✔ Persentase Soal Hots Tetap Sebesar 10% Pada Un 2019

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan tidak mengubah persentase soal high order thinking skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi/penalaran pada ujian nasional (UN) tahun ini. Keputusan itu dilakukan semoga siswa bisa mengikuti keadaan dengan soal bernalar tinggi tersebut. Dengan demikian standar soal UN 2019 ini tidak berbeda dengan tahun belumnya. 

Hal ini berarti soal yang berbasis HOTS tidak akan dinaikkan jumlahnya. Kemendikbud meminta siswa tidak perlu khawatir alasannya yakni komposisi soal HOTS 2019 ini masih sama dengan UN 2018. “Tingkat kesulitan dan komposisi soal UN 2019 ini ibarat tahun lalu. Tingkat kesulitan biasa, ada yang mudah, sedang, agak sulit, dan sulit,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.

Soal HOTS di UN tahun kemudian mencapai 10% dari total soal yang harus dijawab oleh penerima ujian. Totok menyampaikan, meski santunan soal HOTS sudah dimulai semenjak tahun lalu, Kemendikbud ingin tahun ini seluruh siswa dan guru mengikuti keadaan lagi dengan soal HOTS tersebut. Dengan tidak adanya kenaikan persentase soal HOTS, dibutuhkan siswa dan guru bisa berlatih lebih intensif untuk menguasai soal tersebut.

Totok menjelaskan, sejatinya soal HOTS itu bertujuan melatih siswa memahami konsep. Hal ini bertujuan semoga siswa tidak hanya bisa untuk sekadar menghafal soal ujian saja. Dia yakin, bila siswa terbiasa untuk dilatih dengan cara berpikir kritis dan kreatif, soal HOTS yang sebelumnya dinilai sulit akan dengan gampang dijawab siswa. “Soal HOTS melatih siswa untuk memahami konsep, menerapkan konsep, dan menganalisis untuk memecahkan masalah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Totok menuturkan, adanya soal berbasis HOTS ini juga untuk mengukur kelemahan dan kelebihan setiap sekolah pada setiap bahan pembelajaran. Dengan begitu proses pembinaan guru tidak lagi dilakukan secara umum, tetapi akan diadaptasi dengan hasil UN. Sebab salah satu tujuan UN ialah sebagai alat refleksi guru untuk memperbaiki keadaan. 

Selain itu para guru tersebut juga didorong untuk bisa menyusun soal berbasis HOTS sehingga siswa terbiasa dan berkala untuk menuntaskan duduk kasus memakai cara berpikir kritis. Berdasarkan rekap data, sekolah yang siap menjalankan UN berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP, MTs, SMA/MA, dan Sekolah Menengah kejuruan ada 88,71% UNBK. Perinciannya, Sekolah Menengah Pertama dan MTS 82,03%, Sekolah Menengan Atas dan MA 95,35%, dan Sekolah Menengah kejuruan 98,75%. 

Adapun untuk nonformal ibarat aktivitas paket 99,04% UNBK. “Untuk menangani permasalahan teknis pada ketika UNBK nanti, di setiap provinsi akan ada helpdesk UN dan teknisi khusus yang siap membantu,” jelasnya.

Sementara itu Mendikbud Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan, jumlah Sekolah Menengah Pertama yang bisa melakukan UNBK hanya ditargetkan 80%. Namun ternyata jumlahnya pun bisa melampaui patokan awal tersebut. Kemendikbud akan terus berkoordinasi untuk memastikan sekolah penyelenggara UNBK benar-benar siap secara prasarana.

Diketahui, menurut mekanisme operasional standar (POS) penyelenggaraan UN, siswa Sekolah Menengan Atas akan menjalani UN pada 1–4 April dan dilanjutkan pada 8 April. Untuk Sekolah Menengah Pertama akan diselenggarakan pada 22–25 April. Adapun ujian paket UN Paket C akan dilaksanakan pada 12–16 April dan UN Paket B/Wustha dilaksanakan 10–13 Mei.

Sumber : https://nasional.sindonews.com

Belum ada Komentar untuk "✔ Persentase Soal Hots Tetap Sebesar 10% Pada Un 2019"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel