✔ Pemerintah Indonesia Mengirim 94 Guru Ke Malaysia
Gurune.net - Pemerintah Indonesia Melalui Kemendikbud mengirim 94 Guru Ke Malaysia, Tujuan Pemerintah mengirimkan guru-guru tersebut yaitu untuk pemerataan layanan pendidikan, khususnya bagi anak - anak Indonesia yang berada di Malaysia.
Seperti yang gurune kutip dari laman kemdikbud,go.id dalam siaran pers menyatakan bahwa Untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak Indonesia untuk mendapat layanan pendidikan yang bermutu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan sebanyak 94 guru ke Malaysia. Guru-guru tersebut akan ditempatkan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Community Learning Center (CLC) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak. Hingga ketika ini terdapat 160 PKBM di dua wilayah tersebut, dengan rincian 115 pada jenjang SD (SD) dan 45 pada jenjang SMP (SMP).
“Saya mohon untuk bisa melakukan kiprah dengan sebaik-baiknya. Berikanlah yang terbaik untuk belum dewasa Indonesia yang ada di sana dan saudara merupakan duta Indonesia yang mewakili Pemerintah dan Negara Indonesia sebagai wujud kepedulian Pemerintah terhadap nasib belum dewasa Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya di Malaysia,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, ketika menunjukkan aba-aba dalam kegiatan pelepasan 94 guru, yang merupakan pengiriman tahap ke-10, ke Sabah dan Sarawak di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (17/10).
“Ini merupakan bentuk janji dari Bapak Presiden Jokowi, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran. Sedangkan ini bukan hanya pinggir melainkan jauh di luar pinggiran. Kaprikornus ini pekerjaan yang menantang dan berat dan harus anda lakukan dengan sebaik-baiknya,” imbuh Mendikbud.
Dalam mengajar, kata Mendikbud, membutuhkan kreativitas tinggi dalam metode dan taktik pembelajaran biar bisa menunjukkan dorongan bagi anak untuk semangat dalam kegiatan berguru mengajar (KBM). “Jangan hanya kegiatan rutin, melainkan betul-betul guru yang kreatif yang mencoba menunjukkan pengalaman berguru yang optimal kepada belum dewasa Indonesia yang ada di Malaysia. Kaprikornus tidak hanya transfer pengetahuan melainkan juga memberi mimpi-mimpi yang besar, lantaran mereka umumnya berasal dari keluarga petani. Rata-rata (dalam diri) mereka tertanam perasaan rendah diri dan ini harus dibangkitkan lantaran ternyata sehabis mereka dibina dengan baik, berbagai di antara mereka yang bisa masuk ke sekolah tinggi tinggi yang bagus,” jelas Mendikbud.
Mendikbud berharap para guru yang dikirim ke Malaysia bisa memainkan multi kiprah sehingga bukan hanya sekadar menjadi guru melainkan juga peran-peran lain termasuk menunjukkan ide kepada belum dewasa serta menanamkan nasionalisme kepada mereka. “Karena bagaimanapun mereka tetap anak Indonesia dan mereka dinantikan baktinya buat Indonesia. Memang sasaran kita, mereka harus bisa pulang ke Indonesia dan bisa mendapat hak-haknya sebagai warga negara. Itu yang penting sekali. Oleh lantaran itu, saudara di sana akan berpartner dengan guru-guru lokal yang orisinil dari Malaysia yang memang kita pekerjakan. Tolong biar mereka juga dibimbing, jangan hingga mereka mengajar dengan standar-standar Malaysia terutama dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan duduk perkara keindonesiaan,” pungkas Mendikbud.
Sementara itu Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Supriano, mengungkapkan bahwa belum semua anak usia sekolah bisa bersekolah. Hal ini disebabkan belum dewasa tersebut ikut bekerja bersama dengan orang renta mereka di perkebunan. “Jumlah anak usia sekolah yang ada di perkebunan Malaysia itu ada sekitar 50.000 anak, sedangkan yang bisa kita dorong ke sekolah ada sekitar 18.000 anak. Karena itu, diperlukan kolaborasi dengan orang tuanya dan harus ada harapan anak itu untuk belajar. Alhamdulillah, yang lulus dari sekolah di Malaysia ini ada yang melanjutkan ke sekolah tinggi tinggi, contohnya UI, ITB, IPB, UGM. Artinya, belum dewasa kita ini walaupun posisinya di mana, jika diintervensi dengan pendidikan yang baik, ia juga punya kemampuan,” ujar Supriano.
Supriano mengemukakan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya Pemerintah untuk pemerataan pendidikan di tingkat SD, SMP. “Untuk jenjang Sekolah Menengan Atas kita dekatkan dengan kota terdekat, contohnya Nunukan atau bahkan ke Jakarta. Untuk setiap periode, para guru ini kita kontrak selama 2 tahun. Kemudian kita penilaian lagi. Tahun kemudian yang kita seleksi ke sana ternyata ada 48 orang yang lulus CPNS. Kaprikornus guru-guru kini yang akan diberangkatkan ini merupakan pengganti guru yang lulus CPNS tadi,” jelas Supriano.
Ia menerangkan, proses penyeleksian guru tersebut dilakukan oleh 8 Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), di mana para guru yang lulus mempunyai latar belakang pendidikan S1 maupun D4. “Jadi guru-guru yang kita kirimkan ini memang punya panggilan jiwa untuk mengajar lantaran usaha di sana membutuhkan fisik dan mental yang baik,” kata Supriano.
“Para guru ini sehabis lulus seleksi, kita karantina dulu untuk diberi pelatihan. Yang pertama tentunya berkaitan dengan pendidikan aksara yang di dalamnya ada nasionalisme, religius, mandiri, tolong-menolong dan integritas,” imbuh Supriano.
Dalam kesempatan ini, Supriano juga mengungkapkan bahwa honor yang diterima para guru tersebut diadaptasi dengan tingkat upah di Malaysia yaitu sebesar Rp 19,5 juta per bulan. “Itu sudah termasuk biaya untuk daerah tinggal dan makan. Setelah 2 tahun, guru akan kita penilaian lagi. Jika memang kompetensinya baik maka akan diperpanjang. Jumlah guru yang kini ada di sana sebanyak 225 guru dan nanti akan ditambah 94 guru yang gres ini,” pungkas Supriano.
sumber - kemdikbud.go,id |
Seperti yang gurune kutip dari laman kemdikbud,go.id dalam siaran pers menyatakan bahwa Untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak Indonesia untuk mendapat layanan pendidikan yang bermutu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan sebanyak 94 guru ke Malaysia. Guru-guru tersebut akan ditempatkan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Community Learning Center (CLC) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak. Hingga ketika ini terdapat 160 PKBM di dua wilayah tersebut, dengan rincian 115 pada jenjang SD (SD) dan 45 pada jenjang SMP (SMP).
“Saya mohon untuk bisa melakukan kiprah dengan sebaik-baiknya. Berikanlah yang terbaik untuk belum dewasa Indonesia yang ada di sana dan saudara merupakan duta Indonesia yang mewakili Pemerintah dan Negara Indonesia sebagai wujud kepedulian Pemerintah terhadap nasib belum dewasa Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya di Malaysia,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, ketika menunjukkan aba-aba dalam kegiatan pelepasan 94 guru, yang merupakan pengiriman tahap ke-10, ke Sabah dan Sarawak di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (17/10).
“Ini merupakan bentuk janji dari Bapak Presiden Jokowi, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran. Sedangkan ini bukan hanya pinggir melainkan jauh di luar pinggiran. Kaprikornus ini pekerjaan yang menantang dan berat dan harus anda lakukan dengan sebaik-baiknya,” imbuh Mendikbud.
Dalam mengajar, kata Mendikbud, membutuhkan kreativitas tinggi dalam metode dan taktik pembelajaran biar bisa menunjukkan dorongan bagi anak untuk semangat dalam kegiatan berguru mengajar (KBM). “Jangan hanya kegiatan rutin, melainkan betul-betul guru yang kreatif yang mencoba menunjukkan pengalaman berguru yang optimal kepada belum dewasa Indonesia yang ada di Malaysia. Kaprikornus tidak hanya transfer pengetahuan melainkan juga memberi mimpi-mimpi yang besar, lantaran mereka umumnya berasal dari keluarga petani. Rata-rata (dalam diri) mereka tertanam perasaan rendah diri dan ini harus dibangkitkan lantaran ternyata sehabis mereka dibina dengan baik, berbagai di antara mereka yang bisa masuk ke sekolah tinggi tinggi yang bagus,” jelas Mendikbud.
Mendikbud berharap para guru yang dikirim ke Malaysia bisa memainkan multi kiprah sehingga bukan hanya sekadar menjadi guru melainkan juga peran-peran lain termasuk menunjukkan ide kepada belum dewasa serta menanamkan nasionalisme kepada mereka. “Karena bagaimanapun mereka tetap anak Indonesia dan mereka dinantikan baktinya buat Indonesia. Memang sasaran kita, mereka harus bisa pulang ke Indonesia dan bisa mendapat hak-haknya sebagai warga negara. Itu yang penting sekali. Oleh lantaran itu, saudara di sana akan berpartner dengan guru-guru lokal yang orisinil dari Malaysia yang memang kita pekerjakan. Tolong biar mereka juga dibimbing, jangan hingga mereka mengajar dengan standar-standar Malaysia terutama dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan duduk perkara keindonesiaan,” pungkas Mendikbud.
Sementara itu Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Supriano, mengungkapkan bahwa belum semua anak usia sekolah bisa bersekolah. Hal ini disebabkan belum dewasa tersebut ikut bekerja bersama dengan orang renta mereka di perkebunan. “Jumlah anak usia sekolah yang ada di perkebunan Malaysia itu ada sekitar 50.000 anak, sedangkan yang bisa kita dorong ke sekolah ada sekitar 18.000 anak. Karena itu, diperlukan kolaborasi dengan orang tuanya dan harus ada harapan anak itu untuk belajar. Alhamdulillah, yang lulus dari sekolah di Malaysia ini ada yang melanjutkan ke sekolah tinggi tinggi, contohnya UI, ITB, IPB, UGM. Artinya, belum dewasa kita ini walaupun posisinya di mana, jika diintervensi dengan pendidikan yang baik, ia juga punya kemampuan,” ujar Supriano.
Supriano mengemukakan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya Pemerintah untuk pemerataan pendidikan di tingkat SD, SMP. “Untuk jenjang Sekolah Menengan Atas kita dekatkan dengan kota terdekat, contohnya Nunukan atau bahkan ke Jakarta. Untuk setiap periode, para guru ini kita kontrak selama 2 tahun. Kemudian kita penilaian lagi. Tahun kemudian yang kita seleksi ke sana ternyata ada 48 orang yang lulus CPNS. Kaprikornus guru-guru kini yang akan diberangkatkan ini merupakan pengganti guru yang lulus CPNS tadi,” jelas Supriano.
Ia menerangkan, proses penyeleksian guru tersebut dilakukan oleh 8 Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), di mana para guru yang lulus mempunyai latar belakang pendidikan S1 maupun D4. “Jadi guru-guru yang kita kirimkan ini memang punya panggilan jiwa untuk mengajar lantaran usaha di sana membutuhkan fisik dan mental yang baik,” kata Supriano.
“Para guru ini sehabis lulus seleksi, kita karantina dulu untuk diberi pelatihan. Yang pertama tentunya berkaitan dengan pendidikan aksara yang di dalamnya ada nasionalisme, religius, mandiri, tolong-menolong dan integritas,” imbuh Supriano.
Dalam kesempatan ini, Supriano juga mengungkapkan bahwa honor yang diterima para guru tersebut diadaptasi dengan tingkat upah di Malaysia yaitu sebesar Rp 19,5 juta per bulan. “Itu sudah termasuk biaya untuk daerah tinggal dan makan. Setelah 2 tahun, guru akan kita penilaian lagi. Jika memang kompetensinya baik maka akan diperpanjang. Jumlah guru yang kini ada di sana sebanyak 225 guru dan nanti akan ditambah 94 guru yang gres ini,” pungkas Supriano.
Belum ada Komentar untuk "✔ Pemerintah Indonesia Mengirim 94 Guru Ke Malaysia"
Posting Komentar