✔ Buku Panduan (Model) Evaluasi Karakter
Pendidikan nasional bertujuan untuk menyebarkan potensi penerima didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan ini, Pemerintah menimbulkan pembangunan abjad sebagai salah satu agenda prioritas pembangunan nasional, ibarat tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Pemerintah juga mengintensifkan tugas sekolah dalam pembangunan abjad dengan menerbitkan Perpres No. 87 Tahun 2017, perihal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat abjad penerima didik melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan proteksi pelibatan publik dan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Program PPK didasari oleh filosofi pendidikan abjad Ki Hajar Dewantara, yang berkaitan dengan olahhati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olahraga (kinestetik). Olah hati mencakup kerohanian mendalam; olah pikir mencakup keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat; olah rasa mencakup integritas moral, rasa berkesenian, dan berkebudayaan; dan olahraga mencakup sehat dan bisa berpartisipasi aktif sebagai warga negara.
Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan abjad terutama mencakup nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungiawab. Delapan belas nilai tersebut sanggup dikristalisasi menjadi lima nilai utama abjad yaitu: (1) religius, (2) nasionalis, (3) mandiri, (4) integritas, dan (5) gotong royong.
Pendidikan abjad merupakan proses adaptasi yang membutuhkan waktu lama, berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif di dalam kelas dan acara ekstrakurikuler (Kirschenbaum, 1995:8). Oleh sebab itu, pendidikan abjad seharusnya memadukan unsur hidden curriculum dengan academic curriculum. Hidden curriculum meliputi keteladanan pendidik, hubungan penerima didik dengan pendidik/staf sekolah/peserta didik lain, hubungan pendidik dengan staf sekolah, keberagaman penerima didik, proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, pengelolaan lingkungan sekolah, dan kebijakan disiplin. Sementara itu, academic curriculum meliputi banyak sekali mata pelajaran dan program-program ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Tujuan dan Ruang Lingkup Penilaian Karakter
Sejalan dengan tujuan evaluasi abjad untuk memperoleh gosip perkembangan abjad penerima didik, diharapkan contoh berkaitan dengan abjad yang perlu dikembangkan atau dikuatkan dan bagaimana evaluasi dilakukan untuk mencapai abjad yang diharapkan. Buku ini menyajikan contoh evaluasi terhadap lima abjad utama.
Di dalam buku ini diberikan contoh sikap yang bisa diamati dan indikator untuk lima abjad utama yang dinilai dan rubrik evaluasi yang menggambarkan tahapan capaian atau perkembangan penerima didik untuk abjad yang dinilai. Untuk jenjang pendidikan yang berbeda, sikap yang diamati dan indikator sanggup berbeda. Sebagai contoh untuk mandiri, sikap yang diamati pada penerima didik SD berbeda dengan penerima didik Sekolah Menengah Pertama atau SMA. Rubrik evaluasi menggambarkan empat tahapan, yaitu : 1) Memerlukan Bimbingan -MB, 2) Mulai Berkembang - MBK, 3) Berkembang - B, dan 4) Membudaya - M). Tahapan yang menjadi tujuan ialah Membudaya, yang mengatakan kematangan untuk suatu karakter. Peserta didik yang belum mencapai tahap Membudaya, perlu menerima perhatian dan perlakuan untuk pelatihan semoga mencapai tahapan tersebut..
Selengkapnya download Model Penilaian Karakter disini
Belum ada Komentar untuk "✔ Buku Panduan (Model) Evaluasi Karakter"
Posting Komentar