✔ 10 Variasi Metode Diskusi Yang Kreatif


Metode diskusi dalam pembelajaran ialah metode yang sudah usang dipakai oleh guru, metode ini sanggup menyebarkan perilaku kebersamaan, menghargai teman, keterampilan bertanya , melatih kematangan sosio-emosional, kemampuan berkomunikasi, keberanian dan kemampuan memperlihatkan gagasan serta berlatih untuk memecahkan masalah.

Sayangnya metode diskusi masih banyak yang melaksanakan secara konvensional (peserta didik dibagi 3-5 orang kemudian diberi topik untuk didiskusikan) . Jika beberapa kali hal ini dilakukan tentunya akan menjadikan kebosanan , dan tidak akan memperlihatkan hasil yang lebih baik.


Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu melaksanakan variasi sehingga pembelajaran menjadi efektif, dan sanggup mencapai tujuan. Berikut ini disajikan beberapa alternative dalam penggunaan metode diskusi.


1. Group Discussion (Diskusi Kelompok)


Diskusi kelompok ini ditujukan untuk memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik untuk saling mengemukakan pendapat dalam mengenal, memahami dan memecahkan suatu permasalahan yang telah dipersiapkan guru.


Jumlah akseptor dalam diskusi kelompok ini idealnya 3-5 orang, penentuan akseptor kelompok sanggup dilakukan secara acak atau ada kategori tertentu yang dipandang guru sanggup memacu pemahaman peserta. Kegiatan diskusi kelompok diperlukan akan sanggup membatu akseptor didik yang aib berbicara dalam kelompok besar.


2. Whole Group ( Seluruh Peserta)


Whole group melibatkan semua akseptor didik dalam satu kelas, biar diskusi terealisasi dengan baik maka dilakukan setting tempat duduk dengan gugusan setengah bulat atau berbentuk “U” yang dipimpin oleh guru.


Kegiatan mirip ini akan menciptakan suasana informal atau lebih fresh, sehingga akseptor didik sanggup secara terbuka mengemukakan pendapat / mendiskusikan satu atau beberapa topik. Tentunya materi yang akan dibahas sudah dipersiapkan guru secara matang dengan aneka macam variasi pertanyaan.


3. Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Fokus)


Diskusi kelompok fokus ialah diskusi kelompok yang lebih difokuskan pada satu kasus atau bidang tertentu. Yang membedakan dengan diskusi kelompok biasa ialah pembagian kelompok dan topik yang dibahas. Peserta kelompok biasanya bersifat homogen atau yang memiliki pengalaman /pengetahuan yang hampir sama atau sejenis.


Penerapannya dalam pembelajaran sanggup dengan menentukan topik/materi untuk masing-masing kelompok secara berbeda atau sama untuk dibahas dikelompoknya secara mendalam.


4. Panel Discussion (Diskusi Panel)


Panel diskusi dipakai untuk membahas materi atau permasalahan tertentu. Guru memperlihatkan topik kepada akseptor diskusi,kemudian 2 atau 3 orang diminta menyajikan permasalahan atau pendapatnya perihal topik yang dikemukakan guru. Selanjutnya, seluruh akseptor diminta untuk memperlihatkan tanggaban dan terlibat untuk mendiskusikannya.


5. Debat Informal


Debat informal dilakukan dengan cara kelompok besar (satu kelas) dibagi menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya, satu kelompok disebut kelompok “pro” dan yang lainnya disebut kelompok “kontra”. Kemudian guru memperlihatkan topik diskusi atau permasalahan yang sama kepada dua kelompok tersebut dengan kiprah yang berbeda.


Secara bergantian kelompok tersebut akan mengemukakan pendapatnya terhadap kiprah yang dikerjakan dan kelompok lain memperlihatkan tanggaban. Dengan demikian maka topik tersebut akan diperdebatkan, hingga akibatnya guru bersama akseptor sanggup memperlihatkan kesimpulan.


6. Buzz Group


Peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (3-4) orang untuk mendiskusikan suatu topik yang telah ditentukan guru. Kemudian guru memperlihatkan waktu untuk masing-masing kelompok mendiskusikan topik tersebut secara bebas. Tempat duduk di atur sedemikian rupa sehingga akseptor sanggup berhadapan muka.


