✔ Pendidikan Di Finlandia
Malam sobat guru semua.... kali ini enyongguru tertarik membahas perihal sistem Pendidikan di Finlandia. Setelah membaca banyak sekali artikel dan informasi perihal pendidikan di Finlandia rasanya ingin mengulas banyak perihal sistem pendidikan disana.Kalau saja sistem tersebut bisa di terapkan di Indonesia. Pertanyaan enyongguru Apakah sistem Pendidikan di Finlandia Bisa diterapkan di Indonesia? Sebelum kita membahas tanggapan dari pertanyaan diatas ayo kita coba lihat menyerupai apa bahwasanya Finlandia?Kita tulis satu persatu dari banyak sekali informasi yang enyongguru dapatkan. Semoga sumber-sumber tersebut benar dalam menginformasikan.Kita akan bahas tuntas perihal Finlandia dan Pendidikan di Finlandia.
FINLANDIA
Coba kita lihat posisi secara geografis dan jumlah penduduk Finlandia.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Rusia
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Teluk Finlandia
Coba kita lihat posisi secara geografis dan jumlah penduduk Finlandia.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Teluk Finlandia
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Swedia
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Norwegia
Luas Wilayah 338.424 km2
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Norwegia
Luas Wilayah 338.424 km2
Jumlah penduduk resmi Finlandia di Tahun 2017 dalam hitungan resmi yaitu 5.550.943 penduduk urutan 114 dari 257 negara
Jika di bandingkan jakarta data tahun 2015 berdasarkan kemendagri sebesar 9.988.495. Ternyata lebih banyak jakarta secara jumlah penduduknya.
Sekarang kita lihat Prestasi Finlandia berdasarkan Peringkat Internasional. Berdasarkan data dari wikipedia bisa kita lihat, tenyata peringkat negara ini banyak menduduki peringkat atas tingkat Internasional, Baik indek ketahanan nasional, kebebasan pers dan lainya.
Kita Lihat sob Indeks pendidikan Finlandia dilihat dari Ranking PISA ( Programme for International Student Assessment ) lihat Grafiknya saja :
Sejak awal PISA dirilis pada tahun 2000, Finlandia telah berhasil mencuri perhatian dunia dengan menduduki peringkat 1 di bidang membaca, peringkat 4 di bidang sains, dan peringkat 5 di bidang matematika bersaing ketat dengan negara Asia dan Barat lainnya. Di pelaksanaan PISA pada tahun-tahun berikutnya, Finlandia semakin tidak terbendung terus meransek mengokohkan posisinya di puncak sebagai negara dengan pendidikan terbaik. Hasil PISA tahun 2003 menjadi puncak kejayaan pembuktian bagi Finlandia dengan capaian peringkat 1 untuk sains dan membaca dan peringkat 2 untuk matematika. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dicapainya di PISA 2006. Sejak itu dunia berbondong-bondong meneropong dan mengusut ‘resep rahasia’ Finlandia dalam sistem pendidikannya. Intensitas banyak sekali studi, kunjungan, dan kegiatan akademik lainnya yang menjadikan sistem pendidikan Finlandia sebagai objeknya semakin tinggi. Hasilnya banyak sekali publikasi karya tulis ilmiah mengenai pendidikan Finlandia laku manis di banyak negara. Banyak forum pendidikan bahkan negara juga yang terinspirasi untuk menerapkannya. ( Info dari : https://www.kompasiana.com )
Seperti apa pendidikan di " Finlandia" jikalau kita bandingkan di Indonesia dan apa kata para ahli, dan gagasan Penulis melihat dari perbandingan dan uraian para andal :
A. Anak - anak di Finlandia Baru di perkenankan masuk ke SD sesudah berumur 7 tahun. Jika dibandingkan di Negara kita, beberapa sekolah masih fleksibel memperbolehkan anak yang belum berumur 7 tahun umtuk masuk ke Sekolah Dasar. Enyong guru tertarik mengulas masalah ini. Apa si pentingnya sekolah harus tujuh tahun? Apa dampaknya kalau tidak Tujuh tahun ? dan apakah boleh jikalau belum berumur tujuh tahun memasuki sekolah dasar ?
Kita akan ulas dari pertanyaan pertama mengapa sekolah harus berumur tujuh tahun apa hal tersebut sangat penting ? Pada usia 7 tahun , konsep moral anak tidak lagi sesempit dan sekhusus sebelumnya. Antara usia 7-12 tahun, konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku dan keras perihal benar-salah (yang dipelajari dari orangtua) menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Menurut Piaget, “relativisme moral menggantikan moral yang kaku”.Tinjauan (Piaget) Anak berusia antara 7-11 tahun berada dalam tahap aktual operasional, yang ditandai dengan kebijaksanaan sehat induktif, tindakan logis, dan pikiran aktual yang reversible.Karakteristik spesifik tahapan ini antara lain 1. Transisi dari egosentris ke pemikiran objektif (yaitu:melihat dari sudut pandang lain, mencari validasi, bertanya). 2. Berfokus pada kenyataan fisik ketika ini disertai ketidakmampuan melihat untuk melebihi kondisi ketika ini. 3. Kesulitan menghadapi masalah yang jauh, masa depan atau hipotesis. 4. Perkembangan banyak sekali klerifikasi mental dan kegiatan yang diminta. 5. Perkembangan prinsip konservasi (yaitu:volume, berat, massa, dan angka). Dalam segi Bahasa 1. Anak menyebarkan contoh artikulasi orang sampaumur formal pada usia 7-9 tahun. 2. Anak berguru bahwa kata-kata sanggup dirangkai dalam bentuk terstruktur. 3. Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan paling penting yang dikembangkan oleh anak. ( Sumber : deraisy-blogdhede). Dan dari informasi yang enyong guru sanggup dari okezone(dot)com pertanyaan diatas juga bisa kita jawab. “Kenapa sih anak yang sekolah dasar harus usianya 7 tahun?”.Dari pertanyaan tersebut perlu diketahui bahwa yang perlu dipersiapkan pada anak yang akan memasuki sekolah dasar yaitu kematangan secara fisik dan psikis.Pada usia 7 tahun, anak dianggap paling siap secara fisik maupun psikis. Untuk membisu di kelas hingga siang, sudah siap. Pada usia tersebut, gerakan motorik anak sudah lebih bagus, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk. Untuk memegang pensil misalnya, anak sudah lebih bisa dibandingkan anak umur tiga tahun yang masih suka gemetar jikalau harus menulis sendiri tanpa proteksi orang dewasa. Sementara usia kurang dari 6 tahun terkadang kurang tepat, lantaran anak-anak usia ini masih suka bermain.
Dalam teori perkembangan, anak sudah mulai bisa berkonsentrasi dengan baik yaitu usia diatas 6 tahun. Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi akan meningkat, selain itu anak juga semakin bisa memilah milah materi mana yang harus diperhatikan dan materi mana yang harus diabaikan. Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit. Hal ini sanggup dilihat dari konsentrasi cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukannya, lantaran mereka sudah mempunyai semangat berkompetisi yang tinggi dan rasa ingin tahu yang besar.
Anak yang terlalu dini masuk SD masih bermasalah khususnya di kelas satu, lantaran ia belum siap untuk berguru berkonsentrasi, lantaran ia masih sedang menyebarkan keterampilan geraknya. Akibatnya ia akan sulit berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektualnya ia sudah cukup bisa menuntaskan soal-soal yang disediakan.
Usia yang disarankan masuk sekolah 7 tahun itu merupakan usia rata rata anak sesuai pertumbuhan dan perkembangan. Namun kadang tidak semua anak punya perkembangan intelektual yang ‘normal’ atau rata-rata. Ada anak ‘gifted’ atau ‘talented’ - yaitu dikaruniai kecerdasan atau talenta luar biasa- yang tingkat intelektualitasnya jauh melampuai anak-anak lain seusianya. Sayangnya, kadang anak gifted ini gres diketahui sesudah ia masuk SD. Makara kalau mengetahui anak yang berpotensi “gifted” atau “talented” sebaiknya di tes perkembangannya. Meskipun usia masih 5 tahun namun usia perkembangannya setara dengan anak 7 tahun maka anak tersebut masih layak untuk mulai disekolahkan.
Jadi sebagai orang tua wajib mempertimbangkan sudah layakkah anak kita masuk SD? Kalau memang belum siap baik lantaran umur ataupun yang lainnya, kenapa sih tidak bersabar menunggu satu tahun. Atau tetap mau memaksa anak kita masuk SD, tergantung pihak orang bau tanah yang akan menentukan pilihannya dan akan menuai hasil dari pendidikan anak.
Dari uraian diatas bahwasanya kita sudah menerapkan cara menyerupai yang finlandia lakukan, akan tetapi jikalau disana benar benar menerapkan secara total akan tetapi di Indonesia masih Fleksibel dengan banyak sekali pertimbangan. Tapi dari informasi yang enyong guru dapatkan memang besar dampaknya untuk perkembangan anak jikalau kita benar - benar menerapkan sistem umur untuk bisa masuk ke Sekolah Dasar. Tapi hambatan di Sekolah sekolah kadang orangtua belum bisa mendapatkan hingga ke hal-hal menyerupai itu. Mereka beranggapan bahwa anak mereka sudah mampu, padahal bahwasanya mereka sedang memaksa anak - anak mereka untuk bisa berfikir satu atau dua tingkat diatas umur normal mereka.Alhasil rasa jenuh anak akan dirasakan di kelas - kelas atasnya dan ditandai dari malas belajar, keterlambatan berguru dan lain-lain. Dan kadang sekolahpun sama demi menambah jumlah siswanya sekolah tetap mendapatkan anak-anak dibawah umur yang sudah ditetapkan demi menambah jumlah siswanya padahal tindakan tersebut justru akan menurunkan kualitas sekolah tersebut di beberapa tahun kedepan walau secara kuantitas mereka naik tapi secara kualitas mereka akan turun.Itu anggapan enyongguru saja.hehehe koreksi kalau salah. wah ternyata malah panjang membahas di Indonesia ketimbang finlandia. hehehe baiklah kita balik lagi ke Finlandia ya....
B. Di Finlandia Sedikit ujian dan tidak ada PR yang membenani, Para siswa berdikari dan berfikir cermat ( dan bagaimana dengan di Indonesia )
Di Finlandia satu guru mengajar 12 anak wah mantap juga. kesempatan anak-anak berinteraksi dengan gurunya berarti akan lebih besar dan guru bisa lebih mengenal lebih dalam perihal karakteristik siswanya. kalau di Indonesia bermacam-macam di Daerah / didesa-desa dengan populasi penduduknya besar dan jumlah sekolahnya sedikit maka setiap tingkatan kelas berisi lebih dari 25 siswa bahkan bisa mendekati 40 siswa dan diajar oleh satu orang guru. dan kadang guru tidak bisa secara penuh menjangkau semua siswa dan didaerah tertentu / di desa - desa dengan populasi sedikit dan jumlah sekolah yang banyak maka akan kita dapati menyerupai dengan Finlandia sob hehehe akan tetapi kadang menjadi tamparan besar bagi sekolah seakan sekolah tidak bisa merekrut murid hehehe....wah berarti kuantitas kadang di tempat kita lebih diutamakan. Tapi banyak juga yang sudah menerapkan batas maksimal jumlah siswa di kelas, Tetapi di Indonesia juga kadang kesulitan jikalau menjiplak cara menyerupai Finlandia lantaran terbatasnya jumlah Guru dan tidak meratanya guru di setiap daerah.Menurut enyong guru sistem menyerupai ini bisa dimulai dari kawasan - kawasan dengan kebijakan Kepala-kepala kawasan melalui dinas terkait mengenai pembatasan jumlah siswa di kelas atau menentukan batas maksimal di kelas khususnya Sekolah Dasar.
