✔ Guru Harus Tahu Penggunaan Aksara Kapital Dan Penggunaan Tanda Baca Yang Benar
Guru Harus Tahu Penggunaan Huruf Kapital dan Penggunaan Tanda Baca Yang Benar - |
Penggunaan Huruf Kapital atau Huruf Besar yang Benar Dalam Kalimat Huruf kapital digunakan pada karakter pertama:
- Petikan langsung, misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
- Dalam ungkapan yang berafiliasi dengan nama Tuhan, Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan, misalnya: Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Weda, Islam, Kristen, Budha, bimbinglah hamba-Mu.
- Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, misalnya: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim. (Huruf kapital tidak digunakan bila tidak diikuti nama orang, misalnya: Ia naik haji tahun lalu, ia diangkat menjadi sultan).
- Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, misalnya: Presiden Jokowi, Jaksa Agung, Profesor Supomo. (Huruf kapital tidak digunakan bila tidak diikuti nama orang atau nama tempat, misalnya: Siapakah gubernur yang gres dilantik itu?
- Nama bangsa, suku, dan Bahasa, seperti: bangsa Indonesia, suku Bugis, bahasa Indonesia.
- Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan insiden sejarah, misalnya: tahun Hijriah, bulan Juli, hari Jumat, hari Lebaran, hari Natal, hari Galungan, hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Perang Padri. (huruf kapital tidak digunakan sebagai karakter pertama insiden sejarah yang tidak digunakan sebagai nama, misalnya: Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia)
- Nama geografi, seperti: Maros, Danau Tempe, Gunung Latimojong, Sungai Saddang, Selat Makassar, Teluk Bone. (Huruf kapital tidak digunakan bila tidak diikuti nama, misalnya: saya mandi di sungai, berlayar ke teluk.
- Setiap unsur bentuk ulang tepat yang terdapat pada nama badan, forum pemerintah, dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi, misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
- Semua kata (termasuk kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata menyerupai di, ke, dari, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal, seperti: “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”, ia menuntaskan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
- Kata penunjuk aturan korelasi (bapak, adik, ibu, paman, dll) yang digunakan dalam penyapaan dan pengacuan, misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Dirman. (Jika bukan sebagai penyapaan atau pengacuan maka tidak ditulis dengan karakter kapital, seperti: semua adik dan abang saya sudah berkeluarga.
- Kata ganti Anda, seperti: Surat Anda telah kami terima.
2. Menyusun Huruf Miring Yang Benar Dalam Kalimat Huruf miring dalam cetakan digunakan untuk
- menulis judul buku, nama majalah dan nama surat kabar yang dikutip dalam karangan. Contoh: Salah satu buku yang menceritakan keadaan Indonesia pada masa lampau ialah Negarakertagama karangan Prapanca.
- menegaskan atau mengkhususkan huruf, cuilan kata, atau kelompok kata Contoh:§ Bahasa Indonesia Baku ialah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah atau pola bahasa Indonesia yang sedang berlaku.Susunlah kalimat dengan memakai kata depan masing-masing: di, ke, dan dari
- Huruf miring dalam cetakan digunakan untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan abnormal kecuali yang telah diadaptasi ejaannya.Contoh: Istilah devide et impera mengandung pengertian pecah belahkan dan perintahlah.
3. Penggunaan Tanda Baca yang Benar melalui sajian Kalimat
- Pemakaian Tanda Baca (Titik dua, Koma, dan Seru) Pemakaian Tanda Titik dua(:) Tanda titik dipakai:
1.Pada selesai suatu pernyataan lengkap kalau diikuti rangkaian atau pemerian Contoh: Kita kini memerlukan prabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari. Tidak digunakan kalau rangkaian itu merupakan komplemen yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita kini memerlukan meja, kursi, dan lemari.
2.Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: ( a) Ketua ujian : Muhammad Arif Sekretaris : Sutina Bendahara : Putri Anugrah ( b) Tempat sidang : Ruang PGSD lantai 3, Hari/tanggal : Senin/17 Oktober 2016 ,Waktu : 09.00
3.Dalam teks drama setelah kata yang menawarkan pelaku dalam percakapan.Contoh: Ibu : (melempar tas pakaian) “Ambil baju ini dan pergi!” Nina: “Baik, Bu.” (mengambil tas pakaian sambil menangis) Ibu : “Dasar anak tak tahu diri” (duduk di kursi)
4.Di antara jilid atau nomor halaman, di antara bab, ayat,judul dan anak judul, nama kota dan penerbit buku pada suatu karangan. Contoh: - Surah Yasin:7 - Tarigan. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
- Pemakaian Tanda Koma
- Tanda koma dipakai:
1.Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian; Contoh: Saya membeli daerah tidur, lemari pakaian, dan meja belajar.
2.Untuk memisahkan kalimat beragam setara yang memakai kata tetapi; Contoh: Saya ingin cepat datang, tetapi jalan macet.
3.Untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat; Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak ke lapangan karebosi. (saya tidak ke lapangan karebosi kalau hari hujan)
4.Di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat ( jadi, akan tetapi, oleh alasannya ialah itu, namun demikian, dll.); Contoh: Jadi, beliau memang cerdas. Akan tetapi, belum banyak latihan
5.Untuk memisahkan kata menyerupai (o, ya, wah,aduh, kasihan) dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. Contoh: O, begitu?, Wah, bagus, ya.Aduh, sakitnya bukan main.
6.Untuk memisahkan petikan pribadi dari cuilan lain dalam kalimat. Contoh: Kata ibu, “Saya senang sekali”, “Saya berbahagia sekali,” kata ibu, “karena kau berhasil”
7.Di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) daerah dan tanggal, (iv) nama daerah dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.Contoh: Makassar, 11 Juni 2016 - Bangkok, Thailand
8.Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengiutinya untuk membedakan dari kependekan nama keluarga; Contoh: - Drs. Abd. Halik, S.E., M.Pd. - Dra. Rosdiah S., S.Pd., M.Pd.
9.Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: Guru saya, Pak Yani, akil sekali.
10. Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Atas derma Rina, Darmi mengucapkan terima kasih.
11.Tidak digunakan untuk memisahkan petikan pribadi dari cuilan lain yang mengiringinya dalam kalimat kalau petikan pribadi itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: “Di mana pertandingan itu diadakan?” tanya Arif. Pemakaian Tanda Seru dan Tanda Tanya
- Tanda seru (!)
- Tanda seru digunakan untuk kalimat perintah dan kalimat yang menggambarkan emosi atau kesungguhan yang kuat, bunyi yang tinggi, dan sering menandai selesai suatu kalimat.
1.Dipakai pada kalimat yang menyatakan perintah.
Contoh
1) Simpan HP dalam tasmu!
2) Pilihlah bus malam yang lebih nyaman!
2.Dipakai pada kalimat yang menyatakan kesungguhan.
Contoh:
1) Sungguh, Pak! saya tadi berjalan kaki ke sini!
2) Benar, Pak! uang saya tidak cukup untuk beli karcis!
3.Kalimat yang menyatakan perasaan emosi.
Contoh:
1) Celaka, jalan macet!
2) Aduh, rumah berantakan! Tanda Tanda Tanya digunakan pada selesai kalimat tanya; Contoh: - Apakah beliau sakit?
Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Harus Tahu Penggunaan Aksara Kapital Dan Penggunaan Tanda Baca Yang Benar"
Posting Komentar