Diskusi mirip ini memperlihatkan kesempatan kepada peserta/individu untuk menguji dan memperdalam pemikirannya dalam memecahkan suatu kasus dan diperlukan sanggup membangun rasa percaya diri pada tiap peserta. Hasil-hasil diskusi mereka akan dikumpulkan guru dan dianalisa hingga dimana peserta sanggup mencapai pengetahuan yang ditargetkan oleh guru.


7. Syndicate Group


Adalah suatu kelompok besar dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota tidak lebih dari 5 orang. Guru menjelaskan permasalahan secara umum, kemudian setiap kelompok kecil diberi kiprah mempelajari materi tertentu yang berbeda dengan kelompok kecil lainnya. Guru terlibat memberi bimbingan untuk tiap kelompok dalam mengerjakan tugasnya. Setelah waktu yang ditentukan tiba, maka setiap kelompok menyajikan hasil diskusinya dalam siding pleno untuk dibahas bersama secara mendalam.


8. Fish Bowl (Diskusi Lingkaran dalam lingkaran)


Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok; Guru sanggup menunjuk salah satu kelompok yang disebut kelompok “dalam” kemudian ditugaskan untuk mendiskusikan satu kasus tertentu. Kelompok lainnya disebut kelompok “luar” yang kiprah mereka ialah mendengarkan, melaksanakan analisis dan menerjemahkan apa yang dibahas, didiskusikan dan dibicarakan menjadi tindakan nyata.


Istilah kelompok dalam sanggup disebut sebagai panitia pelaksana dan kelompok dalam menjadi panitia pengarah. Agar hal ini terealisasi dengan lancar maka gugusan duduk harus dirubah, kelompok dalam membentuk bulat kecil, dan mereka berdikusi dengan bunyi yang terang sedangkan kelompok luar membentuk bulat besar yang siap mendengarkan diskusi kelompok kecil.


Baca : 31 Model Pembelajaran Untuk Mendorong Siswa Kreatif   


9. Role Play (Bermain peran)


Peserta dibagi beberapa kelompok untuk melaksanakan kiprah tertentu atau menyajikan kiprah melalui dialog-dialog tertentu yang menekankan kepada sikap, sifat dan huruf yang perlu dianalisis dan dipikirkan. Sebelum acara dilakukan guru terlebih dahulu mempersiapkan scenario dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam simulasi.


Dalam Bermain kiprah ini harus dipilih topik tertentu yang sanggup mengungkapkan kondisi positif yang akan dipakai sebagai materi diskusi. Setelah masing-masing atau kelompok yang ditunjuk selesai melaksanakan peran, dilanjutkan dengan menganalisis kiprah tersebut. Masing –masing akseptor diminta untuk mengemukakan perasaan mereka perihal kiprah yang dimainkan.


10. Simulasi (Simulation)


Simulasi ialah acara memalsukan atau perbuatan pura-pura/menyerupai atau tidak dalam kondisi sesungguhnya. Tujuannya ialah melalui acara simulasi menanamkan konsep atau memahami sesuatu materi bahasan melalui pengalaman berbuat.


Maka simulasi sangat sempurna dalam meningkatkan keterampilan tertentu atau melaksanakan sesuatu dalam kondisi tidak sebenarnya. Guru sanggup membagi beberapa orang akseptor didik untuk melaksanakan simulasi terhadap materi yang bersifat keteerampilan, contohnya mempraktikkan pemakaian alat, simulasi pelaksanaan pemilihan kepala tempat dll.


Dari sepuluh variasi metode diskusi ini guru sanggup menentukan yang cocok untuk membahas materi sesuai dengan tuntutan kompetensi ayang akan diperoleh akseptor didik. Metode tersebut tentunya tidak kaku masih sanggup dikembangkan dan divariasikan guru, perlu juga penggunaan alat bantu pembelajaran ataupun media pembelajaran . Silahkan dipraktikkan.


Belum ada Komentar untuk "✔ 10 Variasi Metode Diskusi Yang Kreatif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel