✔ Rpp Dengan Model Pembelajaran Dilema Basic Learning (Pbl)
Problem Basic Learning (PBL) adalah pembelajaran yang memakai problem nyata sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh akseptor didik dalam rangka mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menuntaskan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk berguru mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru.
1. Melalui suatu percobaan (pelemparan sebuah dadu atau koin) akseptor didik sanggup menjelaskan suatu kejadian
2. Melalui suatu percobaan (pelemparan sebuah dadu , koin atau pengambilan sebuah kartu)) akseptor didik sanggup memilih titik sampel dan ruang sampel
3. Melalui percobaan pelemparan sebuah dadu akseptor didik sanggup menetukan frekuensi relatif dari suatu kejadian;
4. Melalui klarifikasi guru akseptor didik sanggup membedakan kejadian bebas dengan kejadian saling lepas;
5. Melalui pemberian pola akseptor didik sanggup memilih peluang suatu kejadian.
6. Dengan demonstrasi pelemparan dadu akseptor didikdapat memilih kejadian dan ruang sampel dari suatu fenomena secara teliti, tepat, dan sistematis.
7. Dengan demonstrasi pelemparan dadu akseptor didik sanggup memilih banyak kejadian dan ruang sampel dari suatu fenomena secara tepat, sistematis, dan memakai simbol yang benar.
Pemilihan problem nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar. Berikut fase/sintaks yang dilakukan:
1. Orientasi terhadap masalah:
Guru menyajikan problem nyata kepada akseptor didik . Dalam tahap ini guru dapat langsung menyodorkan sebuah masalah, tetapi sanggup juga menyajikan “situasi masalah”. Caranya dengan mengajak siswa mengamati suatu fenomena baik eksklusif maupun tidak eksklusif (lewat video, gambar, teks).
Dari kegiatan ini siswa diminta untuk menetapkan problem atau pengetahuan yang belum dan ingin diketahui (gap of knowledge)
2. Organisasi belajar:
Tahap ini guru memfasilitasi akseptor didik untuk memahami problem nyata yang telah disajikan, yaitu dengan mengidentifikasi apa yang perlu mereka ketahui dan apa yang perlu dilakukan untuk menuntaskan problem yang sudah diidentifikasi. Peserta didik membuatkan peran/tugas untuk menuntaskan problem tersebut.
3. Penyelidikan individual maupun kelompok :
Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi (dapat berupa pengetahuan, konsep, teori) melalui aneka macam macam cara , contohnya dengan observasi mendalam, membaca, survey, wawancara, dan sebagainya untuk menemukan aneka macam alternatif penyelesaian masalah. Langkah ini sanggup dilakukan secara individual maupun kelompok.
4. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah:
Pada tahap ini guru membimbing akseptor didik untuk memilih penyelesaian problem yang dipandang paling tepat dari aneka macam alternatif pemecahan problem yang akseptor didik temukan.
Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, secara tertulis maupun dalam bentuk power point slides untuk dipresentasikan.
5. Analisis dan penilaian proses penyelesaian masalah:
Lewat presentasi laporan penyelesaian masasah, guru membimbing peserta didik untuk melaksanakan refleksi atau penilaian terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.
Baca juga: Langkah-langkah Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning)
Contoh RPP Model
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Matematika-Wajib
Topik : Peluang
Waktu : 4 × 45 menit
Baca juga: Langkah-langkah Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning)
Contoh RPP Model
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Matematika-Wajib
Topik : Peluang
Waktu : 4 × 45 menit
A. Kompetensi Inti Sekolah Menengan Atas kelas X:
1. Menghayati dan mengamalkan fatwa agama yang dianutnya
2. Mengembangkan sikap (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan memperlihatkan sikap sebagai bab dari solusi atas aneka macam permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural menurut rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah aneh terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan bisa memakai metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.22 Mendeskripsikan konsep peluang suatu kejadian memakai aneka macam objek nyata dalam suatu percobaan
4.18 Menyajikan hasil penerapan konsep peluang untuk menjelaskan aneka macam objek nyata melalui percobaan memakai frekuensi relatif
3.22 Mendeskripsikan konsep peluang suatu kejadian memakai aneka macam objek nyata dalam suatu percobaan
4.18 Menyajikan hasil penerapan konsep peluang untuk menjelaskan aneka macam objek nyata melalui percobaan memakai frekuensi relatif
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menuliskan konsep peluang
2. Menuliskan titik sampel suatu kejadian
3. Menuliskan ruang sampel dari suatu kejadian
4. Menghitung frekuensi relatif dari suatu kejadian
5. Menentukan peluang suatu kejadian
6. Menentukan peluang kejadian majemuk
7. Menerapkan konsep dan hukum peluang dalam pemecahan problem nyata
8. Membuktikan aneka macam sifat peluang.
9. Menentukan kejadian dan ruang sampel dari suatu fenomena
10. Menentukan banyak kejadian dan ruang sampel dari suatu fenomena
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui suatu percobaan (pelemparan sebuah dadu atau koin) akseptor didik sanggup menjelaskan suatu kejadian
2. Melalui suatu percobaan (pelemparan sebuah dadu , koin atau pengambilan sebuah kartu)) akseptor didik sanggup memilih titik sampel dan ruang sampel
3. Melalui percobaan pelemparan sebuah dadu akseptor didik sanggup menetukan frekuensi relatif dari suatu kejadian;
4. Melalui klarifikasi guru akseptor didik sanggup membedakan kejadian bebas dengan kejadian saling lepas;
5. Melalui pemberian pola akseptor didik sanggup memilih peluang suatu kejadian.
6. Dengan demonstrasi pelemparan dadu akseptor didikdapat memilih kejadian dan ruang sampel dari suatu fenomena secara teliti, tepat, dan sistematis.
7. Dengan demonstrasi pelemparan dadu akseptor didik sanggup memilih banyak kejadian dan ruang sampel dari suatu fenomena secara tepat, sistematis, dan memakai simbol yang benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Konsep peluang suatu kejadian , titik sampel dan ruang sampel suatu percobaan
2. Frekuensi relatif dan peluang
3. Peluang suatu kejadian majemuk
F. Model/Metode Pembelajaran
Model/Pendekatan Pembelajaran : Problem-Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Ekspositori, Penemuan terbimbing, Pemecahan Masalah, Diskusi, Tanya jawab, tugas.
A. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
Kegi atan | Deskripsi Kegiatan | Alokasi Waktu |
Pen dahu luan | Komunikasi 1.Memimpin doa (Meminta seorang akseptor didik untuk memimpin doa) 2.Mengecek kehadiran akseptor didik dan meminta akseptor didik untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan, contohnya buku akseptor didik. 3. Meminta akseptor didik untuk menanyakan kesulitan mengenai bahan sebelumnya dan /atau pekerjaan rumah 4.Meminta akseptor didik untuk memberi tanggapan terhadap kesulitan yang muncul 5.Memberikan penguatan terhadap balasan akseptor didik atau memberikan scaffolding untuk menuntaskan problem tersebut, apabila tidak ada akseptor didik yang memberikan balasan yang benar. Apersepsi 1.Guru memperlihatkan citra wacana pentingnya memahami ruang sampel dan kejadian dari suatu fenomena, yaitu bahan ini akan sangat penting untuk pembelajaran selanjutnya, contohnya memilih banyak kejadian dan peluang dari suatu kejadian. 2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, akseptor didik diajak memecahkan problem mengenai banyak titik sampel. Misalnya, Budi memiliki 3 kertas yang berukuran sama, tetapi dengan warna yang berbeda, contohnya merah, putih, dan biru. Berapa banyak bendera dua warna yang sanggup dibentuk oleh Budi? Guru memberikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu (1) memilih kejadian dan ruang sampel dari suatu fenomena, dan (2) memilih banyak kejadian dan titik sampel dari suatu fenomena. | 10 menit |
Inti | 1. Fase 1: Orientasi akseptor didik pada masalah: (a)Guru mengajukan problem 1 yang tertera pada Lembar Aktivitas Peserta didik (LAS) dengan proteksi IT (power point). (b) Guru meminta akseptor didik mengamati (membaca) dan memahami problem secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait problem yang disajikan. (c) Jika ada akseptor didik yang mengalami masalah, guru mempersilahkan akseptor didik lain untuk memperlihatkan tanggapan. Bila diperlukan, guru memperlihatkan proteksi secara klasikal melalui pemberian scaffolding. (d)Guru meminta akseptor didik menuliskan gosip yang terdapat dari problem tersebut secara teliti dengan memakai bahasa sendiri. 2. Fase 2: Mengorganisasikan akseptor didik belajar (a) Guru meminta akseptor didik membentuk kelompok heterogen (dari sisi kemampuan, gender, budaya, maupun agama) sesuai pembagian kelompok yang telah direncanakan oleh guru. (b) Guru menyediakan logistik (media) untuk setiap kelompok berupa, contohnya 3 biji halma merah untuk nasi campur, 3 biji halma putih untuk nasi goreng, dan 3 biji halma hijau untuk bakso, 3 kertas merah yang bertuliskan Rp 5.000, 3 kertas putih yang bertuliskan Rp 4.000, dan 3 kertas hijau yang bertuliskan Rp 4.500. (c) Guru membagikan Lembar Aktivitas Peserta didik (LAS) yang berisikan problem dan langkah-langkah pemecahan serta meminta akseptor didik berkolaborasi untuk menuntaskan masalah. (d) Guru berkeliling mencermati akseptor didik bekerja, mencermati dan menemukan aneka macam kesulitan yang dialami akseptor didik, serta memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. (e) Guru memberi proteksi (scaffolding) berkaitan kesulitan yang dialami akseptor didik secara individu, kelompok, atau klasikal. (f) Meminta akseptor didik bekerja sama untuk menghimpun aneka macam konsep dan hukum matematika yang sudah dipelajari serta memikirkan secara cermat taktik pemecahan yang berkhasiat untuk pemecahan masalah. (g) Mendorong akseptor didik biar bekerja sama dalam kelompok. 3. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. (a) Meminta akseptor didik melihat hubungan-hubungan menurut informasi/data terkait membangun (b) Guru meminta akseptor didik melaksanakan eksperimen dengan media yang disediakan untuk menuntaskan masalah, yaitu (a) mencatat semua jenis pesanan yang mungkin beserta harganya, (b) menghitung banyak pesanan yang mungkin, (c) menghitung banyak pesanan yang mungkin dipesan yang mana harganya tidak lebih dari Rp. 13.000,00. (c) Guru meminta akseptor didik mendiskusikan cara yang dipakai untuk menemukan semua kemungkinan dari jenis pesanan tersebut, contohnya dengan tabel, diagram pohon, koordinat kartesius, cara mendaftar. Bila peserta didik belum bisa menjawabnya, guru memberi scaffolding dengan mengingatkan akseptor didik mengenai cara mereka memilih jenis pesanan. 4. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (a) Guru meminta akseptor didik menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis. (b) Guru berkeliling mencermati akseptor didik bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan. (c) Guru meminta akseptor didik memilih perwakilan kelompok secara musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas. 5. Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. (a) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk memilih satu kelompok yang mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan irit waktu. (b) Guru memberi kesempatan kepada akseptor didik dari kelompok penyaji untuk memperlihatkan klarifikasi embel-embel dengan baik. (c) Guru memberi kesempatan kepada akseptor didik dari kelompok lain untuk memperlihatkan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan. (d) Guru melibatkan akseptor didik mengevaluasi balasan kelompok penyaji serta masukan dari akseptor didik yang lain dan menciptakan kesepakatan, bila balasan yang disampaikan akseptor didik sudah benar. (e) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang memiliki balasan berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan irit waktu. Apabila ada lebih dari satu kelompok, maka guru meminta akseptor didik bermusyawarah memilih urutan penyajian. (f) Langkah (c), (d), dan (e) sebagai satu siklus sanggup dilaksanakan lagi dan diadaptasi dengan waktu yang tersedia. 6.Selanjutnya, guru membuka cakrawala penerapan inspirasi dari penyelesaian problem tersebut untuk menemukan rumus (ide) umum untuk memilih banyak kemungkinan yang terjadi dari suatu fenomena. Misalkan terdapat n orang dan m jenis makanan. Setiap orang memesan satu jenis makanan. Berapa banyak variasi jenis masakan yang sanggup dipesan oleh semua orang tersebut? 7.Guru mendorong biar akseptor didik secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu untuk menuntaskan problem tersebut. 8.Selama akseptor didik bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua akseptor didik untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya. 9. Salah satu kelompok diskusi (tidak harus yang terbaik) diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan. 10. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok 11. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua akseptor didik pada kesimpulan mengenai permasalahan tersebut. | 80 menit |
Penutup | 1. Peserta didik diminta menyimpulkan wacana bagaimana memilih banyak ruang sampel dan kejadian. 2. Dengan proteksi presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan disimpulkan mengenai cara memilih banyak ruang sampel dan kejadian. 3. Guru memperlihatkan kiprah PR beberapa soal mengenai penerapan rumus yang diperoleh. 4. Guru mengakhiri kegiatan berguru dengan memperlihatkan pesan untuk tetap belajar. | 10 menit |
B. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
1. Dadu, koin, kartu
2. Lembar kegiatan akseptor didik (LAS).: Terlampir
3. Lembar penilaian : Terlampir
C. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
Tes tertulis : Terlampir
2. Prosedur Penilaian:
No | Aspek yang dinilai | Teknik Penilaian | Waktu Penilaian |
1. | Sikap a. Terlibat aktif dalam pembelajaran peluang. b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan melaksanakan percobaan. c. Toleran terhadap proses dan selesaian pemecahan problem yang berbeda dan kreatif. | Pengamatan | Selama pembelajaran dan ketika diskusi dan melaksanakan percobaan |
2 . | Pengetahuan a. Menjelaskan cara menyajikan (menemukan) semua kemungkinan yang mungkin muncul dari suatu fenomena secara tepat, sistematis, dan kreatif. b. Menentukan banyak kemungkinan yang mungkin muncul dari suatu fenomena secara tepat, sistematis, dan memakai simbol yang benar. | Pengamatan dan tes | Penyelesaian kelompok |
3. . | Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan taktik pemecahan problem yang relevan yang berkaitan dengan penyajian semua kemungkinan yang mungkin muncul dari suatu fenomena dan memilih banyak darisemua kemungkinan tersebut. | Pengamatan | Penyelesaian tugas (kelompok) dan ketika diskusi |
D. Instrumen Penilaian Hasil belajar
Belum ada Komentar untuk "✔ Rpp Dengan Model Pembelajaran Dilema Basic Learning (Pbl)"
Posting Komentar