✔ Pola Pts Pengawas Sekolah (Bab Iv-V)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada kepingan ini dipaparkan hasil pelaksanaan tindakan /temuan penelitian sesuai dengan mekanisme penelitian yang dilaksanakan
A. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Sesuai dengan rumusan problem dalam penelitian ini, disusun planning tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I sebagai berikut:
a. Menyusun panduan pelaksanaan workshop;
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Workshop (RPW) untuk tiap pertemuan;
c. Merencanakan pendekatan/strategi dan metode pelaksanaan workshop;
d.Mempersiapkan handout dan materi tanyangan dalam benruk powerpoint;
e. Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan selama kegiatan;
f. Menyusun tugas-tugas kelompok dan individual;
g. Menyusun pre-tes dan postes untuk melihat perkembangan kemampuan sehabis diberikan tindakan.
h. Mempersiapkan catatan-catatan dan media yang diharapkan dalam kegiatan.
2. Pelaksanaan
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 13 September 2012 mulai pukul 8.00 s.d 12.00 WIB dengan jumlah penerima yang hadir 24 orang. Peneliti membuka acara dengan memperlihatkan pengarahan wacana sekenario dan ruang lingkup materi workshop, kemudian peneliti memperlihatkan pre tes untuk mengetahui kemampuan awal guru wacana materi pembelajaran matematika realistik.
Kegiatan dilanjutkan dengan braimstorming (curah pendapat) wacana pembelajaran matematika realistik sekaligus uraian materi wacana pendekatan pembelajaran matematika realistik: Pengertian, tujuan, prinsip, langkah-langkah pelaksanaan, kelebihan dan kelemahan yang harus diantisipasi semoga sanggup diminimalkan. Selesai klarifikasi peneliti membuka pertanyaan wacana materi yang disajikan, dalam hal ini ada lima pertanyan yang menjadi topik dalam diskusi berkaitan dengan materi pembelajaran matematika realistik yang mengarah kepada beda pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran yang selama ini diterapkan.
Setelah pertanyaan tidak ada lagi peneliti membagi kelompok diskusi berdasarkan tingkat kelas mengajar di sekolah, yaitu kelompok guru yang mengajar di kelas X (kelompok A), XI (kelompok B) dan kelas XII (kelompok C) pengelompokan ini dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan materi dan pemberian bimbingan maka sengaja dikelompokkan berdasarkan jenjang mengajarnya, kemudian diberikan kiprah kelompok dalam menjawab pertanyaan seputar teori pembelajaran matematika realistik, dan simpulan acara ini peneliti memperlihatkan resume pembelajaran.
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 20 September 2012 mulai pukul 8.00 s.d 12.15 WIB dengan jumlah yang hadir 23 orang sakit 1 orang. Setelah peneliti membuka acara penerima dipersilahkan bergabung dengan kelompoknya berdasarkan tingkat kelas mengajar di sekolah, yaitu kelompok guru yang mengajar di kelas X, XI dan kelas XII menyerupai pada pertemuan I.
Masing-masing kelompok diminta untuk menampilkan tugasnya terkait dengan ciri-ciri pendekatan matematika realistik dan perbedaannya dengan pendekatan matematika mekanistik, empiristik, strukturalis dimana kelompok lain menanggapinya. Peneliti membagikan hand out (bahan ajar) kepada masing-masing penerima untuk dipelajari/dibahas secara individu dalam kelompoknya masing-masing berkaitan dengan perencanaan pembelajaran matematika realistik.
Peneliti melanjutkan dengan klarifikasi wacana teori pembelajaran matematika realistik dengan pemberian powerpoint, kepada penerima dianjurkan untuk bertanya berkaitan dengan materi tersebut. Ada 4 pertanyaan yang diajukan kepada peneliti berkaitan dengan pembelajaran perencanaan pendekatan matematika realistik dan pertanyaan tersebut menjadi topik diskusi lantaran sebelum peneliti menjawab terlebih dahulu diminta tanggaban dari kelompok lain.
Selanjutnya peneliti memperlihatkan kiprah kelompok menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika realistik dan mengacu pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007 wacana standar proses, lantaran alokasi waktu tidak mencukupi maka acara ini dilanjutkan diluar pertemuan. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 27 September 2012 dengan jumlah yang hadir 24 orang.
Materi yang dibahas yaitu diskusi wacana RPP pembelajaran matematika realistik dan perakitan tes sesuai dengan indikator yang dirumuskan dalam RPP. Peneliti memperlihatkan bimbingan kepada kelompok secara bergilir sambil merespon setiap pertanyaan yang diajukan. Kelihatannya acara ini cukup efektif lantaran penerima antusias untuk berdikusi Peneliti meminta semoga salah satu kelompok menampilkan hasil pekerjaannya kemudian kelompok lain menanggapinya.
Dalam hal ini yang tampil yaitu kelompok yang mengajar di kelas XI. Setelah pemaparan hasil oleh kelompok yang mengajar di kelas XI atau kelompok B diberikan kepada kelompok A dan C untuk menanggapi, dalam hal ini terjadi diskusi yang intensif, terjadi sedikit perdebatan wacana model RPP, sehingga peneliti meminta kelompok C menampilkan RPP yang disusun sebagai pembanding.
Dari dua RPP yang ditampilkan secara subtansi tidak ada perbedaan tapi dalam urutan langkah-langkah pembelajaran ada perbedaan disebabkan model pembelajaran yang digunakan kedua kelompok tidak sama. Kelompok A memakai pendekatan problem basic learning sedangkan kelompok C mengarah ke model pembelajaran inquiri.
Peneliti bersama dengan penerima workshop mencermati kedua RPP apakah didalamnya tergambar matematika realistik. Langkah selanjutnya peneliti memperlihatkan kesimpulan-refleksi terhadap materi yang dibahas pada pertemuan tersebut. Pertemuan III ini diakhiri dengan memperlihatkan tes untuk melihat sejauh mana penguasaan penerima menguasai materi yang dipelajarinya.
2. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, dalam rangka peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik melalui workshop MGMP, maka pemantauan dilakukan melaui :
a. Lembaran pengamatan terhadap acara workshop
Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya acara workshop dengan pemberian lembar observasi . Pada pertemuan I, terlihat masing-masing penerima serius dalam mengerjakan pre tes. Setelah acara pre tes selesai, curah pendapat dibuka peneliti berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tuntas ada 3 orang penerima yang memperlihatkan tanggabannya, dilanjutkan penjelasan-penjelasan dari peneliti dengan pemberian power poin, dalam hal ini ada 5 orang penerima yang bertanya wacana materi yang dijelaskan. Peneliti mencoba melempar pertanyaan tersebut kepada peserta lain untuk ditanggapi, ada 3 penerima yang memperlihatkan jawabannya.
Peneliti menguatkan tanggapan yang diberikan peserta. Ketika diskusi penerima cukup aktif terutama diskusi wacana prinsip pembelajaran matematika realistik, hal ini disebabkan penerima belum pernah membahas materi yang berkaitan dengan matematika realistik, walaupun istilah itu sudah usang mereka dengar namun bagaimana teori pembelajaran tersebut belum dipahami.
Dalam pertemuan II, saat masing-masing kelompok menampilkan tugasnya banyak diwarnai beberapa kritikan dan masukan dari kelompok lain yang cukup memperkaya pemahaman penerima wacana materi pembelajaran matematika realistik tercatat ada 6 masukan/saran berkaitan dengan pengertian, tujuan, prinsip yang digunakan dalam pembelajaran matematika realistik. Kegiatan dilanjutkan dimana masing-masing penerima bekerja didalam kelompoknya.
Ketika mempelajari/mendalami materi melalui lembaran yang ada , tergambar bahwa perhatian penerima cukup tinggi. Keaktifan masing-masing penerima maupun kelompok untuk terlibat diskusi dan diantara kelompok ada sedikit perdebatan mengenai materi yang dibahas. Dalam pertemuan ini sanggup dikatakan bahwa partisipasi penerima dalam bertanya atau menanggapi pertanyaan kelompok lain cukup aktif dan perlu dipertahankan.
Mengakhiri pertemuan tatap muka dalam pertemuan II ini, peneliti memperlihatkan kiprah yang berkaitan dengan perbedaan pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran matematika mekanistik dan strukturalis secara berkelompok. Tugas yang diberikan peneliti kepada penerima dikerjakan diluar acara workshop dan peneliti memintanya untuk diserahkan ahad berikutnya.
Dalam pertemuan III, hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa diskusi terealisasi cukup efektif , peneliti melaksanakan pembimbingan terhadap kelompok . Kelompok yang tampil untuk presentasi kerjanya adalah kelompok penerima yang mengajar di kelas XI, sedangkan kelompok lain memperlihatkan tanggabannya.
Kelihatannya acara ini cukup produktif lantaran masing-masing kelompok memperlihatkan argumentasinya. Pertemuan III diakhiri dengan memperlihatkan tes untuk melihat kemajuan penerima selama mengikuti kegiatan.
b. Format evaluasi hasil acara guru dalam workshop
Tabel 4.Hasil pre tes dan postes pada siklus I
Hasil tes awal yang diberikan memperlihatkan bahwa, paling tinggi tingkat penguasaan oleh guru sebesar 43 % dan paling rendah 16 %, rata-rata tingkat penguasaanya yaitu 34,34 %. Data tersebut memperlihatkan bahwa penerima worshop telah mempunyai pengetahuan dan pemahaman awal wacana pembelajaran matematika relistik. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh sebagian besar telah mengikuti training wacana yang berkaitan dengan pembelajaran matematika realistik
Setelah diadakan tindakan sesuai dengan rencana, maka diperoleh tingkat penguasaan guru paling tinggi 69 %, dan paling rendah 35 %, sedangkan rata-rata tingkat penguasaan yaitu 59,50 %, berarti telah terjadi kenaikan rata-rata tingkat penguasaan rata-rata sebesar 25,16 %. Disamping itu hasil observasi memperlihatkan bahwa jalannya diskusi cukup aktif dan keterbukaan penerima untuk mengajukan pertanyan dan respon terhadap pertanyaan yang muncul cukup baik.
6. Refleksi
Kegiatan workshop yang dilakukan oleh peneliti terealisasi sebagaimana yang diharapkan atau sesuai dengan planning tindakan yang ditentukan. Pembentukan kelompok yang dilakukan berdasarkan tingkat kelas dimana guru itu mengajar cukup besar lengan berkuasa terhadap acara diskusi.
Hal tersebut disebabkan rasa tanggungjawab akan tugasnya, Penyusunan planning pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Selanjutnya aktifitas antar kelompok terlihat cukup produktif ketika satu kelompok menampilkan hasil kerjanya sedangkan kelompok lain menanggapinya. Namun dilihat dari hasil kegiatan/belajar penerima belum sesuai dengan yang diharapkan atau belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
Pada umumnya penerima belum memahami dan menguasai dengan tepat langkah-langkah pendekatan matematika realistik dan pemilihan soal-soal matematika yang tepat.
Untuk menyempurnakan kemampuan peserta secara utuh wacana pembelajaran matematika realistik dibutuhkan tindakan berikutnya dalam siklus II, dengan acara menyerupai berikut:
a. Mempertahankan kelompok yang sudah ada, lantaran terlihat aktifitas dalam kelompok cukup tinggi.
b. Setiap kelompok diberi kesempatan dalam kelompoknya masing-masing untuk menyempurnakan tugas/latihan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahannya.
c. Pengaturan waktu yang lebih efektif sehingga planning yang disusun sanggup terlaksana.
d. Bimbingan intensif secara individu kepada guru yang mengalami kesulitan. Sehingga dengan demikian guru akan memperoleh pemahaman dan mempunyai kemampuan yang tepat dalam penyusunan planning pembelajaran dan pelaksanaannya.
B. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi wacana proses dan hasil berguru yang dikemukakan pada siklus I, disusunlah sekenario pembelajaran pada siklus II. Dengan impian terjadi perubahan signifikan terhadap kesempurnaan proses dan kemampuan penerima workshop berkelanjutan dalam melaksanakan pendekatan matematika realistik. Jika hal ini sanggup terealisasi dan sanggup dicapai dengan baik, serta sesuai dengan indikator yang diharapkan berarti terjadinya peningkatan kemampuan penerima dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik.
Adapun planning tindakan yang akan dilakukan adalah:
a.Menyusun planning pelaksanaan workshop (RPW) untuk 3 kali pertemuan berikutnya;
b. Menyiapkan materi workshop dalam bentuk powerpoin dan hand out sebagai materi yang akan disampaikan/dijelaskan kepada guru,
c. Menyiapkan tugas/latihan yang akan dibagikan kepada masing-masing peserta untuk dikerjakan, dengan impian melalui latihan yang diberikan kemampuan guru dalam pembelajaran matematika realistik semakin meningkat.
d. Mempertahankan kelompok diskusi menyerupai pada siklus I
e. Menyiapkan instrumen pengamatan proses pembelajaran dan evaluasi . Format evaluasi kemampuan menyusun materi bimbing cetak juga digunakan pada siklus I
f. Memberikan penjelasan/menyajikan materi yang telah dituangkan dalam bentuk powerpoint, mengajukan dan merespon pertanyaan peserta.
g. Melaksanakan bimbingan kelompok, braimstorming serta memperlihatkan motivasi terhadap peserta.
2. Pelaksanaan
Pertemuan ke IV dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2012 pukul 8.00 s.d 12.00 WIB. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu membuka acara , curah pendapat wacana keiatan yang telah dilaksanakan kemudian menyajikan materi yang telah disusun dalam bentuk power poin wacana menyusun planning pembelajaran matematika relistik dan penerapannya di kelas. Setelah materi disajikan diberikan kesempatan untuk tanya jawab.
Tanya jawab hanya sekitar 10 menit dan dilanjutkan dengan mempersilahkan penerima menempati posisi kelompoknya maka peneliti membagikan tugas/latihan untuk dikerjakan masing-masing masing kelompok.Tugas kelompok yaitu menyusun RPP mini dengan durasi waktu 2 x 45 menit yang ditampilkan oleh salah satu anggota kelompok wacana penerapan matematika realistik.
Dalam kelompok terjadi interaksi sesama anggota kelompok dan peneliti berkeliling memperlihatkan bimbingan intensif kepada guru yang mengalami kesulitan. Pertanyan yang muncul dari kelompok dipersilahkan peneliti untuk dijawab kelompok lain sebelum ke peneliti, Untuk mengerjakan kiprah tersebut kelihatannya tidak mencukupi waktu, artinya waktu yang tersedi dalam pertemuan tersebut sudah habis.
Pertemuan IV diakhiri dan peneliti memberikan bahwa penyelesaian kiprah tersebut dikerjakan diluar pertemuan dan masing-masing kelompok menyepakati salah satu anggotanya untuk menerapkan RPP matematika realistik.
Pertemuan V dilaksanakan pada hari Kamis, 18 September 2012 pukul 8.00 s.d 12.00 WIB dengan jumlah yang hadir 24 orang , tindakan yang dilakukan yaitu presentasi masing-masing kelompok bentuk micro teaching dengan materi penerapan pembelajaran tuntas yang dilanjutkan dengan Tanya jawab antara kelompok yang tampil dengan kelompok penanggab (belum tampil) kemudian diskusi wacana hal-yang yang sudah baik untuk dipertahankan dan hal-hal yang harus diperbaiki, peneliti bertindak sebagai fasilitator dan moderator.
Berdasarkan akad antar kelompok disepakati kelompok guru yang mengajar di kelas XII (kelompok C) yang duluan tampil. Ketika utusan kelompok tampil melaksanakan pembelajaran matematika realistik dengan RPP yang disusun kelompok C, maka yang lain berperan sebagai penerima didik.
Agar ada waktu untuk mendiskusikan hasil penampilan masing-masing kelompok maka disepakati durasi waktu tampil tiap kelompok yaitu 2 x 30 menit. Setelah kelompok C tampil maka diberi untuk masing-masing A dan B memberi tanggaban berkaitan dengan perencanaan yang disusun dan pelaksanaan pembelajaran matematika realistik. Tercatat ada 2 pertanyaan dari kelompok A dan 3 berupa saran, sedangkan kelompok B memberikan 3 pertanyaan dan 1 saran. Peneliti mempersilahkan kelompok yang tampil untuk memperlihatkan tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Terlihat diskusi intensif dan bersemangat, namun lantaran waktu terbatas maka peneliti memperlihatkan ulasan umum dan saran-saran perbaikan. Penampilan dua kelompok berikutnya akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan VI yang merupakan pertemuan simpulan siklus ke II dilaksanakan pada hari Kamis, 25 September 2012 pukul 8.00 s.d 12.00 WIB, penerima yang hadir sebanyak 24 orang. Pada pertemuan ini peneliti membuka acara dan memperlihatkan semangat semoga tetap termotivasi dalam melanjutkan acara workshop dengan impian penerima semua sanggup menerapkan pembelajaran realistik di sekolah masing-masing sesuai dengan karakteristik materi dan penerima didik. Pada pertemuan enam dilanjutkan dengan menampilkan kelompok A dan B.
Peneliti mengusahakan semoga semua tampil lantaran inti acara yaitu penerapan pembelajaran matematika realistik. Kelompok yang pertama menampilkan pembelajaran matematika realistik yaitu kelompok A dengan durasi waktu tetap 2 x 30 menit sehabis selesai penampilan utusan kelompok A diberi kesempatan kepada kelompok B dan C untuk memperlihatkan masukan atau saran dan pertanyaan.
Dari kelompok B ada satu pertanyaan dan dua saran, sedangkan kelompok C ada tiga saran. Selanjutnya peneliti memberi penguatan dan saran-saran perbaikan. Kelompok yang terakhir tampil yaitu kelompok B, dengan penampilan kelompok B peneliti berharap penerima workshop sudah semakin terampil dalam menerapkan matematika realistik.
Durasi waktu yang digunakan adala 2 x 30 menit, sehabis penampilan kelompok B maka kelompok A mengajukan satu saran perbaikan dan kelompok C memperlihatkan satu saran. Setelah penampilan ketiga kelompok peneliti memperlihatkan penguatan dan masukan perbaikan dan pengembangan. Dan sebelum acara berakhir peneliti memperlihatkan tes untuk melihat kemajuan kemampuan penerima wacana pembelajaran matematika relistik.
3. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengupayakan semoga terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran matematika realistik melalui workshop pada MGMP maka pemantauan dilakukan melalui:
a. Lembaran pengamatan terhadap kegiatan workshop
Proses pembelajaran yang dilakukan peneliti berjalan dengan lancar dan sesuai dengan planning yang ditetapkan, tidak ada hambatan yang berarti. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengekspresikan pendapatnya terhadap kiprah yang dikerjakan kelompok lain.
Tanya jawab terbuka secara aktif dan hambatan terhadap pengaturan waktu pada siklus I telah teratasi pada sikulus II. Frekuensi bertanya antar kelompok maupun kepada peneliti meningkat dari siklus I khususnya terhadap penerapan pembelajaran matematika realistik yang ditampilkan masing-masing kelompok.
Bimbingan intensif yang diberikan peneliti terhadap masing-masing kelompok pada siklus II ini sangat membantu guru untuk memahami materi dan menerapkannya.
b. Format evaluasi hasil acara workshop
Tabel 5. Hasil tes pada siklus I dan siklus II
Setelah diadakan tindakan sesuai dengan planning pada siklus II ini, maka diperoleh tingkat penguasaan guru paling tinggi 88 % dan paling rendah 65 %, rata-rata tingkat penguasaan yaitu 78,26%. Mencermati data tersebut, berarti bahwa apabila dibandingkan dengan tingkat penguasaan rata-rata siklus I dan II terjadi kenaikan tingkat penguasaan rata-rata sebesar 17,76. Data-data tersebut memperlihatkan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 75% , sudah tercapai bahkan sudah terlampaui.
Tetapi apabila dilihat dari penguasaan individu, hanya 3 orang atau 12,50% guru yang tidak mencapai tingkat penguasaan sesuai indikator yang ditentukan. Secara umum sanggup disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran matematika realistik melalaui workshop MGMP berhasil secara sifnifikan.
4. Refleksi
Mencermati hasil yang diperoleh baik dari segi proses maupun hasil belajar/kegiatan maka hingga siklus II kelihatannya tindakan yang dilakukan sudah mencapai hasil yang memuaskan. Dalam acara workshop yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan imbas yang signifikan terhadap perubahan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik.
Peserta mengikuti acara dengan antusias, secara individu maupun kelompok memperlihatkan partisipasi yang cukup baik selama acara workshop, terjadi interaksi diantara sesama peserta maupun dengan peneliti yang cukup produktif. Fenomena ini memberi imbas terhadap hasil yang dicapai , sehingga sasaran yang telah ditentukan berupa indikator keberhasilan sanggup tercapai bahkan terlampaui.
Secara kuantitatif, rata-rata tingkat penguasaan penerima terhadap materi dan praktik yaitu 78,26 %. Jumlah guru yang telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan mencapai 78,26 %. Keadaan ini memperlihatkan makna bahwa tindakan berupa workshop MGMP untuk siklus III sudah tidak diharapkan lagi.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian menyerupai dikemukakan pada kepingan terdahulu, sanggup diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Workshop penerapan Matematika realistik di MGMP Sekolah Menengan Atas untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik cukup efektif, dapat membuat guru lebih aktif , kreatif dan antusias dalam kegiatan. Hasil berguru yang dicapai memperlihatkan peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tuntas secara signifikan. .
2. Kegiaan workshop di MGMP sebaiknya dikelola dengan bentuk diskusi kelompok , curah pendapat , tanya jawab serta diberi kesempatan untuk menampilkan hasil pekerjaannya. Peneliti hendaknya bertindak sebagai fasilitator dan diberi peluang kepada penerima untuk sharing. Perlu dihindari contoh menggurui atau berceramah lantaran hal itu menciptakan mereka tidak betah bertahan mengikuti kegiatan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti menyarankan hal-hal menyerupai berikut;
1. Apabila pengawas/peneliti melaksanakan pembinaan di MGMP, maka acara sebaiknya direncanakan berupa workshop dan dikelola dalam bentuk diskusi, curah pendapat, tanya jawab. Berikan kesempatan untuk penerima untuk menampilkan hasil kerjanya dan mengkritisi pekerjaan kelompok lain. Hindari menggurui atau ceramah tapi lebih baik bertindak sebagai fasilitator.
2. Dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tuntas bagi mata pelajaran lain disarankan untuk melaksanakan pembinaan melalui workshop MGMP lantaran kehadiran guru di MGMP cukup cepat memperlihatkan informasi kepada guru lain di daerah mengajar yang sama. Hendaknya dilakukan secara dengan perencanaan yang matang sehingga tujuan yang dicapai dari acara workshop itu sanggup dicapai.
Pada kepingan ini dipaparkan hasil pelaksanaan tindakan /temuan penelitian sesuai dengan mekanisme penelitian yang dilaksanakan
A. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Sesuai dengan rumusan problem dalam penelitian ini, disusun planning tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I sebagai berikut:
a. Menyusun panduan pelaksanaan workshop;
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Workshop (RPW) untuk tiap pertemuan;
c. Merencanakan pendekatan/strategi dan metode pelaksanaan workshop;
d.Mempersiapkan handout dan materi tanyangan dalam benruk powerpoint;
e. Menyusun lembar observasi atau lembar pengamatan selama kegiatan;
f. Menyusun tugas-tugas kelompok dan individual;
g. Menyusun pre-tes dan postes untuk melihat perkembangan kemampuan sehabis diberikan tindakan.
h. Mempersiapkan catatan-catatan dan media yang diharapkan dalam kegiatan.
2. Pelaksanaan
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 13 September 2012 mulai pukul 8.00 s.d 12.00 WIB dengan jumlah penerima yang hadir 24 orang. Peneliti membuka acara dengan memperlihatkan pengarahan wacana sekenario dan ruang lingkup materi workshop, kemudian peneliti memperlihatkan pre tes untuk mengetahui kemampuan awal guru wacana materi pembelajaran matematika realistik.
Kegiatan dilanjutkan dengan braimstorming (curah pendapat) wacana pembelajaran matematika realistik sekaligus uraian materi wacana pendekatan pembelajaran matematika realistik: Pengertian, tujuan, prinsip, langkah-langkah pelaksanaan, kelebihan dan kelemahan yang harus diantisipasi semoga sanggup diminimalkan. Selesai klarifikasi peneliti membuka pertanyaan wacana materi yang disajikan, dalam hal ini ada lima pertanyan yang menjadi topik dalam diskusi berkaitan dengan materi pembelajaran matematika realistik yang mengarah kepada beda pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran yang selama ini diterapkan.
Setelah pertanyaan tidak ada lagi peneliti membagi kelompok diskusi berdasarkan tingkat kelas mengajar di sekolah, yaitu kelompok guru yang mengajar di kelas X (kelompok A), XI (kelompok B) dan kelas XII (kelompok C) pengelompokan ini dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan materi dan pemberian bimbingan maka sengaja dikelompokkan berdasarkan jenjang mengajarnya, kemudian diberikan kiprah kelompok dalam menjawab pertanyaan seputar teori pembelajaran matematika realistik, dan simpulan acara ini peneliti memperlihatkan resume pembelajaran.
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 20 September 2012 mulai pukul 8.00 s.d 12.15 WIB dengan jumlah yang hadir 23 orang sakit 1 orang. Setelah peneliti membuka acara penerima dipersilahkan bergabung dengan kelompoknya berdasarkan tingkat kelas mengajar di sekolah, yaitu kelompok guru yang mengajar di kelas X, XI dan kelas XII menyerupai pada pertemuan I.
Masing-masing kelompok diminta untuk menampilkan tugasnya terkait dengan ciri-ciri pendekatan matematika realistik dan perbedaannya dengan pendekatan matematika mekanistik, empiristik, strukturalis dimana kelompok lain menanggapinya. Peneliti membagikan hand out (bahan ajar) kepada masing-masing penerima untuk dipelajari/dibahas secara individu dalam kelompoknya masing-masing berkaitan dengan perencanaan pembelajaran matematika realistik.
Peneliti melanjutkan dengan klarifikasi wacana teori pembelajaran matematika realistik dengan pemberian powerpoint, kepada penerima dianjurkan untuk bertanya berkaitan dengan materi tersebut. Ada 4 pertanyaan yang diajukan kepada peneliti berkaitan dengan pembelajaran perencanaan pendekatan matematika realistik dan pertanyaan tersebut menjadi topik diskusi lantaran sebelum peneliti menjawab terlebih dahulu diminta tanggaban dari kelompok lain.
Selanjutnya peneliti memperlihatkan kiprah kelompok menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika realistik dan mengacu pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007 wacana standar proses, lantaran alokasi waktu tidak mencukupi maka acara ini dilanjutkan diluar pertemuan. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 27 September 2012 dengan jumlah yang hadir 24 orang.
Materi yang dibahas yaitu diskusi wacana RPP pembelajaran matematika realistik dan perakitan tes sesuai dengan indikator yang dirumuskan dalam RPP. Peneliti memperlihatkan bimbingan kepada kelompok secara bergilir sambil merespon setiap pertanyaan yang diajukan. Kelihatannya acara ini cukup efektif lantaran penerima antusias untuk berdikusi Peneliti meminta semoga salah satu kelompok menampilkan hasil pekerjaannya kemudian kelompok lain menanggapinya.
Dalam hal ini yang tampil yaitu kelompok yang mengajar di kelas XI. Setelah pemaparan hasil oleh kelompok yang mengajar di kelas XI atau kelompok B diberikan kepada kelompok A dan C untuk menanggapi, dalam hal ini terjadi diskusi yang intensif, terjadi sedikit perdebatan wacana model RPP, sehingga peneliti meminta kelompok C menampilkan RPP yang disusun sebagai pembanding.
Dari dua RPP yang ditampilkan secara subtansi tidak ada perbedaan tapi dalam urutan langkah-langkah pembelajaran ada perbedaan disebabkan model pembelajaran yang digunakan kedua kelompok tidak sama. Kelompok A memakai pendekatan problem basic learning sedangkan kelompok C mengarah ke model pembelajaran inquiri.
Peneliti bersama dengan penerima workshop mencermati kedua RPP apakah didalamnya tergambar matematika realistik. Langkah selanjutnya peneliti memperlihatkan kesimpulan-refleksi terhadap materi yang dibahas pada pertemuan tersebut. Pertemuan III ini diakhiri dengan memperlihatkan tes untuk melihat sejauh mana penguasaan penerima menguasai materi yang dipelajarinya.
2. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, dalam rangka peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik melalui workshop MGMP, maka pemantauan dilakukan melaui :
a. Lembaran pengamatan terhadap acara workshop
Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya acara workshop dengan pemberian lembar observasi . Pada pertemuan I, terlihat masing-masing penerima serius dalam mengerjakan pre tes. Setelah acara pre tes selesai, curah pendapat dibuka peneliti berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tuntas ada 3 orang penerima yang memperlihatkan tanggabannya, dilanjutkan penjelasan-penjelasan dari peneliti dengan pemberian power poin, dalam hal ini ada 5 orang penerima yang bertanya wacana materi yang dijelaskan. Peneliti mencoba melempar pertanyaan tersebut kepada peserta lain untuk ditanggapi, ada 3 penerima yang memperlihatkan jawabannya.
Peneliti menguatkan tanggapan yang diberikan peserta. Ketika diskusi penerima cukup aktif terutama diskusi wacana prinsip pembelajaran matematika realistik, hal ini disebabkan penerima belum pernah membahas materi yang berkaitan dengan matematika realistik, walaupun istilah itu sudah usang mereka dengar namun bagaimana teori pembelajaran tersebut belum dipahami.
Dalam pertemuan II, saat masing-masing kelompok menampilkan tugasnya banyak diwarnai beberapa kritikan dan masukan dari kelompok lain yang cukup memperkaya pemahaman penerima wacana materi pembelajaran matematika realistik tercatat ada 6 masukan/saran berkaitan dengan pengertian, tujuan, prinsip yang digunakan dalam pembelajaran matematika realistik. Kegiatan dilanjutkan dimana masing-masing penerima bekerja didalam kelompoknya.
Ketika mempelajari/mendalami materi melalui lembaran yang ada , tergambar bahwa perhatian penerima cukup tinggi. Keaktifan masing-masing penerima maupun kelompok untuk terlibat diskusi dan diantara kelompok ada sedikit perdebatan mengenai materi yang dibahas. Dalam pertemuan ini sanggup dikatakan bahwa partisipasi penerima dalam bertanya atau menanggapi pertanyaan kelompok lain cukup aktif dan perlu dipertahankan.
Mengakhiri pertemuan tatap muka dalam pertemuan II ini, peneliti memperlihatkan kiprah yang berkaitan dengan perbedaan pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran matematika mekanistik dan strukturalis secara berkelompok. Tugas yang diberikan peneliti kepada penerima dikerjakan diluar acara workshop dan peneliti memintanya untuk diserahkan ahad berikutnya.
Dalam pertemuan III, hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa diskusi terealisasi cukup efektif , peneliti melaksanakan pembimbingan terhadap kelompok . Kelompok yang tampil untuk presentasi kerjanya adalah kelompok penerima yang mengajar di kelas XI, sedangkan kelompok lain memperlihatkan tanggabannya.
Kelihatannya acara ini cukup produktif lantaran masing-masing kelompok memperlihatkan argumentasinya. Pertemuan III diakhiri dengan memperlihatkan tes untuk melihat kemajuan penerima selama mengikuti kegiatan.
b. Format evaluasi hasil acara guru dalam workshop
Tabel 4.Hasil pre tes dan postes pada siklus I
Nilai | Pre tes | Tes siklus I | % Peningkatan |
Rata-rata | 34,34 | 59,50 | 25,16 |
Tertinggi | 43 | 69 | 18 |
Terendah | 16 | 35 | 19 |
Hasil tes awal yang diberikan memperlihatkan bahwa, paling tinggi tingkat penguasaan oleh guru sebesar 43 % dan paling rendah 16 %, rata-rata tingkat penguasaanya yaitu 34,34 %. Data tersebut memperlihatkan bahwa penerima worshop telah mempunyai pengetahuan dan pemahaman awal wacana pembelajaran matematika relistik. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh sebagian besar telah mengikuti training wacana yang berkaitan dengan pembelajaran matematika realistik
Setelah diadakan tindakan sesuai dengan rencana, maka diperoleh tingkat penguasaan guru paling tinggi 69 %, dan paling rendah 35 %, sedangkan rata-rata tingkat penguasaan yaitu 59,50 %, berarti telah terjadi kenaikan rata-rata tingkat penguasaan rata-rata sebesar 25,16 %. Disamping itu hasil observasi memperlihatkan bahwa jalannya diskusi cukup aktif dan keterbukaan penerima untuk mengajukan pertanyan dan respon terhadap pertanyaan yang muncul cukup baik.
6. Refleksi
Kegiatan workshop yang dilakukan oleh peneliti terealisasi sebagaimana yang diharapkan atau sesuai dengan planning tindakan yang ditentukan. Pembentukan kelompok yang dilakukan berdasarkan tingkat kelas dimana guru itu mengajar cukup besar lengan berkuasa terhadap acara diskusi.
Hal tersebut disebabkan rasa tanggungjawab akan tugasnya, Penyusunan planning pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Selanjutnya aktifitas antar kelompok terlihat cukup produktif ketika satu kelompok menampilkan hasil kerjanya sedangkan kelompok lain menanggapinya. Namun dilihat dari hasil kegiatan/belajar penerima belum sesuai dengan yang diharapkan atau belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
Pada umumnya penerima belum memahami dan menguasai dengan tepat langkah-langkah pendekatan matematika realistik dan pemilihan soal-soal matematika yang tepat.
Untuk menyempurnakan kemampuan peserta secara utuh wacana pembelajaran matematika realistik dibutuhkan tindakan berikutnya dalam siklus II, dengan acara menyerupai berikut:
a. Mempertahankan kelompok yang sudah ada, lantaran terlihat aktifitas dalam kelompok cukup tinggi.
b. Setiap kelompok diberi kesempatan dalam kelompoknya masing-masing untuk menyempurnakan tugas/latihan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahannya.
c. Pengaturan waktu yang lebih efektif sehingga planning yang disusun sanggup terlaksana.
d. Bimbingan intensif secara individu kepada guru yang mengalami kesulitan. Sehingga dengan demikian guru akan memperoleh pemahaman dan mempunyai kemampuan yang tepat dalam penyusunan planning pembelajaran dan pelaksanaannya.
B. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi wacana proses dan hasil berguru yang dikemukakan pada siklus I, disusunlah sekenario pembelajaran pada siklus II. Dengan impian terjadi perubahan signifikan terhadap kesempurnaan proses dan kemampuan penerima workshop berkelanjutan dalam melaksanakan pendekatan matematika realistik. Jika hal ini sanggup terealisasi dan sanggup dicapai dengan baik, serta sesuai dengan indikator yang diharapkan berarti terjadinya peningkatan kemampuan penerima dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik.
Adapun planning tindakan yang akan dilakukan adalah:
a.Menyusun planning pelaksanaan workshop (RPW) untuk 3 kali pertemuan berikutnya;
b. Menyiapkan materi workshop dalam bentuk powerpoin dan hand out sebagai materi yang akan disampaikan/dijelaskan kepada guru,
c. Menyiapkan tugas/latihan yang akan dibagikan kepada masing-masing peserta untuk dikerjakan, dengan impian melalui latihan yang diberikan kemampuan guru dalam pembelajaran matematika realistik semakin meningkat.
d. Mempertahankan kelompok diskusi menyerupai pada siklus I
e. Menyiapkan instrumen pengamatan proses pembelajaran dan evaluasi . Format evaluasi kemampuan menyusun materi bimbing cetak juga digunakan pada siklus I
f. Memberikan penjelasan/menyajikan materi yang telah dituangkan dalam bentuk powerpoint, mengajukan dan merespon pertanyaan peserta.
g. Melaksanakan bimbingan kelompok, braimstorming serta memperlihatkan motivasi terhadap peserta.
2. Pelaksanaan
Pertemuan ke IV dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2012 pukul 8.00 s.d 12.00 WIB. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu membuka acara , curah pendapat wacana keiatan yang telah dilaksanakan kemudian menyajikan materi yang telah disusun dalam bentuk power poin wacana menyusun planning pembelajaran matematika relistik dan penerapannya di kelas. Setelah materi disajikan diberikan kesempatan untuk tanya jawab.
Tanya jawab hanya sekitar 10 menit dan dilanjutkan dengan mempersilahkan penerima menempati posisi kelompoknya maka peneliti membagikan tugas/latihan untuk dikerjakan masing-masing masing kelompok.Tugas kelompok yaitu menyusun RPP mini dengan durasi waktu 2 x 45 menit yang ditampilkan oleh salah satu anggota kelompok wacana penerapan matematika realistik.
Dalam kelompok terjadi interaksi sesama anggota kelompok dan peneliti berkeliling memperlihatkan bimbingan intensif kepada guru yang mengalami kesulitan. Pertanyan yang muncul dari kelompok dipersilahkan peneliti untuk dijawab kelompok lain sebelum ke peneliti, Untuk mengerjakan kiprah tersebut kelihatannya tidak mencukupi waktu, artinya waktu yang tersedi dalam pertemuan tersebut sudah habis.
Pertemuan IV diakhiri dan peneliti memberikan bahwa penyelesaian kiprah tersebut dikerjakan diluar pertemuan dan masing-masing kelompok menyepakati salah satu anggotanya untuk menerapkan RPP matematika realistik.
Pertemuan V dilaksanakan pada hari Kamis, 18 September 2012 pukul 8.00 s.d 12.00 WIB dengan jumlah yang hadir 24 orang , tindakan yang dilakukan yaitu presentasi masing-masing kelompok bentuk micro teaching dengan materi penerapan pembelajaran tuntas yang dilanjutkan dengan Tanya jawab antara kelompok yang tampil dengan kelompok penanggab (belum tampil) kemudian diskusi wacana hal-yang yang sudah baik untuk dipertahankan dan hal-hal yang harus diperbaiki, peneliti bertindak sebagai fasilitator dan moderator.
Berdasarkan akad antar kelompok disepakati kelompok guru yang mengajar di kelas XII (kelompok C) yang duluan tampil. Ketika utusan kelompok tampil melaksanakan pembelajaran matematika realistik dengan RPP yang disusun kelompok C, maka yang lain berperan sebagai penerima didik.
Agar ada waktu untuk mendiskusikan hasil penampilan masing-masing kelompok maka disepakati durasi waktu tampil tiap kelompok yaitu 2 x 30 menit. Setelah kelompok C tampil maka diberi untuk masing-masing A dan B memberi tanggaban berkaitan dengan perencanaan yang disusun dan pelaksanaan pembelajaran matematika realistik. Tercatat ada 2 pertanyaan dari kelompok A dan 3 berupa saran, sedangkan kelompok B memberikan 3 pertanyaan dan 1 saran. Peneliti mempersilahkan kelompok yang tampil untuk memperlihatkan tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Terlihat diskusi intensif dan bersemangat, namun lantaran waktu terbatas maka peneliti memperlihatkan ulasan umum dan saran-saran perbaikan. Penampilan dua kelompok berikutnya akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan VI yang merupakan pertemuan simpulan siklus ke II dilaksanakan pada hari Kamis, 25 September 2012 pukul 8.00 s.d 12.00 WIB, penerima yang hadir sebanyak 24 orang. Pada pertemuan ini peneliti membuka acara dan memperlihatkan semangat semoga tetap termotivasi dalam melanjutkan acara workshop dengan impian penerima semua sanggup menerapkan pembelajaran realistik di sekolah masing-masing sesuai dengan karakteristik materi dan penerima didik. Pada pertemuan enam dilanjutkan dengan menampilkan kelompok A dan B.
Peneliti mengusahakan semoga semua tampil lantaran inti acara yaitu penerapan pembelajaran matematika realistik. Kelompok yang pertama menampilkan pembelajaran matematika realistik yaitu kelompok A dengan durasi waktu tetap 2 x 30 menit sehabis selesai penampilan utusan kelompok A diberi kesempatan kepada kelompok B dan C untuk memperlihatkan masukan atau saran dan pertanyaan.
Dari kelompok B ada satu pertanyaan dan dua saran, sedangkan kelompok C ada tiga saran. Selanjutnya peneliti memberi penguatan dan saran-saran perbaikan. Kelompok yang terakhir tampil yaitu kelompok B, dengan penampilan kelompok B peneliti berharap penerima workshop sudah semakin terampil dalam menerapkan matematika realistik.
Durasi waktu yang digunakan adala 2 x 30 menit, sehabis penampilan kelompok B maka kelompok A mengajukan satu saran perbaikan dan kelompok C memperlihatkan satu saran. Setelah penampilan ketiga kelompok peneliti memperlihatkan penguatan dan masukan perbaikan dan pengembangan. Dan sebelum acara berakhir peneliti memperlihatkan tes untuk melihat kemajuan kemampuan penerima wacana pembelajaran matematika relistik.
3. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengupayakan semoga terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran matematika realistik melalui workshop pada MGMP maka pemantauan dilakukan melalui:
a. Lembaran pengamatan terhadap kegiatan workshop
Proses pembelajaran yang dilakukan peneliti berjalan dengan lancar dan sesuai dengan planning yang ditetapkan, tidak ada hambatan yang berarti. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengekspresikan pendapatnya terhadap kiprah yang dikerjakan kelompok lain.
Tanya jawab terbuka secara aktif dan hambatan terhadap pengaturan waktu pada siklus I telah teratasi pada sikulus II. Frekuensi bertanya antar kelompok maupun kepada peneliti meningkat dari siklus I khususnya terhadap penerapan pembelajaran matematika realistik yang ditampilkan masing-masing kelompok.
Bimbingan intensif yang diberikan peneliti terhadap masing-masing kelompok pada siklus II ini sangat membantu guru untuk memahami materi dan menerapkannya.
b. Format evaluasi hasil acara workshop
Tabel 5. Hasil tes pada siklus I dan siklus II
Nilai | Tes siklus I | Tes siklus II | Peningkatan |
Rata-rata | 59,50 | 77,26 | 17,76 |
Tertinggi | 69 | 88 | 19 |
Terendah | 35 | 65 | 30 |
Setelah diadakan tindakan sesuai dengan planning pada siklus II ini, maka diperoleh tingkat penguasaan guru paling tinggi 88 % dan paling rendah 65 %, rata-rata tingkat penguasaan yaitu 78,26%. Mencermati data tersebut, berarti bahwa apabila dibandingkan dengan tingkat penguasaan rata-rata siklus I dan II terjadi kenaikan tingkat penguasaan rata-rata sebesar 17,76. Data-data tersebut memperlihatkan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 75% , sudah tercapai bahkan sudah terlampaui.
Tetapi apabila dilihat dari penguasaan individu, hanya 3 orang atau 12,50% guru yang tidak mencapai tingkat penguasaan sesuai indikator yang ditentukan. Secara umum sanggup disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran matematika realistik melalaui workshop MGMP berhasil secara sifnifikan.
4. Refleksi
Mencermati hasil yang diperoleh baik dari segi proses maupun hasil belajar/kegiatan maka hingga siklus II kelihatannya tindakan yang dilakukan sudah mencapai hasil yang memuaskan. Dalam acara workshop yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan imbas yang signifikan terhadap perubahan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik.
Peserta mengikuti acara dengan antusias, secara individu maupun kelompok memperlihatkan partisipasi yang cukup baik selama acara workshop, terjadi interaksi diantara sesama peserta maupun dengan peneliti yang cukup produktif. Fenomena ini memberi imbas terhadap hasil yang dicapai , sehingga sasaran yang telah ditentukan berupa indikator keberhasilan sanggup tercapai bahkan terlampaui.
Secara kuantitatif, rata-rata tingkat penguasaan penerima terhadap materi dan praktik yaitu 78,26 %. Jumlah guru yang telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan mencapai 78,26 %. Keadaan ini memperlihatkan makna bahwa tindakan berupa workshop MGMP untuk siklus III sudah tidak diharapkan lagi.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian menyerupai dikemukakan pada kepingan terdahulu, sanggup diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Workshop penerapan Matematika realistik di MGMP Sekolah Menengan Atas untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik cukup efektif, dapat membuat guru lebih aktif , kreatif dan antusias dalam kegiatan. Hasil berguru yang dicapai memperlihatkan peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tuntas secara signifikan. .
2. Kegiaan workshop di MGMP sebaiknya dikelola dengan bentuk diskusi kelompok , curah pendapat , tanya jawab serta diberi kesempatan untuk menampilkan hasil pekerjaannya. Peneliti hendaknya bertindak sebagai fasilitator dan diberi peluang kepada penerima untuk sharing. Perlu dihindari contoh menggurui atau berceramah lantaran hal itu menciptakan mereka tidak betah bertahan mengikuti kegiatan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti menyarankan hal-hal menyerupai berikut;
1. Apabila pengawas/peneliti melaksanakan pembinaan di MGMP, maka acara sebaiknya direncanakan berupa workshop dan dikelola dalam bentuk diskusi, curah pendapat, tanya jawab. Berikan kesempatan untuk penerima untuk menampilkan hasil kerjanya dan mengkritisi pekerjaan kelompok lain. Hindari menggurui atau ceramah tapi lebih baik bertindak sebagai fasilitator.
2. Dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tuntas bagi mata pelajaran lain disarankan untuk melaksanakan pembinaan melalui workshop MGMP lantaran kehadiran guru di MGMP cukup cepat memperlihatkan informasi kepada guru lain di daerah mengajar yang sama. Hendaknya dilakukan secara dengan perencanaan yang matang sehingga tujuan yang dicapai dari acara workshop itu sanggup dicapai.
Belum ada Komentar untuk "✔ Pola Pts Pengawas Sekolah (Bab Iv-V)"
Posting Komentar