✔ Guru Wajib Tahu! Tiga Hal Penting Capaian Kurikulum 2013
Kurikulum ialah seperangkat planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam undang-undang nomor 20 Sisdiknas tahun 2003 pasal 3 menyatakan tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi penerima didik biar menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mencapai hal di atas, bukanlah hal yang gampang akan tetapi harus penuh usaha terlebih dalam kanca perubahan skala makro dunia kurun XXI yang ditandai dengan 6 (enam) kecenderungan penting yang menghipnotis pola hidup insan dalam hal ini penerima didik. yang telah sanggup dirasakan dikala ini seperti:
1. Berlangsungnya revolusi digital yang semakin luar biasa yang mengubah sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk pendidikan,
2. Terjadinya integrasi belahan-belahan dunia yang semakin intensif akibat internasionalisasi, globalisasi, hubungan-hubungan multilateral, teknologi komunikasi, dan teknologi transportasi,
3. Berlangsungnya pendataran dunia (the world is flat) sebagai akhir aneka macam perubahan fundamental dimensi-dimensi kehidupan insan terutama akhir mengglobalnya negara, korporasi, dan individu,
4. Sangat cepatnya perubahan dunia yang mengakibatkan dunia tampak berlari tunggang langgang, ruang tampak menyempit, waktu terasa ringkas, dan keusangan segala sesuatu cepat terjadi,
5. Semakin tumbuhnya masyarakat padat pengetahuan (knowledge society), masyarakat informasi (information society), dan masyarakat jaringan (network society) yang menciptakan pengetahuan, informasi, dan jaringan menjadi modal sangat penting, dan
6. Makin tegasnya fenomena kurun kreatif beserta masyarakat kreatif yang menempatkan kreativitas dan penemuan sebagai modal penting untuk individu, perusahaan, dan masyarakat.
Keenam hal tersebut telah memunculkan tatanan baru, ukuran-ukuran baru, dankebutuhan-kebutuhan gres yang berbeda dengan sebelumnya, yang harus ditanggapi dan dipenuhi oleh dunia pendidikan nasional dengan sebaik-baiknya. Untuk menghadapi itu semua fenomena di atas , maka ada tiga hal penting yang harus diperhatikan guru dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah yaitu:
A. KARAKTER
Karakter yang berpengaruh sangat bagi penerima didik diharapkan dalam menjawab tantangan bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah. Karakter yang berpengaruh sanggup di asah melalui kegiatan “ 4O”(Olah pikir, olah hati, olah karsa dan olah raga).
1. Olah pikir
Olah pikir ditandai dengan penerima didik yang cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif
2. Olah hati
Guru harus berusaha hingga penerima didik beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik yang tidak lepas putus asa.
3. Olah rasa/ karsa
Olah rasa ditandai dimana penerima didik sanggup bersikap dan bertindak ramah, saling menghargai, toleran,peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga memakai bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja
4. Olah raga
Olah raga ditandai dengan sikap hidup yang higienis dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.
Pertumbuhan 4 olah tersebut sanggup ditanamkan guru melalui proses pembelajaran yang baik dengan menanamkan nilai-nilai huruf utama yaitu : religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
a. Religius
Nilai huruf religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam sikap melaksanakan aliran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan hening dengan pemeluk agama lain.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kolaborasi antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
b. Nasionalis
Nilai huruf nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang memperlihatkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
c. Mandiri
Nilai huruf berdikari merupakan sikap dan sikap tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai berdikari antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong
Nilai huruf gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kolaborasi dan pundak membahu menuntaskan problem bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikapkerelawanan.
e. Integritas
Nilai huruf integritas merupakan nilai yang mendasari sikap yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu sanggup mendapatkan amanah dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, mempunyai komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral)
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama huruf di atas yang senantiasa dikembangkan guru ketika melaksanakan pross pembelajaran. Kelima nilai tersebut bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan huruf dimulai, guru dan sekolah perlu membuatkan nilai-nilai utama lainnya.
Karakter penerima didik sanggup ditumbuh kembangkan dengan aneka macam cara di sekolah
1. Intra-kurikuler:
Penanaman huruf ter integrasi pada semua mata pelajaran di sekolah , maka guru akan memulainya dari perencanaan pembelajaran, dalam proses pembelajaran dan dalam melaksanakan penlaian hasil belajar.
2. Ko-Kurikuler:
Penanaman nlai-nilai huruf melalui kegiatan ko-kurikuler dilakukan melalui studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman budaya, madrasah diniyah,komunitas bahasa dan sastra.
