak harus ada, tapi sesuai dengan kondisi. Adapun uraian masing-masing komponen di atas ialah sebagai berikut:
1. Halaman Judul
Halaman judul ditulis dengan kertas biasa dan mulai memakai nomor. halaman (i). Halaman Judul memuat, judul penelitian, dipakai untuk apa, siapa penelitinya, mana alamatnya. Judul ditulis harus menonjol atau di bolt atau dibesarkan. Jumlah kati dalam judul sebaiknya dibatasi 14 kata dan paling panyak 4 baris.
2. Lembar Pengesahan
Lembar pengakuan memuat apa yang disahkan dan milik siapa yang disahkan, siuapa yang mengesahkan dan apa jabatannya ditulis secara lengkap.
3. Kata Pengantar
Kata pengantar ditulis oleh peneliti secara sederhana minimal memuat ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Es, ucapan terima kasih kepada orang-orang ataru rekan yang membantu penelitian tersebut hingga sanggup diselesaikan. Kata pengantar tidak harus ditanda tangani tetapi cukup nama saja.
4. Daftar Isi
Daftar isi dibentuk yang menggambarkan isi laporan penelitian dari halaman judul hingga lampiran-lampiran. Sistematika penulisan daftar isi memakai sistematika yang lazim pada daftar isi mirip pada skripsi atau goresan pena ilmiah lainnya
5. Daftar Tabel
Daftar tabel (bila ada) dibentuk pada halaman tersendiri mininal dua tabel. Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel dan halaman berapa tabel tersebut berada.
6. Daftar Gambar
Daftar gambar(bila ada) dibentuk pada halaman tersendiri apabila banyaknya gambar lebih dari satu gambar. Daftar gambar sanggup memuat nomor gambar, judul gambar dan halaman berapa gambar tersebut berada.
7. Daftar lampiran
Daftar lampiran memuat semua yang dilampirkan ditulis pada daftar lampiran. Berisi nomor lampiran, judul lampiran, halaman berapa lampiran tersebut di lampirkan dan disusun secara kronologis.
8. Abstrak
Abstrak ditulis satu spasi dan maksimal satu halaman. Isi ajaib memuat (1) tujuan penelitian, (2) setting dan subyek penelitian, (3) mekanisme penelitian termasuk analisis data, dan (4) hasil penelitian.
BAGIAN ISI
Bagian isi terdiri dari cuilan satu hingga cuilan empat, akan dibahas melalui balasan pertanyaan berikut ini
Apa yang harus di uraikan pada Bab I Pendahuluan ?
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah (harus ada)
B. Identifikasi Masalah (boleh ada/tidak)
C. Pembatasan Masalah ( boleh ada/tidak)
D. Perumusan Masalah (harus ada)
E. Tujuan Penelitian (harus ada)
F. Manfaat Penelitian (harus ada)
Yang bertulis warna merah boleh tidak ada dan masing-masing sub cuilan dijelaskan mirip berikut:
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sub cuilan latar belakang dilema minimal memuat 4 komponen yang harus diuraikan:
1. Kondisi ideal (Das Solen)
2. Kenyataan (Das Sein)
3. Dampak/Akibat
4. Solusi yang ditawarkan /Pemecahan Masalah
Urutannya tidak harus hirarkis, artinya boleh duluan dijelaskan kenyataan yang terjadi kemudian dilanjutkan dengan kondisi yang diharapkan. Uraian cara menulis masing-masing sub cuilan akan dijelaskan dalam goresan pena berikutnya.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi dilema (tidak harus ada) tergantung isi yang diuraikan pada latar belakang masalah, kalau masalahnya sudah fokus maka tidak harus ada identifikasi masalah. Identifikasi masalah umumnya berupa pertanyaan/pernyataan dan lebih dari satu.
Banyaknya pertanyaan atau pernyataan lebih banyak dari banyaknya rumusan dilema dan dimulai dari yang kompleks hingga yang spesifik. Adapun pertanyan yang dituliskan harus mengacu pada variabel pada dilema pokok.
C. Pembatasan Masalah
Sama halnya dengan identifikasi dilema (tidak harus ada). Adanya pembatasan dilema semoga penelitian lebih terfokus merupakan langkah awal, membatasi banyaknya variabel yang diteliti, variabel apa saja, membatasi atau menjelaskan variabel terikat, contohnya untuk guru mana, sekolah kelas mana, semester, tahun kapan, dan materi apa.
Manfaat lain ialah membatasi atau menjelaskan variabel bebas, alat peraganya apa, apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, kapan tindakan itu dilakukan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan dilema dikembangkan dari identifikasi dan pembatasan masalah, umumnya berupa kalimat tanya. Ada dua kata tanya yang yang sering dipakai yaitu kata tanya " Apakah" dipakai apabila dimulai dengan Variabel Tindakan, dan kata tanya " Bagaimanakah" dipakai apabila dimulai dengan Variabel harapan
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian boleh dirumuskan berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan keseluruhan tujuan tindakan yang akan dilakukan kepala sekolah atau pengawa sekolah. Sedangkan tujuan khusus harus seiring dengan tindakan yang tertuang dalam judul dan rumusan masalah. Misalnya:
Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan data-data wacana peningkatan kompetensi guru melalui "workshop berkelanjutan" (sesuaikan dengan judul PTS)
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tidak perlu muluk-muluk dengan ruang lingkup luas cukup bagi guru, hasil penelitian ini sanggup dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
Bagi kepala Sekolah, hasil penelitian ini sanggup dijadikan contoh dalam menciptakan kebijakan wacana peningkatan kualitas sekolah. Bagi guru sanggup meningkatkan kemampuan guru dalam ....Bagi siswa, hasil penelitian ini sanggup dijadikan pemicu motivasi mencar ilmu sehingga hasil mencar ilmu ... meningkat. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini sanggup dijadikan contoh dalam melaksanakan penelitian yang sejenis.
Apa yang harus diuraikan pada Bab II Tinjauan Pustaka ?
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada cuilan II, peneliti harus menjelaskan minimal tiga dari empat sub cuilan berikut:
A. Deskripsi Teori yang Relevan (harus ada)
B. Penelitian Terdahulu (boleh ada/tidak)
C. Kerangka Berpikir (harus ada)
D. Hipotesis Tindakan (boleh ada/tidak)
A. Kajian Teori/ Teori yang Relevan
Kebenaran berdasarkan metode ilmiah sanggup berupa kebenaran berdasarkan teori dan kebenaran berdasarkan empirik. Kajian teori sebagai dasar untuk mencari, kebenaran berdasarkan teori/ buku referensi atau buku rujukan yang berisi pendapat para ahli.
Teori yang ditulis merupakan klarifikasi sementara terhadap tanda-tanda yang menjadi obyek permasalahan, ditulis memakai alur pikiran yang logis dan harus relevan dengan permasalahan dilihat dari isinya, relevan dengan variabel yang diteliti yang sudah tergambar dalam judul penelitian. Usahakan teori-teori terbaru atau paling mutahir.
Misal judul penelitian " Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Saintifik Melaui Lokakarya Intensif dfi MGMP ....
Maka yang harus dijelaskan ada tiga komponen: konsep kemampuan guru, pendekatan saintifik, lokakarya intensif. Masing-masing komponen akan di uraikan lagi menjadi sub-sub bagian.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan (tidak harus ada) sebab boleh saja belum ada orang yang meneliti, tapi peneliti harus jujur kalau memang ada harus dicantumkan. Relevan maksudnya yang sesuai dengan permasalahan dan variabel yang diteliti. Kegunaan penelitian relevan ialah untuk menghindari duplikasi.
C. Kerangka Konseptual
Ada tiga hal yang dibahas dalam kegiatan ini yaitu kegiatan awal, tindakan yang dilakukan dan kondisi akhir. Dengan adanya pola berpikir untuk memudahkan memilih datanya ada berapa, ditulis bagannya atau alurnya mirip pola berpikir di atas data yang dikumpulkan ada tiga yaitu
Data 1 = pada siklus awal, data 2 = pada siklus 1 dan data 3 = pada siklus 2
D. Hipotesis Tindakan
Dalam PTS tidak ada hipotesis penelitian yang ada adalah hipotesis tindakan dan bukan hipotesis statistik maupun hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan balasan sementara terhadap rumusan dilema yang diajukan berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir.
Apa yang harus diuraikan pada Bab III Metode Penelitian ?
BAB III. METODE PENELITIAN
Dalam cuilan III, peneliti harus menjelaskan hal berikut:
A. Seting Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Siklus Penelitian
B. Subyek Penelitian
C. Jenis Penelitian
D. Prosedur Penelitian
Siklus I dan Siklus II (minimal 2 siklus)
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Indikator Pencapaian
Adapun klarifikasi masing-masing sub cuilan ialah sebagai berikut:
A. Waktu Penelitian
Dalam sub cuilan ini dijelaskan kapan penelitian itu dilakukan, dapat diuraikan dari persiapan penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan laporan hasil penelitian. Peneliti perlu memberi alasan mengapa pengumpulan data, pelaksanaan tindakan dilakukan pada waktu itu .
B. Subyek Penelitian
Pada Perguruan Tinggi Swasta umumnya tidak menggunakan populasi, sample, dan teknik sampling mirip pada penelitian kuantitatif atau eksperimen, tetapi memakai subyek penelitian. Pada PTS, populasi = sample, merupakan subjek penelitian. Perlu dijelaskan secara rinci contohnya berapa jumlahnya, pria dan perempuan.
C. Jenis Penelitian
Jelaskan jenis penelitian yang dilakukan dan siapa pelakunya. Penjelasan wacana apakah penelitian dilakukan kolaboratif atau secara berdikari dimana peneliti sekaligus observer. Jelaskan pula model penelitian yang dipakai berdasarkan para andal contohnya model yang dikemukakan Sturgat dll.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian cuilan yang sangat penting, sebab dalam sub cuilan inilah terlihat beda Perguruan Tinggi Swasta dengan jenis penelitian lain. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilalui peneliti. Langkah pertama memilih metode yang dipakai dalam penelitian, yaitu metode
penelitian tindakan sekolah/kelas.
Langkah selanjutnya memilih banyaknya tindakan yang dilakukan dalam siklus, dan minimal dua siklus. Adapun tiap siklus terdiri dari 4 tahapan
yaitu: 1) Planning, 2) Acting, 3) Observing dan 4) Reflecting. Keempat tahapan tersebut dijelaskan secara singkat wacana apa yang dilakukan tiap tahapan pada setiap siklus. misalnya:
Siklus I
1. Perencanaan: apersepsi, kegiatan inti, penutup, materi alat yang dipakai dan lain-lain.
2. Tindakan apa yang dilakukan contohnya penggunaan model, pendekatan .... dan lain-lain.
3. Apa yang diobservasi/ diamati, siapa yang diamati, kapan pengamatan dilakukan , dengan apa diamati, apa hasil yang akan diperoleh dari observasi dan,
4. Bagaimana cara merefleksi
Siklus II
Dijelaskan mirip pada siklus I, namun kalau ada hal-hal yang harus diperbaiku atau direvisi dijelaskan serinci mungkin. Siklus III (kalau ada) diuraikan mirip siklus I dan II. Perguruan Tinggi Swasta minimal dua siklus
E. Sumber Data
Sumber data sanggup berasal dari dari beberapa sumber yaitu data sanggup berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber data dari subjek penelitian disebut data primer contohnya hasil tes, sedangkan sumber data dari selain subyek penelitian merupakan sumber data sekunder contohnya data hasil pengamatan yang dilakukan oleh sobat sejawat
F. Teknik dan Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data, sanggup berbentuk teknik tes maupun non tes. Teknik tes contohnya tes tertulis, verbal dan perbuatan. Sedangkan teknik non tes misalnya wawancara, pengamatan, chek list, dan lain-lain.
Alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan: teknik tes, alatnya sanggup berbentuk butir soal tes . Teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar, observasi, pedoman dan lembar wawancara dan sebagainya.
G. Validasi Data
Validasi diharapkan semoga diperoleh data yang valid. Validitas yang dipakai perlu sesuai dengan data yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif ( berbentuk angka) umumnya yang divalidasi ialah instrumennya. Validitas yang digunakan, berupa validitas teoretik maupun validitas empirik.
Data kualitatif mirip hasil observasi, wawancara, divalidasi melalui triangulasi. Triangulasi sumber, data yang berasal dari beberapa sumber.Triangulasi metode, data berasal dari beberapa metode.
H. Analisis Data
Analisis data yang dipakai sesuai dengan metode dan jenis data yang dikumpulkan. Pada Perguruan Tinggi Swasta data yang dikumpulkan sanggup berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Analisis yang digunakan tidak memakai uji statistik, tetapi dengan deskriptif.
Data kuantitatif memakai analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes sesudah siklus 1 dan nilai tes sesudah siklus. Sedangkan data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara memakai analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus
I. Indikator Kinerja
Merupakan kondisi final atau target yang diharapkan atau yang dapat dicapai. Perlu pertimbangan untuk tetapkan jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Jika terlalu tinggi akan sulit dicapai dan mungkin memerlukan lebih dari dua siklus sedangkan terlalu rendah maka terlihat tindakan yang diberikan tidak berdampak apa-apa. Indikator kinerja menjadi contoh dalam menghentikan siklus penelitian
Apa yang harus diuraikan pada Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ?
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Pada cuilan IV peneliti menjelaskan hal berikut:
A. Deskripsi Kondisi Awal
B. Deskripsi Hasil Siklus I
C. Dideskripsikan hasil Refleksi siklus I
D. Deskripsi Hasil Siklus II
E. Deskripsi Hasil Siklus III dst, mirip siklus I
F. Pembahasan / diskusi
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
A. Deskripsi Kondisi Awal
Dideskripsikan semua hasil pengamatan dari kondisi awal. Deskripsi sanggup disajikan pula dalam bentuk tabel, daftar, maupun dalam bentuk grafik atau diagram dibentuk tabel yang berisi seberapa besar kompetensi yang rendah, tinggi, rata-rata berapa, kemudian dilanjutkan degan grafik atau tabel
B. Deskripsi Hasil Siklus I
Dideskripsikan mengenai perencanaan siklus pertama, mencakup apersepsi, kegiatan inti, dan penutup. Dideskripsikan pelaksanaan tindakan pada siklus I, apa tindakan yang dilakukan, siapa yang melaksanakan tindakan, dengan memakai apa tindakan semoga berlangsung dan sebagainya. Bila memungkinkan usahakan memuat foto kegiatan ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.
Dideskripsikan hasil pengamatan/ observasi pada siklus I, hasil pengamatan sanggup berupa hasil pengamatan proses pembelajaran maupun nilai tes(hasil belajar). Hasil pengamatan sanggup disajikan dalam bentuk narasi, tabel, maupun gambar
C. Dideskripsikan hasil Refleksi siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan tindakan jelaskan apa pendahuluan/ pembukaan/ apersepsinya yang dilakukan. Dideskripsikan kegiatan inti dalam perencanaan tindakan dan deskripsikan kegiatan apa yang dilakukan pada epilog kegiatan
2. Pelaksanaan Tindakan
Jelaskan pelaksanaan tindakan yang dilakukan mulai dari pelaksanaan apersepsi/ pembukaan pelaksanaan kegiatan inti. Dalam pengumpulan data, sanggup dilampirkan foto kegiatan ketika pelaksanaan tindakan berlangsungnya proses diceritakan apa adanya. Pelaksanaan penutup, contohnya diakhiri dengan tes (hasil belajar). Usahakan pelaksanaan tidak menyimpang dari perencanaan yang telah disusun.
3. Hasil Pengamatan
Dideskripsikan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I. Hasil pengamatan sanggup berupa pengamatan pada hasil pembelajaran maupun pengamatan pada proses pembelajaran yang berbentuk nilai atau hasil tes. Hasil pengamatan ditulis apa adanya, belum ada refleksi maupun kesimpulan
Hasil pengamatan sanggup disajikan dalam bentuk daftar atau tabel, maupun dalam bentuk grafik/ diagram. Hasil pengamatan secara lengkap disajikan dalam lampiran ( hasil pengamatan dan proses pembelajaran atau diklat). Jelaskan rendah berapa, tinggi berapa, rata-rata berapa, frekuensi aktivitas. perlu dibentuk histogram dari frekuensi. Dalam mencari rata-rata memakai rumus, ada keterangannya.
4 .Refleksi
Refleksi artinya mencermati/merenungkan hasil analisis data penelitian untuk memilih tindakan selanjtnya. Hasil rtefleksi yang dijelaskan didasarkan pada hasil observasi sudah diperoleh kesimpulan sementara.
Dapat juga membandingkan antara kondisi awal dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Analisis deskriptif komparatif, dan deskriptif kualitatif kedua-duanya perlu ada, namun stressing hasil atau proses yang didahulukan tergantung judul, yang direfleksikan proses dan juga hasil
D. Deskripsi Hasil Siklus II
Deskripsi hasil siklus II berisi perencanaan tindakan pada siklus II, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan, dan hasil refleksi. Langkahnya mirip pada siklus I. Agar lebih terang sanggup membandingkan hasil siklus kedua dengan hasil siklus pertama.
E. Deskripsi Hasil Siklus III dst, (eperti siklus I dan II)
F. Pembahasan / diskusi
Dalam sub cuilan ini dibahas mengenai pelaksanaan tindakan kondisi awal, siklus I dan siklus –siklus selanjutnya. Kemudian hasil observasi atau pengamatan muali dari kondisi awal, siklus I dan siklus -siklus selanjutnya. Dibahas juga hasil refleksi siklus I, II dan siklus III (kalau ada).
Apa yang harus diuraikan pada cuilan empat hasil dan pembahasan penelitian ?
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V terdiri dari Kesimpulan dan saran ada pun hal-hal yang harus dijelaskan ialah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Rekomendasi (boleh tidak ada)
Berikut ini penjelasannya:
A. Kesimpulan
Merupakan sintesis dari berbagai inovasi Penelitian. Bersifat terpadu dan menyeluruh, mengemukakan seluruh hasil penelitian sebagai kesatuan yang utuh dari data yang bersifat terpisah . Kesimpulan yang ditulis merupakan balasan dari pertanyaan penelitian.
B. Saran
Saran ditulis di dasarkan pada kesimpulan penelitian yang diperoleh. Di jabarkan secara terinci contohnya untuk depdiknas, lembaga, Kepala Sekolah, guru, siswa usahakan sifatnya operasional, gampang dimengerti
Silahkan Lihat Contoh Perguruan Tinggi Swasta Pengawas Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Dua syarat utama harus dipenuhi oleh sumber bacaan;
1. Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan dilema yang dibahas, dan
2. Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa harus ditinggalkan.
Urutan susuna penulisan:
1. Rujukan dari Buku : Nama pengarang. (tahun terbit). judul buku (cetak miring). edisi buku. Kota penerbit: nama penerbit.
2. Rujukan dari Artikel/Bab dalam suatu Buku : Nama pengarang. (tahun terbit). judul artikel. In/dalam nama editor (Ed.). Judul buku (cetak miring). Edisi. nama penerbit, kota penerbit, halaman.
3. Rujukan Artikel dari Jurnal ; Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), volume jurnal, halaman.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
Dahlan, M.D. 1990. Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar. Model- model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.
Depdiknas. 2004. Pendekatan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
------------. 2004. Wawasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK Ditjendikti Depdiknas
.
Mulyadi HP. 2002. Pengaruh Metode Trachtenberg Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
---------------. 2005. Pembelajaran Matematika Masa Kini. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
---------------. 2005. Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Diklat Guru Matematika Kabupaten Pekalongan Tahun 2005,. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
-------------. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Kompetensi. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
Naga, Dali S. 1992. Pengantar Teori Sekor Pada Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Gunadharma.
Lembaga Administrasi Negara. 2001. Tata kerja dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
http://www.ktiguru.org/index.php/ptk-3
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hal-Hal Yang Perlu Dilampirkan
1. Rencana Tindakan yang telah disusun missal RPT
2. Instrumen yang digunakan
3. Bahan ajar/LKS yang digunakan
4. Instrumen yang telah terisi
5. Contoh hasil kerja peserta
6. Daftar hadir peserta
7. Foto-foto kegiatan
8. Surat permohonan penelitian
9. Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan
10. Surat keterangan dari sekolah (tempat penelitian)
11. Bukti seminar/Daftar Hadir/Foto (khusus untuk PTK guru)
Tata Cara Pengetikan:
Menggunakan kertas ukuran A4
Margin Atas : 4 cm, Bawah: 3 cm
Kiri : 4 cm, Kanan : 3 cm
Jarak Spasi : 1,5 (khusus ajaib hanya 1 spasi)
Jenis aksara (font) : Times New Romans
Demikianlah klarifikasi cara menciptakan laporan Perguruan Tinggi Swasta atau PTK yang baik, dihapakan kepala sekolah dan pengawas sekolah bersemangat menciptakan PTS. Semoga
Harus disadari bahwa tujuan utama menciptakan Perguruan Tinggi Swasta bukan supaya sanggup naik pangkat, akan tetapi bagaimana kita mencar ilmu mencermati sesuatu (refleksi) kiprah sebagai kepala sekolah atau pengawas sekolah kemudian mencoba menciptakan tindakan perbaikan atau tindakan yang baru untuk memperbaiki mutu guru, tenaga manajemen atau pengelolaan sekolah.
Belajar menciptakan karya tulis ( jenis penelitian) menyerupai orang mencar ilmu berenang, sehebat apa pun teori wacana berenang namun jikalau orang tersebut tidak mau tercebur kedalam bak maka hingga kapan pun orang tersebut tidak akan pernah sanggup berenang.
Sama halnya dengan menciptakan laporan karya tulis PTS, walaupun puluhan kali ikut training menciptakan PTS, membaca teori dan contoh-contoh Perguruan Tinggi Swasta namun kalau yang bersangkutan tidak mau menggoreskan penanya untuk memulai menciptakan Perguruan Tinggi Swasta tidak akan pernah bisa, kesannya jadilah Perguruan Tinggi Swasta hanya diangan- angan saja. He..he, maaf kalimat diatas hanya guyonan untuk memotivasi pembaca. Yang saya maksud ialah bahwa kata kunci sanggup membuat Perguruan Tinggi Swasta ialah Memulai tercebur.. mencoba… praktik menuliskan apa yang sudah dilakukan.
Teori memang penting dan harus, tapi hingga teori tidaklah cukup sekali lagi harus dipraktikkan. Rencanakanlah apa yang mau dikerjakan, dan tulislah apa yang sudah dikerjakan itulah PTS/PTK.