Finlandia tidak mengenal Ujian Nasional. Dan tidak ada tes wajib bagi siswa hingga usia 17-19 tahun. Gurulah yang melaksanakan evaluasi kepad siswa-siswanya. Penilaiannyapun tidak untuk materi menentukan kelulusan atau naik tidak naik bagi siswa-siswanya, melainkan memperoleh informasi untuk peningkatan pembelajaran bagi siswanya. Di Finlandia tidak ada Pekerjaan rumah bagis siswa-siswanya.
Kalau di bandingkan Indonesia, Kita masih memakai Ujian Nasional dan Begitu banyak Tes, ulangan Harian dan PR yang menumpuk. Tapi Apa si alasan Finlandia menyerupai itu ???
Dari informasi yang enyong guru dapatkan dari kompas(dot)(com) yang mengupas perihal buku " Teach Like Finland" karangan mantan guru ( AS ) yang berjulukan Timothy D. walker yang mengajar di SD Finlandia dalam bukunya menuliskan bahwa Pendidikan di Finlandia sangat memperhatikan kesejahteraan ( Well-being ) baik bagi siswa maupun gurunya.Baik kesejahteraan Fisik maupun batin setiap Individu. Terbukti dari kebijakan bagi siswa - siswanya. Siswa di Finlandia gemar memanfaatkan waktu rehat untuk bermain dan kejar-kejaran bahkan setiap sekolah menyediakan alat bermain.Para siswa diminta bergabung di sebuah klub minat dan sekolah di finlandia meminta para muridnya untuk bisa bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya. Sekolah di Finlandia total jam sekolah rata-rata hanya 18 jam / ahad dari waktu itu maka siswa mempunyai waktu bersosialisasi di rumah begitu besar dan waktu bermain lebih panjang.
Menurut beberapa artikel di Finlandia tidak ada PR akan tetapi "Timothy " mengungkapakan menyerupai yang ditulis kompas bahwa itu yaitu mitos yang terlanjur terkenal dan berdasarkan Tim ( sapaan Timothy ) itu tidak benar. Kata Tim Finlandia tetap memperlihatkan PR akan tetapi Pekerjaan rumah yang diberikan sangat-sangat mempertimbangkan dan memperhitungkan tingkat kesulitanya.Para guru di Finlandia memperlihatkan PR tidak berat bahkan bisa dikerjakan begitu cepat kurang dari 30 menit, Para guru di Finlandia sangat mempertimbangkan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan waktu bermain mereka. Siswa SD di Finlandia berangkat dan pulang sekolah sendirian dengan memakai kereta atau bus sekolah maka dari kemandirian tersebut siswa secara otomatis bisa berfikir secara cermat dan bahkan menembus batasnya. Sekolah dan Masyarakat di Finlandia berdasarkan Timothy benar - benar mengupayakan secara maksimal untuk kemandirian para siswanya. Keberhasilan sekolah di Finlandia berdasarkan Tim yaitu di sekolah dasar mereka benar-benar mengajarkan hal-hal yang sangat fundamental bagi siswanya dan sangat menyatu dengan alam sekitarnya.
Bagaimana dengan SD di Indonesia?
1. PR sama masih ada akan tetapi kadang PR menjadi beban bagi para siswanya dengan jumlah PR yang banyak dengan alasan supaya anak lebih banyak berlatih di rumah, kadang juga hingga orangtua meminta semoga PR untuk anaknya ditambah. Sebenarnya beberapa pengawas di beberapa kawasan mungkin secara luas juga sama kadang mereka menyarankan semoga tidak membebani siswanya dalam masalah Pekerjaan Rumah. Orangtua juga kadang merasa kerepotan dengan PR anaknya lantaran materi yang dirasa terlalu tinggi untuk anak-anak di SD lantaran mereka membandingkan dengan Sekoalh Dasar di jamanya. Menurut kalian sebagai pembaca sebaiknya bagaimana?? Memilih PR yang banyak dan sulit atau PR yang gampang dan tidak membebani ??
2. Jam sekolah di Indonesia Rata-rata 24 jam / mingu untuk sekolah dasar
3. Secara kemandirian siswa di Indonesia. Tidak bisa di ukur secara keseluruhan lantaran untuk SD di Indonesia ada yang jaraknya erat dengan lingkungan mereka da yang menentukan berekolah jauh dari lingkungan mereka denga alasan mencari Sekolah Favorit. Serta sistem transortasi yang belum bisa kita samakan antara Finlandia dan Indonesia jikalau dilihat dari sisi transortasi. Akan tetapi ada banyak sekolah di Desa-desa di Indonesai yang orangtua nya melatih para anaknya untuk benar-benar berdikari baik keberangkatan dan lainya.
Dari kompas(dot)(com) Bab terakhir buku karya Timothy berjudul unik: Jangan Lupa Bahagia! Ini merupakan tips pamungkas di penghujung buku. Tim hendak menggarisbawahi bahwa esensi pendidikan yang sewajarnya berjalan seiring dengan prinsip universal hidup bagi masing-masing orang. Kebahagiaan diberi tempat yang utama dalam kurikulum di Finlandia. Orang Indonesia tentu sering mendengar banyak orang bau tanah atau guru yang terpengaruhi untuk "mencambuk" anak sendiri untuk bisa menguasai banyak hal di luar kemampuannya. Anak-anak pun bekerja dengan tanpa henti, berguru dengan tergesa-gesa. Akibatnya apa? Pendidikan berjalan dengan terpaksa lantaran lebih menyerupai sebuah siksaan. Pendidikan menjadi tidak menyenangkan. Ya, di Finlandia sistem pendidikan yang membahagiakan menjadi fokusnya. Anak yang besar hati mempelajari banyak hal dengan enteng.
