✔ Kunci Tanggapan Ayo Menulis Bacaan Tanggung Jawab Ade
Apakah kau suka membaca dongeng pendek (cerpen)? Nah, coba kini bacalah cerpen berikut. Cerpen ini bercerita perihal tanggung jawab dalam keluarga.
Tanggung Jawab Ade
Oleh Gusti Noor
Sebenarnya Ade tahu dan mengerti, setiap hari Kak Nina selalu membantu Ibu menyiapkan masakan untuk dijual. Mengantarkan ke warung-warung dengan mengendarai sepeda sebelum pergi ke sekolah.Ade juga tahu, Kak Nina sering terlambat tiba di sekolah karenanya. Tetapi anehnya Kak Nina tidak pernah tertinggal pelajarannya. Kak Nina di rumah selalu mengulang pelajaran yang diberikan di sekolah. Dan rasa-rasanya, Kak Nina yaitu orang yang paling baik di rumah ini.
Dan Ade tidak pernah merasa iri bila Kak Nina dibelikan sesuatu sedang ia sendiri tidak. Tetapi kini ini, pagi hari ini, Ade bersungut-sungut. Kak Nina sakit, berarti tidak berangkat ke sekolah dan tidak ada yang mengantar dagangan ke warung-warung. Ibu sudah usang tidak dapat pergi ke mana-mana alasannya yaitu gampang sakit kepala. Satu-satunya yang dapat dibutuhkan yaitu Ade.
“Apa Ade tidak ingin membantu ibu? Sekali ini saja, selagi Kakakmu sakit, De...,” Ibu berkata dengan penuh harap. “Ade hari ini ada ulangan, Bu. Harus berangkat lebih awal... Semalam tidak sempat banyak belajar...,” jawab Ade sambil menyiapkan buku-bukunya. Wajahnya tampak cemberut. Ibu menarik napas panjang mendengar alasan yang diberikan Ade. Kalau sudah demikian, mau apa lagi? “Biarlah saya sendiri saja, Bu.
Rasanya kepala saya sudah tidak pening lagi,” seru Kak Nina dari dalam kamar. Mendengar bunyi Kak Nina, Ibu kemudian meninggalkan Ade yang masih berwajah cemberut. “Betul kau sudah sehat, Nina? Ibu khawatir nanti malah tambah sakitmu,” kata Ibu. Kak Nina bangun perlahan dari daerah tidurnya kemudian pergi ke kamar mandi. Ibu hanya mengawasi dari belakang sambil menggendong adiknya yang masih bayi. “Kenapa tidak kau bilang dari tadi kalau badanmu tidak sehat, Nin? Kalau saja kau bilang selagi Bapak belum berangkat, niscaya Bapakmu yang mengantarkan kue-kue dagangan kita ini...,” bisik Ibu.
“Baru terasa sesudah saya mandi tadi Bu... Mulanya tak terasa apa-apa. Mungkin sebentar juga sembuh, Bu,” jawab Nina sambil terus berpakaian. Ade berangkat tergesa-gesa. Ada ulangan, begitu alasan yang disampaikannya untuk menolak kiprah yang biasa dilakukan Kak Nina. Padahal ia tidak pribadi menuju ke sekolah, alasannya yaitu di sekolah pada waktu sepagi itu masih sepi. Bahkan mungkin gerbangnya belum dibuka.
Dan bekerjsama pula tidak ada ulangan. Ade sengaja menolak kiprah itu alasannya yaitu malu. Ia tidak mau teman-temannya melihatnya naik sepeda sambil membawa keranjang kue-kue. Ia tidak mau dikata-katai teman-teman ibarat yang dialami Alip yang mengantarkan koran tiap pagi itu. Hari masih pagi benar.
Ade tidak tahu akan ke mana tujuannya pada pagi itu. Apakah akan mampir ke rumah Tina? Atau Ninuk? Ah lebih baik ke rumah Yova saja. Biasanya anak itu sudah siap pagi-pagi sekali. Aku dapat meluangkan waktu menunggu siang di rumahnya, pikir Ade. Tiba di rumah Yova, Ade ternyata harus menunggu usang sekali. Yova masih berjalan-jalan bersama adiknya yang masih kecil. Mama Yova sedang menata meja makan untuk sarapan Papanya. Kakak Yova sedang mengepel lantai. Papa Yova sedang mencuci mobil. Bik Icih sedang membantu mempersiapkan masakan di dapur.
Dan Ade merasa jengah menunggu di teras. “Tunggu sebentar, De. Yova cuma mengajak jalan-jalan Vina menghirup embun pagi. Tak usang lagi ia niscaya kembali. Dia juga sudah siap akan berangkat...,” kata Papa Yova mencoba menentramkan kegundahan Ade yang sedang menunggu itu. Tetapi yang dikatakan oleh Papa Yova itu ternyata usang sekali bagi Ade. Jam dinding di rumah Yova memperlihatkan pukul enam lebih sepuluh menit. Jarumnya bergerak perlahan. Ade semakin merasa tidak yummy duduk di bangku teras. Tak usang kemudian Bik Icih mengantar secangkir teh manis dengan ubi goreng.