3. Estra-Kurikuler:
Kegiatan ekstra kurikuler ibarat kegiatan pramuka, paskibraka, palang merah bakir balig cukup akal (pmr), olah raga, dan lain-lain menjadi momen penting dalam penanaman dan menumbuhkembangkan karakter.
4. Hidden Curriculum
Secara tidak pribadi kegiatan upacara bendera, menyanyikan lagu nasional/daerah, membaca buku, berdoa bersama, membersihkan lingkungan pekarangan/sekitar sekolah , latihan memimpin di kelas menjadi sebuah proses tidak pribadi menanamkan nilai-nilai karakter.
B. KOMPETENSI
Kompetensi penerima didik sangat dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks ibarat diuraikan di atas.
1. Kompetensi sikap
Kompetensi Sikap yang merupakan kepingan dari tiap matapelajaran atau tema dalam kurikulum 2013 kompetensi inti sanggup dibagi menjadi kompetensi yaitu:
KI-1; Sikap Spiritual
KI-2; Sikap Sosial
KI-3; Pengetahuan
KI-4; Keterampilan
a.Menerima nilai
contoh : memilih, mendengar, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati
b. Menanggapi nilai
contoh: menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, mendudkung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, menolak
c. Menghargai nilai
contoh: mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, menyumbang
d. Menghayati nilai
contoh: menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasikan, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasi, merembuk
e. Mengamalkan nilai
contoh: mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mengaktualisasi, melayani, membuktikan,memberi solusi
2. KompetensiPengetahuan
a. Pengetahuan faktual
yaitu pengetahuan perihal elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa ntukmempelajari satudisiplin ilmu atauuntuk menuntaskan mmasalah-masalah alamdisiplinilmu tersebut
1) Pengetahuan perihal terminology
2) Pengetahuan perihal detail-detail elemenelemen yang spesifik, kosakata teknis, simbol-simbolmusik. Sumber-sumber daya alam pokok, sumber-sumber informasi yang reliable.
b. Pengetahuan konseptual
yaitu pengetahuan perihal hubungan-hubungan antar elemen dalamsebuah struktur besar yang memungkinkan elemen-elemennya berfungsi secara bersama-sama. Pengetahuan konseptual sanggup digolongkan dalam tiga jenis;
1) Pengetahuan perihal pembagian terstruktur mengenai dan kategori
2) Pengetahuan perihal prinsip dan generalisasi
3) Pengetahuan perihal teori, model, dan struktur
Contoh pengetahuan perihal periode waktu geologis (klasifikasi), rumus Pithagoras (prinsip), aturan penawarandan undangan (prinsip) teori evolusi (teori), StrukturMajelis Permusyawaratan Rakyat (struktur)
c. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan proseduaral ialah bagaimana melaksanakan sesuatu, mempraktikkan metode penelitian, da kriteria-kriteria untuk memakai keterampilan, algoritma, teknik, dan langkah-langkah melaksanakan sesuatu. Pengetahuan procedural sanggup dibagi menjadi :
1) Pengetahuan perihal keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma
2) Pengetahuan perihal teknik dan metode dalam bidang tertentu
3) Pengetahuan perihal kriteria untuk menentukan kapan harus memakai mekanisme yang tepat.
Contoh :keterampilan-keterampilan dalam melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruh bilangan, teknik wawancara, metode ilmiah. Kriteria yang dipakai untuk menentukan kapan harus menerapkan mekanisme aturan Newton, kriteria yang dipakai untuk menilai fisibilitas suatu metode.
d. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan metakognitif ialah jenjang tertinggi, pengetahuan perihal kognisi secara umum dan kesadaran dan pengetahuan perihal kognisi diri sendiri.
1) Pengetahuan strategis
2) Pengetahuan perihal tugas-tugas kognisi
3) Pengetahuan-diri
Contoh : Pengetahuan perihal denah sebagai untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan perihal penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah
Pengetahuan perihal macam-macam tes yang dibuat guru, pengetahuan perihal tuntutan bermacam-macam kiprah kognitif . pengetahuan bahwa diri (sendiri) berpengaruh dalam ‘mengkritisi esai’ tetapi lemah dalam menulis esai, kesadaran tentag tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh diri (sendiri).
3. Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan sanggup dibagi atas beberapa tingkatan sebagai berikut:
Mengamati, yaitu perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca suatu tulisan/
mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat perihal yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang dipakai untuk mengamati.
Mempertanyakan, ialah kemampuan memperlihatkan pertanyaan termasuk jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan penerima didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan informasi/ mencoba. Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/ digunakan,
kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang dipakai untuk mengumpulkan data.
Menalar/ mengasosiasi
Menalar/mengasosiasi ialah kemampuan membuatkan interpretasi,argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan Informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/ konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/ konsep/teori/pendapat; membuatkan interpretasi,struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang memperlihatkan kekerabatan fakta/konsep/ teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; membuatkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari aneka macam jenis sumber.