Membuat Laporan Perguruan Tinggi Swasta yang baik memerlukan teori /pengetahuan wacana bagian-bagian Perguruan Tinggi Swasta yang harus ada. Laporan Perguruan Tinggi Swasta yang baik berarti sanggup dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sanggup dinilai angka kreditnya dan tentu saja memiliki dampak dalam memperbaiki kualitas kompetensi guru, tenaga administrasi atau pengelolaan sekolah yang dibina.
Dalam laporan Perguruan Tinggi Swasta ada empat cuilan yang harus dilengkapi dan disusun sebaik-baiknya, yaitu cuilan awal laporan penelitian, cuilan isi mulai cuilan satu hingga empat , epilog (bab 5) dan cuilan final yang terdiri dari lampiran-lampiran. Agar lebih gampang dipahami penulis akan menjelaskan melalui jawaban pertanyaan yang diajukan mirip berikut ini:
BAGIAN AWAL LAPORAN PTS
Apa yang Harus dibentuk pada Bagian Awal Laporan Perguruan Tinggi Swasta ?
Bagian awal Perguruan Tinggi Swasta terdiri dari beberapa lembaran komponen yang harus dilengkapi sebagai berikut:
• Halaman Judul (harus ada)
• Lembar Pengesahan (harus ada)
• Abstrak (harus ada)
• Kata Pengantar (harus ada)
• Daftar Isi (harus ada)
• Daftar Tabel (kalau ada)
• Daftar Gambar (kalau ada)
• Daftar Lampiran (harus ada)
Yang ditulis dengan warna merah tidak harus ada, tapi sesuai dengan kondisi. Adapun uraian masing-masing komponen di atas ialah sebagai berikut:
1. Halaman Judul
Halaman judul ditulis dengan kertas biasa dan mulai memakai nomor. halaman (i). Halaman Judul memuat, judul penelitian, dipakai untuk apa, siapa penelitinya, mana alamatnya. Judul ditulis harus menonjol atau di bolt atau dibesarkan. Jumlah kati dalam judul sebaiknya dibatasi 14 kata dan paling panyak 4 baris.
2. Lembar Pengesahan
Lembar pengakuan memuat apa yang disahkan dan milik siapa yang disahkan, siuapa yang mengesahkan dan apa jabatannya ditulis secara lengkap.
3. Kata Pengantar
Kata pengantar ditulis oleh peneliti secara sederhana minimal memuat ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Es, ucapan terima kasih kepada orang-orang ataru rekan yang membantu penelitian tersebut hingga sanggup diselesaikan. Kata pengantar tidak harus ditanda tangani tetapi cukup nama saja.
4. Daftar Isi
Daftar isi dibentuk yang menggambarkan isi laporan penelitian dari halaman judul hingga lampiran-lampiran. Sistematika penulisan daftar isi memakai sistematika yang lazim pada daftar isi mirip pada skripsi atau goresan pena ilmiah lainnya
5. Daftar Tabel
Daftar tabel (bila ada) dibentuk pada halaman tersendiri mininal dua tabel. Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel dan halaman berapa tabel tersebut berada.
6. Daftar Gambar
Daftar gambar(bila ada) dibentuk pada halaman tersendiri apabila banyaknya gambar lebih dari satu gambar. Daftar gambar sanggup memuat nomor gambar, judul gambar dan halaman berapa gambar tersebut berada.
7. Daftar lampiran
Daftar lampiran memuat semua yang dilampirkan ditulis pada daftar lampiran. Berisi nomor lampiran, judul lampiran, halaman berapa lampiran tersebut di lampirkan dan disusun secara kronologis.
8. Abstrak
Abstrak ditulis satu spasi dan maksimal satu halaman. Isi ajaib memuat (1) tujuan penelitian, (2) setting dan subyek penelitian, (3) mekanisme penelitian termasuk analisis data, dan (4) hasil penelitian.
BAGIAN ISI
Bagian isi terdiri dari cuilan satu hingga cuilan empat, akan dibahas melalui balasan pertanyaan berikut ini
Apa yang harus di uraikan pada Bab I Pendahuluan ?
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah (harus ada)
B. Identifikasi Masalah (boleh ada/tidak)
C. Pembatasan Masalah ( boleh ada/tidak)
D. Perumusan Masalah (harus ada)
E. Tujuan Penelitian (harus ada)
F. Manfaat Penelitian (harus ada)
Yang bertulis warna merah boleh tidak ada dan masing-masing sub cuilan dijelaskan mirip berikut:
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sub cuilan latar belakang dilema minimal memuat 4 komponen yang harus diuraikan:
1. Kondisi ideal (Das Solen)
2. Kenyataan (Das Sein)
3. Dampak/Akibat
4. Solusi yang ditawarkan /Pemecahan Masalah
Urutannya tidak harus hirarkis, artinya boleh duluan dijelaskan kenyataan yang terjadi kemudian dilanjutkan dengan kondisi yang diharapkan. Uraian cara menulis masing-masing sub cuilan akan dijelaskan dalam goresan pena berikutnya.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi dilema (tidak harus ada) tergantung isi yang diuraikan pada latar belakang masalah, kalau masalahnya sudah fokus maka tidak harus ada identifikasi masalah. Identifikasi masalah umumnya berupa pertanyaan/pernyataan dan lebih dari satu.
Banyaknya pertanyaan atau pernyataan lebih banyak dari banyaknya rumusan dilema dan dimulai dari yang kompleks hingga yang spesifik. Adapun pertanyan yang dituliskan harus mengacu pada variabel pada dilema pokok.