“Silakan diminum, Neng Ade,” Bik Icih menawarkan. “Saya mau berangkat dulu, Bik,” jawabnya kepada Bik Icih. Lalu kepada Papa Yova ia pamitan sambil bergegas pergi, “Terima kasih... Om, saya mau berangkat saja dulu. Mau mampir ke rumah Ninuk, Om...” la tiba-tiba gugup. Papa Yova keheranan, demikian pula Bik Icih. Mereka heran melihat Ade tibatiba pergi dan melangkah lebar-lebar meninggalkan rumah itu. Semua orang sibuk, semuanya bekerja. Semuanya, tanpa kecuali. Kak Nina juga.
Padahal Kak Nina sedang sakit. Karena tanggung jawabnya sebagai anak tertua dan juga alasannya yaitu rasa sayangnya kepada keluarga, Kak Nina berpayah-payah pergi mengantar kue. Padahal Kak Nina sakit. Bagaimana kalau sakitnya bertambah parah? Bagaimana kalau Kak Nina jatuh dari sepeda alasannya yaitu kepalanya pening? Bagaimana kalau sampai... ah. Ade ibarat ingin menangis selama perjalanan menuju ke sekolah. Hatinya begitu gundah.
Ia tak jadi ke rumah Ninuk. Sekolah masih sepi, gres beberapa anak saja yang datang. Selama pelajaran berlangsung Ade tidak dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Beberapa kali ditegur Pak Adi alasannya yaitu melamun. Ia ingin segera pulang. Ingin segera menjenguk Kak Nina. Mungkin Kak Nina tambah parah sakitnya, mungkin Kak Nina jatuh dari sepeda alasannya yaitu kepalanya pening kemudian ada kendaraan yang menabraknya Hap.. . “Kau sakit, Ade?” tiba-tiba terdengar teguran Pak Adi. Ade gelagapan. Rupanya tadi la bengong selama Pak Adi menerangkan. Pak Adi kemudian menghampirinya. Meraba keningnya. Ade jadi terharu. “Kepalamu hangat. Pulang saja, ya.
Nanti bertambah parah...” kata Pak Adi. Ade menurut. Ia bergegas meninggalkan sekolah. Ade berjalan dengan setengah berlari. Agar secepat mungkin dapat tiba di rumah melihat Kak Nina. Dengan tergopoh-gopoh ia memasuki rumah. Ibu hingga keheranan melihat sikapnya. Langsung menuju ke kamar Kak Nina. Dan Kak Nina terbaring di pembaringannya. Ade ibarat ingin menubruk kakaknya yang sedang terbaring itu.
Kak Nina jadi terheran-heran dibuatnya. “Ada apa, De? Kenapa kau tiba-tiba begini?” tanya Kak Nina. “Maafkan aku, kak. Sebenarnya saya tidak ada ulangan... Aku cuma aib mengantarkan kue-kue itu “ Ade pribadi saja menangis. Suaranya jadi tidak terperinci terdengar. “Sudahlah, jangan menangis. Yang penting kau sudah menyadari kesalahanmu dan tak akan mengulanginya lagi. Untuk kali ini tak apa-apa. Kakak memaafkanmu, De,” Lembut bunyi Kak Nina menyejukkan hati Ade.
Mengobati rasa sesalnya semoga tidak berkepanjangan. Dan keesokan harinya, Kak Nina masih sakit. Ade benar-benar melakukan apa yang dijanjikannya kepada kakaknya. Tanpa ragu lagi Ade menjinjing keranjang kue-kue. Dengan sepeda ia berkeliling mengantar kue-kue itu ke warung-warung. Tak ada yang mengejek, tak ada yang menggoda, tak ada rasa malu. Yang ada yaitu rasa tanggung jawab yang besar.
Sumber: http://m.kidnesia.com/Kidnesia, ( di ambil dari buku siswa kelas v sd )
Berdasarkan cerpen “Tanggung Jawab Ade”, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. 1. Siapa tokoh dalam cerpen “Tanggung jawab Ade”?
1. Siapa tokoh dalam cerpen “Tanggung jawab Ade”?
Tokoh dalam cerpen " Tanggung Jawab Ade " yaitu ade, nina, ibu
2. Berapa anggota keluarga Ade?
Anggota keluarga ade ada 5
3. Siapa yang biasa mengantar masakan ringan manis setiap pagi ke warung-warung?
Yang biasa mengantar masakan ringan manis setiap pagi yaitu kak Nina
4. Apa yang terjadi pada Kak Nina?
Kak Nina tetap mengantarkan kue-kue walaupun sedang sakit, hal itu dilakukan demi keluarganya.
5. Bagaimana Ade menolak seruan itu untuk menggantikan kiprah Kak Nina?
Ade menolak dengan alasan akan ulangan dan harus berangkat lebih awal.
6. Mengapa Ade tidak mau menggantikan kiprah Kak Nina?
Ade tidak mau menggantikan kiprah nina alasannya yaitu aib takut dikata - katain ibarat alip.
7. Di mana Ade menunggu sebelum berangkat ke sekolah?
Ade menunggu di teras rumah Yova
8. Mengapa Ade merasa bingung dikala berlangsung pelajaran di sekolah?
Ade teringat kak nina
9. Apa yang dilakukan Ade setiba di rumah kembali?
Ade pribadi menuju kamar kak Nina dan meminta maaf
10. Apa yang dikatakan Kak Nina kepada Ade?
Yang dikatakan kak nina kepada Ade yaitu menyuruh ade tidak mengulangi perbuatanya lagi.
Belum ada Komentar untuk "✔ Kunci Tanggapan Ayo Menulis Bacaan Tanggung Jawab Ade"
Posting Komentar