Mengomunikasikan ialah kemampuan menyajikan hasil kajian (dari mengamati hingga menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.
1. Olah pikir
Olah pikir ditandai dengan penerima didik yang cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif
2. Olah hati
Guru harus berusaha hingga penerima didik beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik yang tidak lepas putus asa.
3. Olah rasa/ karsa
Olah rasa ditandai dimana penerima didik sanggup bersikap dan bertindak ramah, saling menghargai, toleran,peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga memakai bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja
4. Olah raga
Olah raga ditandai dengan sikap hidup yang higienis dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.
Pertumbuhan 4 olah tersebut sanggup ditanamkan guru melalui proses pembelajaran yang baik dengan menanamkan nilai-nilai huruf utama yaitu : religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
a. Religius
Nilai huruf religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam sikap melaksanakan aliran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan hening dengan pemeluk agama lain.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kolaborasi antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
b. Nasionalis
Nilai huruf nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang memperlihatkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
c. Mandiri
Nilai huruf berdikari merupakan sikap dan sikap tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai berdikari antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Gotong Royong
Nilai huruf gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kolaborasi dan pundak membahu menuntaskan problem bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikapkerelawanan.
e. Integritas
Nilai huruf integritas merupakan nilai yang mendasari sikap yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu sanggup mendapatkan amanah dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, mempunyai komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral)
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama huruf di atas yang senantiasa dikembangkan guru ketika melaksanakan pross pembelajaran. Kelima nilai tersebut bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan huruf dimulai, guru dan sekolah perlu membuatkan nilai-nilai utama lainnya.
Karakter penerima didik sanggup ditumbuh kembangkan dengan aneka macam cara di sekolah
1. Intra-kurikuler:
Penanaman huruf ter integrasi pada semua mata pelajaran di sekolah , maka guru akan memulainya dari perencanaan pembelajaran, dalam proses pembelajaran dan dalam melaksanakan penlaian hasil belajar.
2. Ko-Kurikuler:
Penanaman nlai-nilai huruf melalui kegiatan ko-kurikuler dilakukan melalui studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman budaya, madrasah diniyah,komunitas bahasa dan sastra.
3. Estra-Kurikuler:
Kegiatan ekstra kurikuler ibarat kegiatan pramuka, paskibraka, palang merah bakir balig cukup akal (pmr), olah raga, dan lain-lain menjadi momen penting dalam penanaman dan menumbuhkembangkan karakter.
4. Hidden Curriculum
Secara tidak pribadi kegiatan upacara bendera, menyanyikan lagu nasional/daerah, membaca buku, berdoa bersama, membersihkan lingkungan pekarangan/sekitar sekolah , latihan memimpin di kelas menjadi sebuah proses tidak pribadi menanamkan nilai-nilai karakter.
B. KOMPETENSI
Kompetensi penerima didik sangat dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks ibarat diuraikan di atas.
1. Kompetensi sikap
Kompetensi Sikap yang merupakan kepingan dari tiap matapelajaran atau tema dalam kurikulum 2013 kompetensi inti sanggup dibagi menjadi kompetensi yaitu:
KI-1; Sikap Spiritual
KI-2; Sikap Sosial
KI-3; Pengetahuan
KI-4; Keterampilan
Tingkatan sikap dalam kurikulum 2013 terdiri dari:
a.Menerima nilai
contoh : memilih, mendengar, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati
b. Menanggapi nilai
contoh: menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, mendudkung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, menolak
c. Menghargai nilai
contoh: mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, menyumbang
d. Menghayati nilai
contoh: menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasikan, mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasi, merembuk
e. Mengamalkan nilai
contoh: mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mengaktualisasi, melayani, membuktikan,memberi solusi
2. KompetensiPengetahuan
a. Pengetahuan faktual
yaitu pengetahuan perihal elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa ntukmempelajari satudisiplin ilmu atauuntuk menuntaskan mmasalah-masalah alamdisiplinilmu tersebut
1) Pengetahuan perihal terminology
2) Pengetahuan perihal detail-detail elemenelemen yang spesifik, kosakata teknis, simbol-simbolmusik. Sumber-sumber daya alam pokok, sumber-sumber informasi yang reliable.
