✔ Penguatan Pendidikan Huruf Berbasis Kelas


Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), sikap (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills) sebagai manifestasi dari nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Seseorang yang mempunyai huruf yang baik selalu ada  nilai-nilai kebaikan  yang terpateri dalam diri dan diwujudkan dalam sikap yang memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsanya. Karakter yang kuat dari seseorang akan membentuk dirinya menjadi pelaku perubahan bagi dirinya  dan masyarakat sekitarnya.

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas merupakan gerakan pendidikan huruf yang dikelola guru di kelas pada dikala pelaksanaan pembelajaran  untuk memperkuat huruf melalui proses pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi penerima didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup Pancasila.

Penguatan pendidikan huruf di sekolah merujuk pada lima nilai utama yang meliputi; (1) religius; (2) nasionalis; (3) mandiri; (4) gotong royong; (5) integritas.
Dari lima pendidikan huruf ini dikembangkan nilai-nilai karakter  yang lain menyerupai tanggungjawab, disiplin, kolaborasi , toleransi dan sebagainya. Adapun beberapa kegiatan yang dipersiapkan dan dilakukan guru di kelas yaitu sebagai berikut:

1. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter  dalam kurikulum mengandung arti bahwa guru  mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran yang diajarkannya khususnya dalam merancang silabus, RPP dan penilaian . 
Pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai utama huruf dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK.  Guru sanggup memanfaatkan secara optimal materi yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan penguatan nilai-nilai utama PPK.

Langkah-langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum, sanggup dilaksanakan dengan cara: 
 a. melaksanakan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran;
 b. mendesain RPP yang memuat fokus penguatan huruf dengan menentukan metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan; 
c. melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP; 
d. melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan; dan e.melakukan refleksi dan penilaian terhadap keseluruhan proses pembelajaran.

2. PPK Melalui Manajemen kelas
Manajemen kelas (pengelolaan kelas) yaitu momen pendidikan yang  menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang dan mempunyai otonomi dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan, membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi dan mengajak seluruh komunitas kelas menciptakan komitmen bersama biar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil.

Guru  mempunyai kewenangan dalam mempersiapkan  dalam planning pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai huruf , , menerapkan dikala pembelajaran danmelakukan penilaian dan refleksi  sesudah pembelajaran. 

Manajemen kelas yang baik akan membantu penerima didik berguru dengan lebih baik dan sanggup meningkatkan prestasi belajar. Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat momen penguatan nilai-nilai pendidikan karakter.

Contohnya, sebelum memulai pelajaran guru mempersiapkan penerima didik untuk secara psikologis dan emosional memasuki materi pembelajaran, dimulai dengan berdoa untuk menanamkan huruf religious, guru memperhatikan kehadiran dan kelengkapan berpakaian untuk menanamkan  nilai kedisiplinan dan komitmen bersama, guru bersama penerima didik menciptakan komitmen kelas yang akan disepakati pada dikala penerima didik belajar.

Aturan  yang dibentuk harus  dikomunikasikan, didialogkan, dan disepakati bersama dengan penerima didik.  Pengaturan kelas penting  biar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik oleh guru sangat kuat terhadap huruf yang baik penerima didik.  

Contoh pengelolaan kelas yang berusaha memperlihatkan penguatan karakter.

 a. Peserta didik menjadi pendengar yang baik atau menyimak dikala guru memperlihatkan klarifikasi di dalam kelas (dapat menguatkan nilai saling menghargai dan toleransi). 

b. Peserta didik mengangkat tangan/mengacungkan jari kepada guru sebelum mengajukan pertanyaan/tanggapan, sesudah diizinkan oleh guru ia gres boleh berbicara (dapat menguatkan nilai saling menghargai dan percaya diri).

c. Pemberian hukuman yang mendidik kepada penerima didik sebagai konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila terjadi keterlambatandalam mengerjakan atau mengumpulkan kiprah (dapat menguatkan nilai disiplin, bertanggung jawab, dan komitmen diri).

d. Guru mendorong penerima didik melaksanakan tutor sobat sebaya, siswa yang lebih pandai diajak untuk membantu temannya yang kurang dalam berguru dan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru (dapat menguatkan nilai gotong royong, kepedulian sosial, percaya diri, dan bertanggung jawab).