C. Pembatasan Masalah
Sama halnya dengan identifikasi dilema (tidak harus ada). Adanya pembatasan dilema semoga penelitian lebih terfokus merupakan langkah awal, membatasi banyaknya variabel yang diteliti, variabel apa saja, membatasi atau menjelaskan variabel terikat, contohnya untuk guru mana, sekolah kelas mana, semester, tahun kapan, dan materi apa.
Manfaat lain ialah membatasi atau menjelaskan variabel bebas, alat peraganya apa, apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, kapan tindakan itu dilakukan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan dilema dikembangkan dari identifikasi dan pembatasan masalah, umumnya berupa kalimat tanya. Ada dua kata tanya yang yang sering dipakai yaitu kata tanya " Apakah" dipakai apabila dimulai dengan Variabel Tindakan, dan kata tanya " Bagaimanakah" dipakai apabila dimulai dengan Variabel harapan
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian boleh dirumuskan berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan keseluruhan tujuan tindakan yang akan dilakukan kepala sekolah atau pengawa sekolah. Sedangkan tujuan khusus harus seiring dengan tindakan yang tertuang dalam judul dan rumusan masalah. Misalnya:
Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan data-data wacana peningkatan kompetensi guru melalui "workshop berkelanjutan" (sesuaikan dengan judul PTS)
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tidak perlu muluk-muluk dengan ruang lingkup luas cukup bagi guru, hasil penelitian ini sanggup dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
Bagi kepala Sekolah, hasil penelitian ini sanggup dijadikan contoh dalam menciptakan kebijakan wacana peningkatan kualitas sekolah. Bagi guru sanggup meningkatkan kemampuan guru dalam ....Bagi siswa, hasil penelitian ini sanggup dijadikan pemicu motivasi mencar ilmu sehingga hasil mencar ilmu ... meningkat. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini sanggup dijadikan contoh dalam melaksanakan penelitian yang sejenis.
Apa yang harus diuraikan pada Bab II Tinjauan Pustaka ?
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada cuilan II, peneliti harus menjelaskan minimal tiga dari empat sub cuilan berikut:
A. Deskripsi Teori yang Relevan (harus ada)
B. Penelitian Terdahulu (boleh ada/tidak)
C. Kerangka Berpikir (harus ada)
D. Hipotesis Tindakan (boleh ada/tidak)
A. Kajian Teori/ Teori yang Relevan
Kebenaran berdasarkan metode ilmiah sanggup berupa kebenaran berdasarkan teori dan kebenaran berdasarkan empirik. Kajian teori sebagai dasar untuk mencari, kebenaran berdasarkan teori/ buku referensi atau buku rujukan yang berisi pendapat para ahli.
Teori yang ditulis merupakan klarifikasi sementara terhadap tanda-tanda yang menjadi obyek permasalahan, ditulis memakai alur pikiran yang logis dan harus relevan dengan permasalahan dilihat dari isinya, relevan dengan variabel yang diteliti yang sudah tergambar dalam judul penelitian. Usahakan teori-teori terbaru atau paling mutahir.
Misal judul penelitian " Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Saintifik Melaui Lokakarya Intensif dfi MGMP ....
Maka yang harus dijelaskan ada tiga komponen: konsep kemampuan guru, pendekatan saintifik, lokakarya intensif. Masing-masing komponen akan di uraikan lagi menjadi sub-sub bagian.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan (tidak harus ada) sebab boleh saja belum ada orang yang meneliti, tapi peneliti harus jujur kalau memang ada harus dicantumkan. Relevan maksudnya yang sesuai dengan permasalahan dan variabel yang diteliti. Kegunaan penelitian relevan ialah untuk menghindari duplikasi.
C. Kerangka Konseptual
Ada tiga hal yang dibahas dalam kegiatan ini yaitu kegiatan awal, tindakan yang dilakukan dan kondisi akhir. Dengan adanya pola berpikir untuk memudahkan memilih datanya ada berapa, ditulis bagannya atau alurnya mirip pola berpikir di atas data yang dikumpulkan ada tiga yaitu
Data 1 = pada siklus awal, data 2 = pada siklus 1 dan data 3 = pada siklus 2
D. Hipotesis Tindakan
Dalam PTS tidak ada hipotesis penelitian yang ada adalah hipotesis tindakan dan bukan hipotesis statistik maupun hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan balasan sementara terhadap rumusan dilema yang diajukan berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir.
Apa yang harus diuraikan pada Bab III Metode Penelitian ?
Dalam cuilan III, peneliti harus menjelaskan hal berikut:
A. Seting Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Siklus Penelitian
B. Subyek Penelitian
C. Jenis Penelitian
D. Prosedur Penelitian
Siklus I dan Siklus II (minimal 2 siklus)
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Indikator Pencapaian
Adapun klarifikasi masing-masing sub cuilan ialah sebagai berikut:
A. Waktu Penelitian
Dalam sub cuilan ini dijelaskan kapan penelitian itu dilakukan, dapat diuraikan dari persiapan penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan laporan hasil penelitian. Peneliti perlu memberi alasan mengapa pengumpulan data, pelaksanaan tindakan dilakukan pada waktu itu .
B. Subyek Penelitian
Pada Perguruan Tinggi Swasta umumnya tidak menggunakan populasi, sample, dan teknik sampling mirip pada penelitian kuantitatif atau eksperimen, tetapi memakai subyek penelitian. Pada PTS, populasi = sample, merupakan subjek penelitian. Perlu dijelaskan secara rinci contohnya berapa jumlahnya, pria dan perempuan.
C. Jenis Penelitian
Jelaskan jenis penelitian yang dilakukan dan siapa pelakunya. Penjelasan wacana apakah penelitian dilakukan kolaboratif atau secara berdikari dimana peneliti sekaligus observer. Jelaskan pula model penelitian yang dipakai berdasarkan para andal contohnya model yang dikemukakan Sturgat dll.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian cuilan yang sangat penting, sebab dalam sub cuilan inilah terlihat beda Perguruan Tinggi Swasta dengan jenis penelitian lain. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilalui peneliti. Langkah pertama memilih metode yang dipakai dalam penelitian, yaitu metode
penelitian tindakan sekolah/kelas.
Langkah selanjutnya memilih banyaknya tindakan yang dilakukan dalam siklus, dan minimal dua siklus. Adapun tiap siklus terdiri dari 4 tahapan
yaitu: 1) Planning, 2) Acting, 3) Observing dan 4) Reflecting. Keempat tahapan tersebut dijelaskan secara singkat wacana apa yang dilakukan tiap tahapan pada setiap siklus. misalnya:
Siklus I
1. Perencanaan: apersepsi, kegiatan inti, penutup, materi alat yang dipakai dan lain-lain.
2. Tindakan apa yang dilakukan contohnya penggunaan model, pendekatan .... dan lain-lain.
3. Apa yang diobservasi/ diamati, siapa yang diamati, kapan pengamatan dilakukan , dengan apa diamati, apa hasil yang akan diperoleh dari observasi dan,
4. Bagaimana cara merefleksi
Siklus II
Dijelaskan mirip pada siklus I, namun kalau ada hal-hal yang harus diperbaiku atau direvisi dijelaskan serinci mungkin. Siklus III (kalau ada) diuraikan mirip siklus I dan II. Perguruan Tinggi Swasta minimal dua siklus
E. Sumber Data
Sumber data sanggup berasal dari dari beberapa sumber yaitu data sanggup berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber data dari subjek penelitian disebut data primer contohnya hasil tes, sedangkan sumber data dari selain subyek penelitian merupakan sumber data sekunder contohnya data hasil pengamatan yang dilakukan oleh sobat sejawat
F. Teknik dan Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data, sanggup berbentuk teknik tes maupun non tes. Teknik tes contohnya tes tertulis, verbal dan perbuatan. Sedangkan teknik non tes misalnya wawancara, pengamatan, chek list, dan lain-lain.
Alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan: teknik tes, alatnya sanggup berbentuk butir soal tes . Teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar, observasi, pedoman dan lembar wawancara dan sebagainya.
G. Validasi Data
Validasi diharapkan semoga diperoleh data yang valid. Validitas yang dipakai perlu sesuai dengan data yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif ( berbentuk angka) umumnya yang divalidasi ialah instrumennya. Validitas yang digunakan, berupa validitas teoretik maupun validitas empirik.
Data kualitatif mirip hasil observasi, wawancara, divalidasi melalui triangulasi. Triangulasi sumber, data yang berasal dari beberapa sumber.Triangulasi metode, data berasal dari beberapa metode.
H. Analisis Data
Analisis data yang dipakai sesuai dengan metode dan jenis data yang dikumpulkan. Pada Perguruan Tinggi Swasta data yang dikumpulkan sanggup berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Analisis yang digunakan tidak memakai uji statistik, tetapi dengan deskriptif.
Data kuantitatif memakai analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes sesudah siklus 1 dan nilai tes sesudah siklus. Sedangkan data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara memakai analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus
I. Indikator Kinerja
Merupakan kondisi final atau target yang diharapkan atau yang dapat dicapai. Perlu pertimbangan untuk tetapkan jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Jika terlalu tinggi akan sulit dicapai dan mungkin memerlukan lebih dari dua siklus sedangkan terlalu rendah maka terlihat tindakan yang diberikan tidak berdampak apa-apa. Indikator kinerja menjadi contoh dalam menghentikan siklus penelitian
Apa yang harus diuraikan pada Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ?
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Pada cuilan IV peneliti menjelaskan hal berikut:
A. Deskripsi Kondisi Awal
B. Deskripsi Hasil Siklus I
C. Dideskripsikan hasil Refleksi siklus I
D. Deskripsi Hasil Siklus II
E. Deskripsi Hasil Siklus III dst, mirip siklus I
F. Pembahasan / diskusi
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
A. Deskripsi Kondisi Awal
Dideskripsikan semua hasil pengamatan dari kondisi awal. Deskripsi sanggup disajikan pula dalam bentuk tabel, daftar, maupun dalam bentuk grafik atau diagram dibentuk tabel yang berisi seberapa besar kompetensi yang rendah, tinggi, rata-rata berapa, kemudian dilanjutkan degan grafik atau tabel
B. Deskripsi Hasil Siklus I
Dideskripsikan mengenai perencanaan siklus pertama, mencakup apersepsi, kegiatan inti, dan penutup. Dideskripsikan pelaksanaan tindakan pada siklus I, apa tindakan yang dilakukan, siapa yang melaksanakan tindakan, dengan memakai apa tindakan semoga berlangsung dan sebagainya. Bila memungkinkan usahakan memuat foto kegiatan ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.
Dideskripsikan hasil pengamatan/ observasi pada siklus I, hasil pengamatan sanggup berupa hasil pengamatan proses pembelajaran maupun nilai tes(hasil belajar). Hasil pengamatan sanggup disajikan dalam bentuk narasi, tabel, maupun gambar
C. Dideskripsikan hasil Refleksi siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan tindakan jelaskan apa pendahuluan/ pembukaan/ apersepsinya yang dilakukan. Dideskripsikan kegiatan inti dalam perencanaan tindakan dan deskripsikan kegiatan apa yang dilakukan pada epilog kegiatan
2. Pelaksanaan Tindakan
Jelaskan pelaksanaan tindakan yang dilakukan mulai dari pelaksanaan apersepsi/ pembukaan pelaksanaan kegiatan inti. Dalam pengumpulan data, sanggup dilampirkan foto kegiatan ketika pelaksanaan tindakan berlangsungnya proses diceritakan apa adanya. Pelaksanaan penutup, contohnya diakhiri dengan tes (hasil belajar). Usahakan pelaksanaan tidak menyimpang dari perencanaan yang telah disusun.
3. Hasil Pengamatan
Dideskripsikan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I. Hasil pengamatan sanggup berupa pengamatan pada hasil pembelajaran maupun pengamatan pada proses pembelajaran yang berbentuk nilai atau hasil tes. Hasil pengamatan ditulis apa adanya, belum ada refleksi maupun kesimpulan
Hasil pengamatan sanggup disajikan dalam bentuk daftar atau tabel, maupun dalam bentuk grafik/ diagram. Hasil pengamatan secara lengkap disajikan dalam lampiran ( hasil pengamatan dan proses pembelajaran atau diklat). Jelaskan rendah berapa, tinggi berapa, rata-rata berapa, frekuensi aktivitas. perlu dibentuk histogram dari frekuensi. Dalam mencari rata-rata memakai rumus, ada keterangannya.
4 .Refleksi
Refleksi artinya mencermati/merenungkan hasil analisis data penelitian untuk memilih tindakan selanjtnya. Hasil rtefleksi yang dijelaskan didasarkan pada hasil observasi sudah diperoleh kesimpulan sementara.
Dapat juga membandingkan antara kondisi awal dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Analisis deskriptif komparatif, dan deskriptif kualitatif kedua-duanya perlu ada, namun stressing hasil atau proses yang didahulukan tergantung judul, yang direfleksikan proses dan juga hasil
D. Deskripsi Hasil Siklus II
Deskripsi hasil siklus II berisi perencanaan tindakan pada siklus II, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan, dan hasil refleksi. Langkahnya mirip pada siklus I. Agar lebih terang sanggup membandingkan hasil siklus kedua dengan hasil siklus pertama.
E. Deskripsi Hasil Siklus III dst, (eperti siklus I dan II)
F. Pembahasan / diskusi
Dalam sub cuilan ini dibahas mengenai pelaksanaan tindakan kondisi awal, siklus I dan siklus –siklus selanjutnya. Kemudian hasil observasi atau pengamatan muali dari kondisi awal, siklus I dan siklus -siklus selanjutnya. Dibahas juga hasil refleksi siklus I, II dan siklus III (kalau ada).
Apa yang harus diuraikan pada cuilan empat hasil dan pembahasan penelitian ?
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V terdiri dari Kesimpulan dan saran ada pun hal-hal yang harus dijelaskan ialah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Rekomendasi (boleh tidak ada)
Berikut ini penjelasannya:
A. Kesimpulan
Merupakan sintesis dari berbagai inovasi Penelitian. Bersifat terpadu dan menyeluruh, mengemukakan seluruh hasil penelitian sebagai kesatuan yang utuh dari data yang bersifat terpisah . Kesimpulan yang ditulis merupakan balasan dari pertanyaan penelitian.
B. Saran
Saran ditulis di dasarkan pada kesimpulan penelitian yang diperoleh. Di jabarkan secara terinci contohnya untuk depdiknas, lembaga, Kepala Sekolah, guru, siswa usahakan sifatnya operasional, gampang dimengerti
Silahkan Lihat Contoh Perguruan Tinggi Swasta Pengawas Sekolah
Dua syarat utama harus dipenuhi oleh sumber bacaan;
1. Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan dilema yang dibahas, dan
2. Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa harus ditinggalkan.
Urutan susuna penulisan:
1. Rujukan dari Buku : Nama pengarang. (tahun terbit). judul buku (cetak miring). edisi buku. Kota penerbit: nama penerbit.
2. Rujukan dari Artikel/Bab dalam suatu Buku : Nama pengarang. (tahun terbit). judul artikel. In/dalam nama editor (Ed.). Judul buku (cetak miring). Edisi. nama penerbit, kota penerbit, halaman.
3. Rujukan Artikel dari Jurnal ; Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), volume jurnal, halaman.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
Dahlan, M.D. 1990. Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar. Model- model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.
Depdiknas. 2004. Pendekatan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
------------. 2004. Wawasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK Ditjendikti Depdiknas
.
Mulyadi HP. 2002. Pengaruh Metode Trachtenberg Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
---------------. 2005. Pembelajaran Matematika Masa Kini. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
---------------. 2005. Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Diklat Guru Matematika Kabupaten Pekalongan Tahun 2005,. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
-------------. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Kompetensi. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
Naga, Dali S. 1992. Pengantar Teori Sekor Pada Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Gunadharma.
Lembaga Administrasi Negara. 2001. Tata kerja dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
http://www.ktiguru.org/index.php/ptk-3
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hal-Hal Yang Perlu Dilampirkan
1. Rencana Tindakan yang telah disusun missal RPT
2. Instrumen yang digunakan
3. Bahan ajar/LKS yang digunakan
4. Instrumen yang telah terisi
5. Contoh hasil kerja peserta
6. Daftar hadir peserta
7. Foto-foto kegiatan
8. Surat permohonan penelitian
9. Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan
10. Surat keterangan dari sekolah (tempat penelitian)
11. Bukti seminar/Daftar Hadir/Foto (khusus untuk PTK guru)
Tata Cara Pengetikan:
Menggunakan kertas ukuran A4
Margin Atas : 4 cm, Bawah: 3 cm
Kiri : 4 cm, Kanan : 3 cm
Jarak Spasi : 1,5 (khusus ajaib hanya 1 spasi)
Jenis aksara (font) : Times New Romans
Demikianlah klarifikasi cara menciptakan laporan Perguruan Tinggi Swasta atau PTK yang baik, dihapakan kepala sekolah dan pengawas sekolah bersemangat menciptakan PTS. Semoga
Belum ada Komentar untuk "✔ Cara Menciptakan Laporan Pts Yang Baik"
Posting Komentar