C.Guru Di Finlandia berkualitas Tinggi dan Inspirasi untuk guru di Indonesia
Moh. Pandoyo, S.Si dalam tulisanya yang berjudul SDM Guru Di Finlandia menuliskan bahwa kunci utama dalam tingginya kualitas pendidikan di Finlandia yaitu terletak pada kualitas gurunya. Perguruan Tinggi pendidikan diisi oleh lulusan terbaik dari sekolah menengah di Finlandia. Guru di Finlandia merupakan lulusan terbaik dari perguruan tinggi. Guru di Finlandia merupakan guru dengan kualitas terbaik dan pembinaan terbaik, Profesi guru sangat dihargai dan sangat profeisonal bahkan setara dengan profesi dokter, andal farmasi, dan lain – lain. Melalui kompetensi para guru, kualitas pendidikan di Finlandia terjaga dan menjadi pendidikan yang terbaik di dunia.Guru kompeten menjadi salah satu latar belakang suksesnya pendidikan di Finlandia. Guru – guru di Finlandia merupakan guru dengan kualitas terbaik dan mendapatkan pembinaan yang terbaik. Guru-guru di sekolah negeri Finlandia mendapatkan pembinaan khusus untuk sanggup menilai siswa satu kelas memakai tes independen yang mereka ciptakan sendiri. Setiap anak mendapatkan kartu rapor tiap final semester, tetapi rapor ini berdasarkan evaluasi individu oleh tiap guru. Secara berkala, Menteri Pendidikan memantau kemajuan nasional dengan menguji beberapa sampel kelompok dari sekolah yang berbeda. Sistem ini memungkinkan dihasilkannya evaluasi yang sangat spesifik ke kemampuan tiap individu anak. Bukan sistem evaluasi umum yang mungkin kurang sanggup menjangkau kemampuan spesifik tiap anak. Guru sanggup mengeluarkan kreativitasnya untuk memperlihatkan perhatian khusus ke tiap anak. Guru jadi punya tanggung jawab dan kiprah yang lebih besar.
Sekarang kita lihat Prestasi Finlandia berdasarkan Peringkat Internasional. Berdasarkan data dari wikipedia bisa kita lihat, tenyata peringkat negara ini banyak menduduki peringkat atas tingkat Internasional, Baik indek ketahanan nasional, kebebasan pers dan lainya.
Kita Lihat sob Indeks pendidikan Finlandia dilihat dari Ranking PISA ( Programme for International Student Assessment ) lihat Grafiknya saja :
Seperti apa pendidikan di " Finlandia" jikalau kita bandingkan di Indonesia dan apa kata para ahli, dan gagasan Penulis melihat dari perbandingan dan uraian para andal :
A. Anak - anak di Finlandia Baru di perkenankan masuk ke SD sesudah berumur 7 tahun. Jika dibandingkan di Negara kita, beberapa sekolah masih fleksibel memperbolehkan anak yang belum berumur 7 tahun umtuk masuk ke Sekolah Dasar. Enyong guru tertarik mengulas masalah ini. Apa si pentingnya sekolah harus tujuh tahun? Apa dampaknya kalau tidak Tujuh tahun ? dan apakah boleh jikalau belum berumur tujuh tahun memasuki sekolah dasar ?
 |
Dalam teori perkembangan, anak sudah mulai bisa berkonsentrasi dengan baik yaitu usia diatas 6 tahun. Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi akan meningkat, selain itu anak juga semakin bisa memilah milah materi mana yang harus diperhatikan dan materi mana yang harus diabaikan. Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit. Hal ini sanggup dilihat dari konsentrasi cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukannya, lantaran mereka sudah mempunyai semangat berkompetisi yang tinggi dan rasa ingin tahu yang besar.
Anak yang terlalu dini masuk SD masih bermasalah khususnya di kelas satu, lantaran ia belum siap untuk berguru berkonsentrasi, lantaran ia masih sedang menyebarkan keterampilan geraknya. Akibatnya ia akan sulit berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektualnya ia sudah cukup bisa menuntaskan soal-soal yang disediakan.
Usia yang disarankan masuk sekolah 7 tahun itu merupakan usia rata rata anak sesuai pertumbuhan dan perkembangan. Namun kadang tidak semua anak punya perkembangan intelektual yang ‘normal’ atau rata-rata. Ada anak ‘gifted’ atau ‘talented’ - yaitu dikaruniai kecerdasan atau talenta luar biasa- yang tingkat intelektualitasnya jauh melampuai anak-anak lain seusianya. Sayangnya, kadang anak gifted ini gres diketahui sesudah ia masuk SD. Makara kalau mengetahui anak yang berpotensi “gifted” atau “talented” sebaiknya di tes perkembangannya. Meskipun usia masih 5 tahun namun usia perkembangannya setara dengan anak 7 tahun maka anak tersebut masih layak untuk mulai disekolahkan.
Jadi sebagai orang tua wajib mempertimbangkan sudah layakkah anak kita masuk SD? Kalau memang belum siap baik lantaran umur ataupun yang lainnya, kenapa sih tidak bersabar menunggu satu tahun. Atau tetap mau memaksa anak kita masuk SD, tergantung pihak orang bau tanah yang akan menentukan pilihannya dan akan menuai hasil dari pendidikan anak.
Dari uraian diatas bahwasanya kita sudah menerapkan cara menyerupai yang finlandia lakukan, akan tetapi jikalau disana benar benar menerapkan secara total akan tetapi di Indonesia masih Fleksibel dengan banyak sekali pertimbangan. Tapi dari informasi yang enyong guru dapatkan memang besar dampaknya untuk perkembangan anak jikalau kita benar - benar menerapkan sistem umur untuk bisa masuk ke Sekolah Dasar. Tapi hambatan di Sekolah sekolah kadang orangtua belum bisa mendapatkan hingga ke hal-hal menyerupai itu. Mereka beranggapan bahwa anak mereka sudah mampu, padahal bahwasanya mereka sedang memaksa anak - anak mereka untuk bisa berfikir satu atau dua tingkat diatas umur normal mereka.Alhasil rasa jenuh anak akan dirasakan di kelas - kelas atasnya dan ditandai dari malas belajar, keterlambatan berguru dan lain-lain. Dan kadang sekolahpun sama demi menambah jumlah siswanya sekolah tetap mendapatkan anak-anak dibawah umur yang sudah ditetapkan demi menambah jumlah siswanya padahal tindakan tersebut justru akan menurunkan kualitas sekolah tersebut di beberapa tahun kedepan walau secara kuantitas mereka naik tapi secara kualitas mereka akan turun.Itu anggapan enyongguru saja.hehehe koreksi kalau salah. wah ternyata malah panjang membahas di Indonesia ketimbang finlandia. hehehe baiklah kita balik lagi ke Finlandia ya....
B. Di Finlandia Sedikit ujian dan tidak ada PR yang membenani, Para siswa berdikari dan berfikir cermat ( dan bagaimana dengan di Indonesia )
Di Finlandia satu guru mengajar 12 anak wah mantap juga. kesempatan anak-anak berinteraksi dengan gurunya berarti akan lebih besar dan guru bisa lebih mengenal lebih dalam perihal karakteristik siswanya. kalau di Indonesia bermacam-macam di Daerah / didesa-desa dengan populasi penduduknya besar dan jumlah sekolahnya sedikit maka setiap tingkatan kelas berisi lebih dari 25 siswa bahkan bisa mendekati 40 siswa dan diajar oleh satu orang guru. dan kadang guru tidak bisa secara penuh menjangkau semua siswa dan didaerah tertentu / di desa - desa dengan populasi sedikit dan jumlah sekolah yang banyak maka akan kita dapati menyerupai dengan Finlandia sob hehehe akan tetapi kadang menjadi tamparan besar bagi sekolah seakan sekolah tidak bisa merekrut murid hehehe....wah berarti kuantitas kadang di tempat kita lebih diutamakan. Tapi banyak juga yang sudah menerapkan batas maksimal jumlah siswa di kelas, Tetapi di Indonesia juga kadang kesulitan jikalau menjiplak cara menyerupai Finlandia lantaran terbatasnya jumlah Guru dan tidak meratanya guru di setiap daerah.Menurut enyong guru sistem menyerupai ini bisa dimulai dari kawasan - kawasan dengan kebijakan Kepala-kepala kawasan melalui dinas terkait mengenai pembatasan jumlah siswa di kelas atau menentukan batas maksimal di kelas khususnya Sekolah Dasar.
Finlandia tidak mengenal Ujian Nasional. Dan tidak ada tes wajib bagi siswa hingga usia 17-19 tahun. Gurulah yang melaksanakan evaluasi kepad siswa-siswanya. Penilaiannyapun tidak untuk materi menentukan kelulusan atau naik tidak naik bagi siswa-siswanya, melainkan memperoleh informasi untuk peningkatan pembelajaran bagi siswanya. Di Finlandia tidak ada Pekerjaan rumah bagis siswa-siswanya.
Kalau di bandingkan Indonesia, Kita masih memakai Ujian Nasional dan Begitu banyak Tes, ulangan Harian dan PR yang menumpuk. Tapi Apa si alasan Finlandia menyerupai itu ???
Dari informasi yang enyong guru dapatkan dari kompas(dot)(com) yang mengupas perihal buku " Teach Like Finland" karangan mantan guru ( AS ) yang berjulukan Timothy D. walker yang mengajar di SD Finlandia dalam bukunya menuliskan bahwa Pendidikan di Finlandia sangat memperhatikan kesejahteraan ( Well-being ) baik bagi siswa maupun gurunya.Baik kesejahteraan Fisik maupun batin setiap Individu. Terbukti dari kebijakan bagi siswa - siswanya. Siswa di Finlandia gemar memanfaatkan waktu rehat untuk bermain dan kejar-kejaran bahkan setiap sekolah menyediakan alat bermain.Para siswa diminta bergabung di sebuah klub minat dan sekolah di finlandia meminta para muridnya untuk bisa bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya. Sekolah di Finlandia total jam sekolah rata-rata hanya 18 jam / ahad dari waktu itu maka siswa mempunyai waktu bersosialisasi di rumah begitu besar dan waktu bermain lebih panjang.
Menurut beberapa artikel di Finlandia tidak ada PR akan tetapi "Timothy " mengungkapakan menyerupai yang ditulis kompas bahwa itu yaitu mitos yang terlanjur terkenal dan berdasarkan Tim ( sapaan Timothy ) itu tidak benar. Kata Tim Finlandia tetap memperlihatkan PR akan tetapi Pekerjaan rumah yang diberikan sangat-sangat mempertimbangkan dan memperhitungkan tingkat kesulitanya.Para guru di Finlandia memperlihatkan PR tidak berat bahkan bisa dikerjakan begitu cepat kurang dari 30 menit, Para guru di Finlandia sangat mempertimbangkan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan waktu bermain mereka. Siswa SD di Finlandia berangkat dan pulang sekolah sendirian dengan memakai kereta atau bus sekolah maka dari kemandirian tersebut siswa secara otomatis bisa berfikir secara cermat dan bahkan menembus batasnya. Sekolah dan Masyarakat di Finlandia berdasarkan Timothy benar - benar mengupayakan secara maksimal untuk kemandirian para siswanya. Keberhasilan sekolah di Finlandia berdasarkan Tim yaitu di sekolah dasar mereka benar-benar mengajarkan hal-hal yang sangat fundamental bagi siswanya dan sangat menyatu dengan alam sekitarnya.