b. Pengetahuan konseptual
yaitu pengetahuan perihal hubungan-hubungan antar elemen dalamsebuah struktur besar yang memungkinkan elemen-elemennya berfungsi secara bersama-sama. Pengetahuan konseptual sanggup digolongkan dalam tiga jenis;
1) Pengetahuan perihal pembagian terstruktur mengenai dan kategori
2) Pengetahuan perihal prinsip dan generalisasi
3) Pengetahuan perihal teori, model, dan struktur
Contoh pengetahuan perihal periode waktu geologis (klasifikasi), rumus Pithagoras (prinsip), aturan penawarandan undangan (prinsip) teori evolusi (teori), StrukturMajelis Permusyawaratan Rakyat (struktur)
c. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan proseduaral ialah bagaimana melaksanakan sesuatu, mempraktikkan metode penelitian, da kriteria-kriteria untuk memakai keterampilan, algoritma, teknik, dan langkah-langkah melaksanakan sesuatu. Pengetahuan procedural sanggup dibagi menjadi :
1) Pengetahuan perihal keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma
2) Pengetahuan perihal teknik dan metode dalam bidang tertentu
3) Pengetahuan perihal kriteria untuk menentukan kapan harus memakai mekanisme yang tepat.
Contoh :keterampilan-keterampilan dalam melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruh bilangan, teknik wawancara, metode ilmiah. Kriteria yang dipakai untuk menentukan kapan harus menerapkan mekanisme aturan Newton, kriteria yang dipakai untuk menilai fisibilitas suatu metode.
d. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan metakognitif ialah jenjang tertinggi, pengetahuan perihal kognisi secara umum dan kesadaran dan pengetahuan perihal kognisi diri sendiri.
1) Pengetahuan strategis
2) Pengetahuan perihal tugas-tugas kognisi
3) Pengetahuan-diri
Contoh : Pengetahuan perihal denah sebagai untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan perihal penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah
Pengetahuan perihal macam-macam tes yang dibuat guru, pengetahuan perihal tuntutan bermacam-macam kiprah kognitif . pengetahuan bahwa diri (sendiri) berpengaruh dalam ‘mengkritisi esai’ tetapi lemah dalam menulis esai, kesadaran tentag tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh diri (sendiri).
3. Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan sanggup dibagi atas beberapa tingkatan sebagai berikut:
Mengamati, yaitu perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca suatu tulisan/
mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat perihal yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang dipakai untuk mengamati.
Mempertanyakan, ialah kemampuan memperlihatkan pertanyaan termasuk jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan penerima didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan informasi/ mencoba. Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/ digunakan,
kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang dipakai untuk mengumpulkan data.
Menalar/ mengasosiasi
Menalar/mengasosiasi ialah kemampuan membuatkan interpretasi,argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan Informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/ konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/ konsep/teori/pendapat; membuatkan interpretasi,struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang memperlihatkan kekerabatan fakta/konsep/ teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; membuatkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari aneka macam jenis sumber.
Mengomunikasikan ialah kemampuan menyajikan hasil kajian (dari mengamati hingga menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.
Sikap | Pengetahuan | Keterampilan | ||
Krathwohl Bloom revisi | Anderson | Dyers | Dave | Sympson |
Menerima | Mengingat | Mengamati | Imitasi | Persepsi, Kesiapan, Meniru |
merespon | Memahami | Menanya | Manipulasi | Membiasakan |
Menghargai | Menerapkan | Mencoba | Presisi | Mahir |
Menghayati | Menganalisis | Menalar | Artikulasi | Alami |
Mengamalkan | Mengevaluasi | Menyaji | Naturalisasi | Orsinil |
Mengkreasi |
C. LITERASI
Literasi sangat diharapkan untuk menjawab bagaimana menerapkanketerampilan inti untuk kegiatan sehari-hari?
Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan memakai informasi secara cerdas. Sedangkan Literasi Dini (Early Literacy) merupakan kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan tutur yang dibuat oleh pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosial di rumah.
1. Literasi Dasar
Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting)berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) menurut Pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Kemampuan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi
referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai pembagian terstruktur mengenai pengetahuan
yang memudahkan dalam memakai perpustakaan, memahami penggunaan katalog
dan pengindeksan, hingga mempunyai pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah
3. Literasi Media (Media Literacy)
Kemampuan untuk mengetahui aneka macam bentuk media yang berbeda, ibarat media cetak, media
elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
4. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
a. Kemampuan memahami kelengkapan teknologi ibarat peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
b. Kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.
c. Kemampuan memakai komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya meliputi menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan jadwal perangkat lunak.
d. Pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
5. Literasi Visual (Visual Literacy)
a. Kemampuan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat.
b. Kemampuan menafsirkan materi visual baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital atau perpaduannya (teks multimodal)
Strategi membangun budaya literasi di sekolah menjadi tanggungjawab kepala sekolah dan guru dengan cara :
1) Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi.
2) Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif.
3) Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Wajib Tahu! Tiga Hal Penting Capaian Kurikulum 2013"
Posting Komentar