Pengelolaan kelas tidak bisa diredusir sekadar sebagai pengaturan tatanan lingkungan fisik di kelas, melainkan perlu lebih berfokus pada bagaimana empersiapkan penerima didik biar mempunyai kesiapan fisik,  mental, psikologis, dan akademis untuk menjalani proses pembelajaran secara lebih produktif.

3. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan memakai metode pembelajaran yang tepat.

Guru harus bakir menentukan biar metode pembelajaran yang dipakai secara tidak pribadi menanamkan pembentukan huruf penerima didik.

Metode pembelajaran yang dipilih harus sanggup membantu guru dalam memperlihatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan penerima didik. Melalui metode tersebut diharapkan siswa mempunyai keterampilan   berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), dan kolaborasi dalam pembelajaran (collaborative learning).

Untuk sanggup mewujudkan hal tersebut  guru sanggup menentukan metode/pendekatan  pembelajaran yang  kontekstual seperti:

a. Metode pembelajaran saintifik (scientific learning), sebagai metode pembelajaran yang didasarkan pada proses keilmuan dengan langkah kegiatan mulai dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik simpulan.

b. Metode inquiry/discovery learning, yaitu metode penyingkapan/penelitian dimana penerima didik digiring untuk menemukan sesuatu melalui tindakan yang telah direncanakan guru.

c. Metode pembelajaran berbasis persoalan (problem-based learning),yaitu metode pembelajaran yang memfokuskan pada identifikasi serta pemecahan persoalan nyata, praktis,  kontekstual,berbentuk persoalan yang strukturnya tidak terang atau belum terang solusinya(ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan siswa sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui mekanisme ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok.

d. Metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), yaitu pembelajaran yang memakai proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilanmeneliti, menganalisis, membuat, hingga dengan mempresentasikan produk pembelajaran menurut pengalaman nyata.

e. Metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning),yaitu suatu model pembelajaran di mana siswa berguru dalam kelompok-kelompok kecil (umumnya terdiri dari 4-5 orang siswa) dengan keanggotaan yang heterogen (tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan suku/ras berbeda).

dalam menuntaskan kiprah kelompok, setiap anggota saling bekerja  sama dan membantu untuk memahami suatu materi pembelajaran.

f. Metode pembelajaran berbasis teks (text-based instruction/genrebased instruction), yaitu pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan siswa untuk menyusun teks.  Perancangan unit-unit pembelajarannya mengarahkan siswa biar bisa memahami dan memproduksi teks baik ekspresi maupun tulis dalam banyak sekali konteks.

Untuk itu, siswa perlu memahami fungsi sosial, struktur, dan fitur kebahasaan teks. Pilihan dan penggunaan metode-metode pembelajaran tersebut sanggup dilaksanakan dengan beberapa strategi, antara lain:

a. Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning). Melalui pembelajaran ini, penerima didik berlatih bagaimana bekerja sama dengan orang lain untuk menuntaskan sebuah proyek bersama. Fokus nilai dan keterampilan yang menjadi sasaran dalam seni administrasi pembelajaran kolaboratif yaitu kemampuan bekerja sama.

b. Presentasi
Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil pemikiran, tulisan, dan kajiannya di depan kelas. Nilai yang dibangun dengan seni administrasi ini yaitu rasa percaya diri,kemampuan berkomunikasi dan memberikan gagasan, serta kemampuan untuk mempertahankan pendapat dalam berargumentasi. Bagi penerima didik yang mempresentasikan, ia akan berlatih berargumentasi dengan baik. Bagi teman-teman sekelas, mereka akan berguru mengkritisi sebuah

rgumentasi dengan memperlihatkan argumentasi lain yang lebih rasional dan menurut data/fakta. Strategi ini akan memperkuat kemampuan untuk berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi penerima didik.

c. Diskusi
Dalam pembelajaran, penerima didik perlu dilibatkan secara aktif bersama teman-temannya secara berkelompok, berintegrasi secara verbal, saling bertukar pikiran dan informasi, saling mempertahankan pendapat, mengajukan tawaran dan gagasan yang lebih baik, serta bahu-membahu memecahkan persoalan tertentu dalam pembelajaran. Fokus penguatan huruf pada seni administrasi ini yaitu kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, percaya diri, dan mensugesti orang lain melalui tata cara berargumentasi yang baik.

d. Debat
Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk beradu argumentasi dalam sebuah perdebatan yang topiknya dipilih secara positif dan kontekstual, biar mereka sanggup mempertahankan argumentasinya secara logis, rasional, dengan bahasa yang komunikatif dan memikat perhatian pendengar (audiens). Fokus penguatan huruf pada seni administrasi inia dalah kemampuan berpikir kritis,kemampuan berkomunikasi, percaya diri, dan mensugesti orang lain melalui tata cara berargumentasi yang baik.

 e. Pemanfaatan TIK
Guru membiasakan penerima didik sanggup memanfaatkan teknologi gosip dan komunikasi (TIK) dalam rangka menuntaskan tugastugas sekolah. Dengan memanfaatkan TIK untuk pembelajaran, diharapkan kemampuan penerima didik dalam memakai sarana TIK lebih baik, pembelajaran pun lebih efektif dan menarik.

4. PPK Melalui Pembelajaran Tematis
Penguatan Pendidikan Karakter melalui pembelajaran tematis yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan dengan mengalokasikan waktu khusus untuk mengajarkan nilai-nilai tertentu.Tema-tema yang mengandung nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas ini diharapkan semakin memperkaya praksis PPK di sekolah. Satuan pendidikan mendesain sendiri tema dan prioritas nilai pendidikan huruf apa yang akan mereka tekankan.Satuan pendidikan sanggup menyediakan guru khusus atau memberdayakan guru yang ada untuk mengajarkan materi ihwal nilai-nilai tertentu untuk memperkuat pendidikan karakter.

5. PPK Melalui Gerakan literasi
Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan gosip secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara untuk menumbuhkembangkan huruf seseorang menjadi tangguh, kuat, dan baik..

Dalam konteks kegiatan PPK berbasis kelas, kegiatan-kegiatan literasi sanggup diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum. Setiap guru sanggup mengajak penerima didik membaca, menulis, menyimak, dan mengomunikasikan secara teliti, cermat, dan sempurna ihwal suatu tema atau topik yang ada di banyak sekali sumber, baik buku, surat kabar, media sosial, maupun media-media lain.

Dalam hubungan ini diharapkan ketersediaan sumber-sumber gosip di sekolah, antara lain buku, surat kabar, dan internet. Oleh alasannya itu, keberadaan dan peranan pojok baca, perpustakaan sekolah, dan jaringan internet menjadi penting untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.

Kreativitas guru merupakan faktor penting dalam menyajikan acara dan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara secara cerdas, biar penerima didik sanggup menginternalisasi nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Pembiasaan membaca buku non-pelajaran selama lima belas menit sebelum pelajaran dimulai, sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 23 ihwal Penumbuhan Budi Pekerti perlu menjadi salah satu alternatif untuk menumbuhkan dan memulai gerakan literasi di sekolah.

BACAJUGA: PENILAIAN SIKAP DALAM KURIKULUM 2013

6. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling

Guru BK sangat berperan dalam Penguatan Pendidikan Karakter , yang dapat  dilakukan melalui pendampingan  dan acara bimbingan dan konseling. Guru BK hendaknya tidak terfokus hanya membantu penerima didik yang bermasalah, akan tetapi membantu semua penerima didik dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek akademik, karier, pribadi, dan sosial.

Bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan para guru mata pelajaran, tenaga kependidikan, maupun orang bau tanah dan pemangku kepentingan lainnya. Keutuhan layanan bimbingan dan konseling diwujudkan dalam landasan filosofis bimbingan dan konseling yang memandirikan, berorientasi perkembangan, dengan komponen-komponen acara yang meliputi (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3) perencanaan individual dan peminatan, dan (4) proteksi sistem (sesuai Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 ihwal Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah).

Lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri, dan integritas sangat sejalan dengan filosofi bimbingan dankonseling yang  memandirikan. Peran dan tanggung jawab bimbingan dan konseling dalam PPK yaitu pengembangan sikap jangka panjang yang menyangkut lima nilai utama tersebut sebagai kekuatan nilai pada pribadi individu di dalam membuatkan potensi di bidang belajar, karier, pribadi, dan sosial.

Belum ada Komentar untuk "✔ Penguatan Pendidikan Huruf Berbasis Kelas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel