✔ Seni Administrasi Pembelajaran Hots
Istilah HOTS bukan lagi istilah gres bagi kalangan guru alasannya ialah selalu dikaitkan dengan penilaian contohnya setiap penyusunan soal atau tes guru selalu dianjurkan semoga soal yang disusun diarahkan kedalam bentuk soal HOTS .
Hal ini bisa saja dilakukan oleh guru, namun perlu dikritisi apakah selama ini pembelajaran yang dilakukan sudah HOTS, alasannya ialah tidaklah seimbang kalau penerima didik diminta mengerjakan soal bentuk HOTS, namun mereka tidak dibelajarkan atau dibiasakan mencar ilmu dengan cara pembelajaran HOTS.
Pertanyaannya apa yang dimaksud pembelajaran HOTS ? dan bagaimana cara yang harus dilakukan guru semoga pembelajaran yang dilakukannya memenuhi pembelajaran HOTS.
Baca Juga: Bagaimana Membuat RPP HOTS
Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis mencoba menguraikan taktik atau yang sanggup dilakukan guru semoga pembelajaran menjadi HOTS.
A. Pengertian pembelajaran HOTS
Pembelajaran HOTS ialah pembelajaran yang dirancang dan dilakukan untuk membuatkan kemampuan penerima didik semoga mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Sedangkan Keterampilan berfikir tingkat tinggi sanggup diartikan sebagai kemampuan penerima didik untuk menghasilkan pengetahuan gres melalui kemampuan menuntaskan masalah, mempelajari sesuatu yang gres menurut hasil mencar ilmu yang dimilikinya (transfer of learning), berpikir kreatif (creative thinking) dan kreatif (creativity).
Selain itu kalau ditinjau dari proses kognitif (Revisi Taxonomi Bloom oleh Anderson), maka pembelajaran HOTS ialah pembelajaran yang menggiring penerima didik untuk melaksanakan dan mempunyai kemampuan menganalisis(C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6)
Secara umum penerapan model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 ibarat penerapan model pembelajaran Problem Based Learning(PBL),Projec Based Learning ( PjBL), Inquiry Learning(IL), Discovery Learning (DL) dan beberapa jenis Coperative Learning (CL) sudah mengarah kepada pembelajaran HOTS, namun perlu ada pengutamaan khusus sehingga terfokus kepada tuntutan terhadap proses dan hasil mencar ilmu yang diharapkan.
B. Tujuan Pembelajaran HOTS
Adapun tujuan/manfaat pembelajaran HOTS ialah sebagai berikut:
1. Kemampuan Menganalisis
Yang dimaksud dengan kemampuan menganalisis ialah kemampuan yang ditandai:
Kemampuan mengevaluasi terlihat ketika penerima didik telah memiliki:
Kemampuan mencipta sanggup terlihat saat penerima didik bisa mengorganisir hal-hal yang tidak sama menyatu dengan cara atau susunan yang baru, atau menyusun ulang hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang gres , atau memperlihatkan alternatif untuk menuntaskan /mengerjakan sesuatu.
Strategi Pembelajaran HOTS yang dilakukan:
Peserta didik dikatakan telah mempunyai kemampuan budi sehat dan logika apabila mampu:
Peserta didik dikatakan mempunyai kemampuan pemecahan masalah, apabila dalam kekiatan pembelajaran mampu:
Peserta didik dikatakan telah mempunyai kreativitas dan berfikir kreatif ditandai dengan adaya kemampuan untuk:
Bahan Bacaan :
1. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
2. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
3. Modul Pembelajaran HOTS Tahun 2019
Hal ini bisa saja dilakukan oleh guru, namun perlu dikritisi apakah selama ini pembelajaran yang dilakukan sudah HOTS, alasannya ialah tidaklah seimbang kalau penerima didik diminta mengerjakan soal bentuk HOTS, namun mereka tidak dibelajarkan atau dibiasakan mencar ilmu dengan cara pembelajaran HOTS.
Pertanyaannya apa yang dimaksud pembelajaran HOTS ? dan bagaimana cara yang harus dilakukan guru semoga pembelajaran yang dilakukannya memenuhi pembelajaran HOTS.
Baca Juga: Bagaimana Membuat RPP HOTS
Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis mencoba menguraikan taktik atau yang sanggup dilakukan guru semoga pembelajaran menjadi HOTS.
A. Pengertian pembelajaran HOTS
Pembelajaran HOTS ialah pembelajaran yang dirancang dan dilakukan untuk membuatkan kemampuan penerima didik semoga mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Sedangkan Keterampilan berfikir tingkat tinggi sanggup diartikan sebagai kemampuan penerima didik untuk menghasilkan pengetahuan gres melalui kemampuan menuntaskan masalah, mempelajari sesuatu yang gres menurut hasil mencar ilmu yang dimilikinya (transfer of learning), berpikir kreatif (creative thinking) dan kreatif (creativity).
Selain itu kalau ditinjau dari proses kognitif (Revisi Taxonomi Bloom oleh Anderson), maka pembelajaran HOTS ialah pembelajaran yang menggiring penerima didik untuk melaksanakan dan mempunyai kemampuan menganalisis(C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6)
Secara umum penerapan model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 ibarat penerapan model pembelajaran Problem Based Learning(PBL),Projec Based Learning ( PjBL), Inquiry Learning(IL), Discovery Learning (DL) dan beberapa jenis Coperative Learning (CL) sudah mengarah kepada pembelajaran HOTS, namun perlu ada pengutamaan khusus sehingga terfokus kepada tuntutan terhadap proses dan hasil mencar ilmu yang diharapkan.
B. Tujuan Pembelajaran HOTS
Adapun tujuan/manfaat pembelajaran HOTS ialah sebagai berikut:
- Dapat menstimulasi siswa berpikir wacana sebuah kasus. Misalnya, kiprah siswa dalam menjawab pertanyaan wacana dongeng yang ditujukan bukan untuk mengingat isi cerita, tetapi pertanyaan yang menstimulasi siswa untuk berpikir wacana dongeng tersebut;
- Menuntut siswa untuk bisa memecahkan persoalan kontekstual dengan memperlihatkan alasan yang jelas, sasaran yang akan dicapai serta bisa menandakan bukti pendukung;
- Mengembangkan kreativitas dan inovasi.
- Menyiapkan siswa menghadapi perubahan yang sangat dinamis.
- Melatih siswa untuk menginterpretasi pemecahan persoalan kontektual sesuai dengan pemahaman siswa, menurut hasil analisis yang dilakukan.
1. Kemampuan Menganalisis
Yang dimaksud dengan kemampuan menganalisis ialah kemampuan yang ditandai:
- Mencari informasi.
- Menguraikan informasi tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih rinci.
- Menggali keterkaitan antar bab tersebut.
- Menyajikan jawaban.
- Mengolah bagian-bagian tersebut dengan cara yang logis, berdasar pada pemikiran tertentu.
- Guru memperlihatkan stimulus ibarat pernyataan, masalah, kebijakan, penelitian, percobaan dan hasilnya.
- Guru menanyakan inti bacaan/wacana/teks/stimulus.
- Guru menanyakan kriteria untuk melihat persoalan tersebut terkait kualitas, benar/salahnya, ada tidaknya, argumentasi atau kesimpulan yang diberikan.
Kemampuan mengevaluasi terlihat ketika penerima didik telah memiliki:
- Kemampuan memperlihatkan penilaian atau pertimbangan atas sesuatu.
- Membandingkan penilaian dengan kriteria yang ditetapkan.
- Mengevaluasi bukan pilihan yang sifatnya eksklusif (subjektif), tetapi didasarkan pada penilaian bernalar, yaitu menurut bukti dan logika yang baik.
- Guru memperlihatkan beberapa materi dan meminta siswa untuk memperlihatkan penilaian terhadap materi itu sesuai tujuan pembelajaran.
- Siswa diminta merumuskan kriteria/acuan.
- Siswa dilatih menyimpulkan memakai bukti pendukung dari stimulus yang dberikan.
Kemampuan mencipta sanggup terlihat saat penerima didik bisa mengorganisir hal-hal yang tidak sama menyatu dengan cara atau susunan yang baru, atau menyusun ulang hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang gres , atau memperlihatkan alternatif untuk menuntaskan /mengerjakan sesuatu.
Strategi Pembelajaran HOTS yang dilakukan:
- Guru bisa menberikan kiprah ke siswa untuk memecahkan persoalan sehingga siswa mencari serangkaian solusi atas masalah, merencanakan serangkaian langkah untuk mencapai tujuan, atau menghasilkan sesuatu yang baru.
- Mensintesa konsep, yang bersumber dari beberapa sumber belajar.
Peserta didik dikatakan telah mempunyai kemampuan budi sehat dan logika apabila mampu:
- Deduksi: kemampuan menarik kesimpulan dari suatu pokok pikiran bersifat umum disertai kasus-kasus
- Induksi: menarik kesimpulan menurut data-data, kasus-kasus, contoh-contoh khusus, dan bagian-bagian informasi untuk menarik kesimpulan atau menarik suatu pokok pikiran.
- Analogi: kemampuan membaca pola dalam data atau bukti lain.
- Guru meminta siswa untuk menuliskan contoh-contoh sesuai dengan konsep tertentu.
- Guru meminta siswa untuk menciptakan contoh-contoh sesuatu, kemudian menciptakan generasisasi.
Peserta didik dikatakan mempunyai kemampuan pemecahan masalah, apabila dalam kekiatan pembelajaran mampu:
- Mengidentifikasi masalah.
- Mengidentifikasi ketidakrelevanan.
- Menjelaskan dan mengevaluasi banyak sekali strategi.
- Membuat model masalah.
- Menentukan penyelesaian masalah.
- Guru memperlihatkan persoalan kepada siswa, dan meminta siswa menuntaskan maslah tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan.
- (2) Guru melaksanakan penilaian terhadap kinerja siswa dan memperlihatkan umpan balik terhadap pekerjaan siswa.
Peserta didik dikatakan telah mempunyai kreativitas dan berfikir kreatif ditandai dengan adaya kemampuan untuk:
- Kreativitas: menempatkan sesuatu secara gotong royong dengan cara-cara yang gres (baik konseptual atau artistik), mengamati hal-hal lain yang mungkin terlewatkan, membangun sesuatu yang baru, memakai gambaran yang tidak biasa atau konvensional untuk menciptakan hal menjadi menarik, dan sejenisnya.
- Berpikir Kreatif: curah pendapat atau menyusun ide-ide baru, dan kemudian berpikir kritis
- Siswa mengerjakan kiprah yang diberikan guru, dan mereka juga menyajikan kepada guru hasil pekerjaan mereka.
- Guru melihat apakah yang telah mereka kerjakan (proyek, esai, puisi, makalah), sejauh mana akhirnya memenuhi persyaratan tugas, dan memperlihatkan apa yang bisa mereka lakukan sebagai umpan balik.
- Performance feedback: difokuskan pada ketepatan kerja, termasuk informasi yang bersifat menilai;
- Motivational feedback: memperlihatkan perbandingan kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya;
- Attributional feedback: mengaitkan antara performa siswa yang satu dengan faktor lainnya dalam sebuah perjuangan untuk meningkatkan motivasi;
- Strategy feedback: umpan balik yang mengungkapkan kepada siswa bagaimana sebaiknya mereka mengaplikasikan sebuah cara atau taktik dan bagaimana cara tersebut sanggup dipakai untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Bahan Bacaan :
1. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
2. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
3. Modul Pembelajaran HOTS Tahun 2019
Belum ada Komentar untuk "✔ Seni Administrasi Pembelajaran Hots"
Posting Komentar