Bagaimana dengan SD di Indonesia?
1. PR sama masih ada akan tetapi kadang PR menjadi beban bagi para siswanya dengan jumlah PR yang banyak dengan alasan supaya anak lebih banyak berlatih di rumah, kadang juga hingga orangtua meminta semoga PR untuk anaknya ditambah. Sebenarnya beberapa pengawas di beberapa kawasan mungkin secara luas juga sama kadang mereka menyarankan semoga tidak membebani siswanya dalam masalah Pekerjaan Rumah. Orangtua juga kadang merasa kerepotan dengan PR anaknya lantaran materi yang dirasa terlalu tinggi untuk anak-anak di SD lantaran mereka membandingkan dengan Sekoalh Dasar di jamanya. Menurut kalian sebagai pembaca sebaiknya bagaimana?? Memilih PR yang banyak dan sulit atau PR yang gampang dan tidak membebani ??
2. Jam sekolah di Indonesia Rata-rata 24 jam / mingu untuk sekolah dasar
3. Secara kemandirian siswa di Indonesia. Tidak bisa di ukur secara keseluruhan lantaran untuk SD di Indonesia ada yang jaraknya erat dengan lingkungan mereka da yang menentukan berekolah jauh dari lingkungan mereka denga alasan mencari Sekolah Favorit. Serta sistem transortasi yang belum bisa kita samakan antara Finlandia dan Indonesia jikalau dilihat dari sisi transortasi. Akan tetapi ada banyak sekolah di Desa-desa di Indonesai yang orangtua nya melatih para anaknya untuk benar-benar berdikari baik keberangkatan dan lainya.
Dari kompas(dot)(com) Bab terakhir buku karya Timothy berjudul unik: Jangan Lupa Bahagia! Ini merupakan tips pamungkas di penghujung buku. Tim hendak menggarisbawahi bahwa esensi pendidikan yang sewajarnya berjalan seiring dengan prinsip universal hidup bagi masing-masing orang. Kebahagiaan diberi tempat yang utama dalam kurikulum di Finlandia. Orang Indonesia tentu sering mendengar banyak orang bau tanah atau guru yang terpengaruhi untuk "mencambuk" anak sendiri untuk bisa menguasai banyak hal di luar kemampuannya. Anak-anak pun bekerja dengan tanpa henti, berguru dengan tergesa-gesa. Akibatnya apa? Pendidikan berjalan dengan terpaksa lantaran lebih menyerupai sebuah siksaan. Pendidikan menjadi tidak menyenangkan. Ya, di Finlandia sistem pendidikan yang membahagiakan menjadi fokusnya. Anak yang besar hati mempelajari banyak hal dengan enteng.
C.Guru Di Finlandia berkualitas Tinggi dan Inspirasi untuk guru di Indonesia
Moh. Pandoyo, S.Si dalam tulisanya yang berjudul SDM Guru Di Finlandia menuliskan bahwa kunci utama dalam tingginya kualitas pendidikan di Finlandia yaitu terletak pada kualitas gurunya. Perguruan Tinggi pendidikan diisi oleh lulusan terbaik dari sekolah menengah di Finlandia. Guru di Finlandia merupakan lulusan terbaik dari perguruan tinggi. Guru di Finlandia merupakan guru dengan kualitas terbaik dan pembinaan terbaik, Profesi guru sangat dihargai dan sangat profeisonal bahkan setara dengan profesi dokter, andal farmasi, dan lain – lain. Melalui kompetensi para guru, kualitas pendidikan di Finlandia terjaga dan menjadi pendidikan yang terbaik di dunia.Guru kompeten menjadi salah satu latar belakang suksesnya pendidikan di Finlandia. Guru – guru di Finlandia merupakan guru dengan kualitas terbaik dan mendapatkan pembinaan yang terbaik. Guru-guru di sekolah negeri Finlandia mendapatkan pembinaan khusus untuk sanggup menilai siswa satu kelas memakai tes independen yang mereka ciptakan sendiri. Setiap anak mendapatkan kartu rapor tiap final semester, tetapi rapor ini berdasarkan evaluasi individu oleh tiap guru. Secara berkala, Menteri Pendidikan memantau kemajuan nasional dengan menguji beberapa sampel kelompok dari sekolah yang berbeda. Sistem ini memungkinkan dihasilkannya evaluasi yang sangat spesifik ke kemampuan tiap individu anak. Bukan sistem evaluasi umum yang mungkin kurang sanggup menjangkau kemampuan spesifik tiap anak. Guru sanggup mengeluarkan kreativitasnya untuk memperlihatkan perhatian khusus ke tiap anak. Guru jadi punya tanggung jawab dan kiprah yang lebih besar.
Lulusan sekolah menengah terbaik pada umumnya mendaftar di universitas yang membuka pendidikan dan tahu fakultas keguruan. Persaingan untuk sanggup diterima di fakultas pendidikan jauh lebih ketat dibanding dengan fakultas bergensi menyerupai kedokteran dan teknik. Kualitas calon guru yang berasal dari siswa terbaik, dididik oleh perguruan tinggi yang anggun serta didukung oleh pembinaan profesi yang memadai maka akan menghasilkan kualitas guru yang terbaik. Semua guru di Finlandia harus mempunyai gelar master, yang sepenuhnya disubsidi. Guru dipilih dari 10% lulusan terbaik universitas. Di Finlandia hanya ada 11 univeristas yang mempunyai acara pendidikan. Jumlah kredit pendidikan guru di universitas 160 sks termasuk studi pedagogik 35 sks, sedangkan guru Taman Kanak-kanak berjumlah 120 sks. Ada acara magang mengajar selama satu tahun penuh mengajar di sekolah yang berafiliasi dengan universitas tempat siswa kuliah. Tes internasional dilakukan untuk guru pendidikan di Finlandia.Guru merupakan profesi yang sangat dihargai. Guru dipandang sangat terkenal lantaran status yang terhormat di masyarakat. Guru secara efektif diberi status yang sama menyerupai dokter dan pengacara sehingga merupakan profesional dalam bidangnya. Gaji awal rata-rata untuk seorang guru Finlandia yaitu $ 29,000 pada tahun 2008, Dibandingkan dengan $ 36,000 di Amerika Serikat. Guru sekolah lanjutan tahun pertama honor minimal $ 34,707 dan honor paling tinggi $ 54, 181.
Menurut pandoyo dalam tulisanya menyebutkan.
Inspirasi dari Guru Finlandia untuk Globalisasi Pendidikan Indonesia
Guru merupakan motor aktivis kurikulum dalam pembelajaran kepada akseptor didik. Diantara ilham yang bisa kita ambil dari guru Finlandia yaitu :
- Guru impian bukan guru ancaman
Guru memperlihatkan impian dengan memberi evaluasi yang komprehensif sehingga menimbulkan kepercayaan diri kepada akseptor didik dan selalu meningkatkan penampilannya di evaluasi berikutnya. Ketika akseptor didik mendapatkan nilai yang jelek menjadikan rasa percaya diri yang memudar dan mematikan kreativitas.
- Guru ilham bukan guru konspirasi
Guru inspiratif yaitu bukan mereka yang hanya bisa memperlihatkan pemahaman akan suatu ilmu yang diajarkan melainkan juga bisa mengajak anak didik menemukan jati dirinya sehingga menjadi langsung yang lebih manusiawi dan sadar tanggungjawab hidupnya. Inilah misi profetik agung bagi seorang guru yang dituntut untuk terus menerus menginspirasikan anak didiknya menemukan makna hidup dan alhasil membuat perubahan. Guru memperlihatkan ilham kebaikan kepada akseptor didik sebagaimana ilham bapak guru Baliem, guru Sekolah Menengan Atas Manggar Belitung yang menimbulkan Andrea Hirata mempunyai mimpi berguru ke Sorbonne, Prancis. Sebagaimana ilham yang diberikan KH Ahmad Dahlan dalam memperlihatkan pelajaran kepada santri santrinya sehingga lahirlah Muhamadiyah di Yogyakarta tahun 1912. Inspirasi yang diberikan kepada akseptor didik merupakan ilham kebaikan, apalagi sekolah islam maka guru harus memperlihatkan inspiratif untuk alam abadi yang kekal di masa datang. Sebagaimana Rasululloh saw memperlihatkan ilham perihal kemenangan umat islam di dunia dan gosip besar hati nirwana di alam abadi kepada sahabatnya. Kita tidak seharusnya menjadi guru konspirasi yang selalu tidak mempercayai kemampuan akseptor didik apabila meraih nilai yang baik.
- Guru pembelajar bukan guru pasif
Guru memanfaatkan waktu untuk menyebarkan diri dalam profesional. Guru sebagai profesi menjadikan guru harus selalu berguru baik dalam institusi formal berupa sekolah pasca sarjana (S2) maupun mengikuti pelatihan/ workshop yang menyebarkan kemampuan dirinya. Guru membuka diri terhadap perkembangan ilmu gres maupun peratutan kementrian pendidikan dan kebudayaan yang gres sehingga selalu up to datedan tidak ketinggalan jaman.Bukan budaya guru yang baik kalo masih mempunyai sifat pasif, tidak mau bergerak terhadap perubahan jaman lantaran hakikatnya yang tidak berubah itu yaitu perubahan itu sendiri.
- Guru peduli bukan guru acuh
Guru memperlihatkan kepedulian kepada akseptor didik dalam perhatian yang penuh dengan impian pesert didik merasa sebagai anak sendiri dan menganggap guru sebagai orang bau tanah sendiri di sekolah sehinggan timbul budaya menghormati kepada guru. Perhatian penuh diberikan kepada seluruh akseptor didik tanpa membedakan dan memperlihatkan kasih sayang kepada mereka tanpa pilih kasih. Guru mengetahu detil, terinci perihal sifat, karakter, hobi, kebiasaan dan tindakan dalam keseharian pesera didik dan dimasukkan ke dalam buku progress report perkembangan akseptor didik sebagai portofolio guru kelas/wali kelas. Keacuhan guru terhadap akseptor didik hanya menimbulan gap/ batas jurang pemisah antara guru dan akseptor didik.
- Guru pemecah masalah bukan guru pembuat masalah
Guru memperlihatkan pembelajaran berbasis masalah sehingga akseptor didik mengalami pengalaman berguru sendiri dan berusaha menyelaikan maslah yang dihadapi sehingga memicu kreativitas akseptor didik. Guru tidak perlu terlalu banyak ceramah dikelas sehingga lebih mengedepankan pembelajaran proses dan kontain. Desain pembelajaran dibentuk sedemikian rupa sehingga akseptor didik menghasilkan kreativitas dalam pemecahan masalah dalam kehidupan. Konsep kelembutan berbalut ketegasan menjadi kunci dalam pembelajaran kepada akseptor didik. Jangan menjadi guru yang membuat masalah dengan akseptor didik sehingga hanya menimbukan pemisah antara guru dan akseptor didik.
Semoga kita bisa menerapkan inpirasi dari guru di Finlandia
KESIMPULAN
- Sembilan kunci sukses pendidikan di finlandia, kesempatan yang sama, pendidikan yang komprehensif, guru yang kompeten, pendidikan berkebutuhan khusus dan konsultasi spesial, sistem penilaian, komunitas pendidikan, pemberdayaan sistem yang fleksibel, kerjasama dan orientasi kepada murid dan pembelajaran aktif
- SDM guru di Finlandia dengan seleksi ketat, lulusan terbaik univesitas, menerima legalisasi sosial baik di masyarakat, minimal master, mempunyai kemampuan pedagogik yang baik, bebas menentukan metode dan taktik mengajar buat siswa, memperlakukan siswa sesuai kemampuan, membantu siswa yang lambat, menyebarkan profesional, menilai siswa sesuai kemampuan, tidak banyak memperlihatkan pekerjaan rumah atau tugas, tidak membuat rangking, memperlihatkan bimbingan intensif kepada siswa.
- Inspirasi dari SDM Guru Finlandia yaitu (1) Guru impian bukan guru ancaman, (2) Guru ilham bukan guru konspirasi, (3) Guru pembelajar bukan guru pasif, (4) Guru peduli bukan guru acuh, (5) Guru pemecah masalah bukan guru pembuat masalah. Sumber : mohpandoyo(dot)wordpress(dot)com)
D.sekolah sepenuhnya dibiayai negara
Semua sekolah di Finlandia dibiayai oleh negara. Dengan begitu, sistim pendidikan Finlandia membuka ruang-ruang selebar-lebarnya bagi setiap warga negaranya untuk bisa mengakses pendidikan terbaik dan berkualitas.
Selain mensubsidi penuh sekolah-sekolah, negara juga memperlihatkan makan siang, layanan kesehatan dan angkutan umum gratis untuk pelajar.
E. Guru diberi otonomi dalam mengajar
Finlandia punya standar nasional yang menyerupai dengan Common Core State Standards. Namun, guru sepenuhnya diberi kebebasan membuat kurikulum sendiri dan menerjemahkan standar itu.
Profesi guru di Finlandia sangat terhomat. Seleksi untuk menjadi guru sangat ketat. Hanya mereka yang menempati peringkat 10 persen teratas yang bisa mendaftar sebagai guru.
Selain itu, guru di Finlandia hanya mengajar selama 4 jam perhari. Kemudian selama 2 jam mereka menyebarkan kurikulum dan menilai kemajuan siswa.
F. Tidak ada kompetisi
Sistim pendidikan Finlandia tidak mengenal kompetisi dan sistim peringkat. Tidak ada persaingan antar sekolah. Tidak ada istilah guru terbaik. Semua didorong berafiliasi satu-sama lain untuk kemajuan pendidikan.
Jadinya, tidak ada istilah sekolah unggulan, sedang yang lain buruk. Di Finlandia, semua sekolah harus maju dan berkembang. Dan yang lebih penting, tidak ada istilah “siswa bodoh”.
G. Berbasiskan kesetaraan
Dengan sokongan negara yang sangat besar lengan berkuasa untuk pendidikan, termasuk mendanai seluruh sekolah, Finlandia bisa mewujudkan slogan “pendidikan untuk semua”.
Segregasi sosial berhasil dihindarkan berkat tidak adanya pengistimewaan terhadap anak-anak dari kalangan tertentu melalui sekolah-sekolah elit. Juga tidak ada kompetisi yang mendikomoti sekolah unggul dan buruk, anak bakir dan tidak pintar, kaya dan miskin, dan lain-lain.
H. Serikat guru yang kuat
Guru-guru di Finlandia sangat terorganisir. Menurut New York Times, 95 persen guru Finlandia bergabung dalam serikat. Dan mereka bersedia menyerahkan 1,2 persen dari gajinya untuk mendanai serikat.
Serikat inilah yang menjadi alat guru-guru untuk memperjuangkan hak-haknya, menyerupai gaji, tunjangan dan lain-lain. Serikat juga menjadi corong untuk menyuarakan problem pendidikan.
I. Metode pengajaran yang inovatif
Sekarang ini Finlandia sedang menjalankan revolusi metode pengajaran, yakni mulai menggantikan metode konvensional “mengajar dengan subjek” menjadi “mengajar dengan topik/fenomena”.
Dalam metode lama, siswa berguru dengan satu subjek tertentu per mata pelajaran, menyerupai sejarah, geografi, fisika, matematika, bahasa dan lain-lain. Dalam metode yang baru, pengajaran berbasiskan topik atau fenomena, pelajar akan berguru banyak subjek sekaligus. Sebagai misal, topik perihal Uni Eropa, di dalamnya ada soal sejarah, geografi, bahasa dan ekonomi.
Itulah ulasan yang enyongguru comot sana sini dan ditambah beberapa pendapat enyongguru dan masih banyak lagi perihal Finlandia akan tetapi rasa kantuk dan lelah mebuat goresan pena ini dan comotan ini terhenti hehehe ulasan ini hanya untuk motivasi dan pengetahuan buat kita saja. Dari uraian diatas berdasarkan enyongguru sistem pendidikan di Finlandia tidak bisa diterapkan di seluruh indonesia akan tetapi bisa diterapkan didaerah kawasan dengan lingkup kabupaten dengan otonominya.Itupun diambil cara-cara yang bisa diterapkan saja artinya diambil yang bisa kawasan terapkan.
sumber :
( life(dot)idntimes(dot)com ; warungkopi(dot)okezone(dot)com ; edukasi(dot)kompas(dot)com ;tirto(dot)id
berdikarionline(dot)com; mohpandoyo(dot)wordpress(dot)com )
Belum ada Komentar untuk "✔ Pendidikan Di Finlandia"
Posting Komentar