✔ Hakikat Bahasa Indonesia

Pengertian Bahasa  Kata bahasa tidaklah abnormal bagi kita ✔ Hakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa Indonesia -


Pengertian Bahasa
Kata bahasa tidaklah abnormal bagi kita. Setiap hari kita memakai bahasa. Dalam kegiatan untuk berkomunikasi dipakai bahasa, tidak ada peradaban tanpa bahasa tulis. Pernyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan bahasa bagi perkembangan insan dan kemanusiaan. Namun, apakah setiap alat komunikasi sanggup disebut bahasa? Apakah penanda khusus bahasa insan sebagai alat komunikasi yang membedakan dengan alat komunikasi yang lain? Perhatikan ilustarsi kasus berikut ini.

Pada suatu hari dalam perjalanan menumpangi kendaraan beroda empat angkot. Dua penumpang yang masih muda belia tertawa, tetapi tidak terdengar mereka melaksanakan interaksi secara verbal. Karena penasaran, saya mencoba memperhatikan apa yang mereka lakukan. Ternyata mereka yakni siswa-siswa tuna rungu sedang asyik berkomunikasi, akan tetapi komunikasi yang dilakukan tidak memakai bahasa. Mereka memakai jari-jari tangan untuk berkomunikasi. Dengan demikian mereka memakai bahasa isyarat. Kasus lain, saat mengikuti kegiatan perkemahan pramuka. Hanya suara sempruitan dan sandi morse serta menggerakkan bendera, mereka sudah berkumpul di lapangan.

Ilustasi yang digambarkan di atas pertanda bahwa ternyata alat komunikasi sangat beragam. Ada yang memakai benda-benda, tanda, atau bunyi-bunyian. Bahasa, berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap insan yakni juga alat komunikasi. Secara umum, komunikasi dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi nonverbal. Komunikasi lisan yakni komunikasi yang memakai bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap insan yang merujuk pada bahasa tertentu misalnya

bahasa Indonesia atau bahasa yang lain. Sedangkan komunikasi nonverbal yakni komunikasi yang tidak memakai bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Akan tetapi memakai alat-alat/tanda contohnya dengan gerakan jari tangan, ekspresi wajah, memakai benda-benda tertentu.
Perlu pula diperhatikan bahwa tidak semua ujaran atau suara bahasa yang dihasilkan alat ucap insan sanggup dikatakan bahasa, lantaran ujaran sanggup dikatakan sebagai bahasa apabila mengandung makna. Perhatikan kata [kelinci], [hotel], [sakit], yakni pola kata yang mempunyai makna dan sanggup disebut bahasa. Lain halnya [dskhj], [ahjgt], merupakan pola suara yang tidak bermakna atau bukan bahasa.

Secara konvensional disepakati bahwa setiap struktur suara ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Kesatuan-kesatuan arus ujaran yang mengandung suatu makna tertentu, secara bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat bahasa. Perbendaharaan kata tersebut sanggup berfungsi apabila suatu arus ujaran mengadakan inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat. Penyusunan kata mengikuti kaidah tertentu yang bila diucapkan sanggup mengikuti gelombang ujaran.

Sifat-sifat Bahasa
Sebagai alat komunikasi, bahasa mengandung beberapa sifat, yaitu: (a) Sistematik, (b) Mana suka, (c) Ujaran, (d) Manusiawi, dan (e) Komunikatif.
Bahasa dikatakan bersifat sistematik lantaran bahasa mempunyai pola dan kaidah yang harus ditaati biar sanggup dipahami oleh pemakainya. Bahasa diatur oleh dua sistem yaitu sistem suara dan sistem makna.

Bahasa disebut mana suka sebagaimana Santoso (Paisal, 2009) bahwa bahasa disebut mana suka lantaran unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar. Contoh, kata buku, pinsil, baju, sepatu, dsb. Kata-kata tersebut tidak ada korelasi logis antara suara dan makna yang disimbolkannya. Bukan pula atas dasar kriteria dan standar tertentu, akan tetapi unsur-unsur bahasa dipilih secara mana suka. Demikian pula bahasa disebut ujaran lantaran bentuk dasar bahasa yakni ujaran dan media bahasa yakni bunyi. Bahasa disebut bersifat manusiawi lantaran bahasa sanggup berfungsi selama insan memanfaatkannya. Dan bahasa disebut bersifat komunikatif lantaran fungsi utama bahasa yakni sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antara anggota-anggota masyarakat.

2. Pemerolehan Bahasa Anak
Terdapat dua keterampilan yang dilibatkan dalam pemerolehan bahasa anak, yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara impulsif dan kemampuan memahami tuturan orang lain. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa yakni proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk, 1998). Dengan demikian, proses pemerolehan bahasa yakni merupakan proses bawah sadar. Penguasaan bahasa tidak disadari dan tidak dipengaruhi oleh pengajaran yang secara eksplisit perihal sistem kaidah yang ada di dalam bahasa kedua. Berbeda dengan proses pembelajaran, yakni proses yang dilakukan secara sengaja atau secara sadar dilakukan oleh pembelajar di dalam menguasai bahasa.

Adapun karakteristik pemerolehan bahasa berdasarkan Tarigan dkk (1998) adalah: (a) Berlangsung dalam situasi informal, bawah umur mencar ilmu bahasa tanpa beban, dan di luar sekolah; (b) pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan menyerupai sekolah atau kursus (dilakukan tanpa sadar atau secara spontan; (c) Dialami eksklusif oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.

Waktu Pemerolehan Bahasa Dimulai
Sejak Kapankah tolong-menolong anak mulai berbahasa? Karena berbahasa meliputi komprehensif maupun produksi. Oleh lantaran itu maka tolong-menolong anak sudah mulai berbahasa sebelum ia dilahirkan. Melalui kanal intrauterine anak telah terekspos pada bahasa insan waktu ia masih janin. Kata-kata dari ibunya tiap hari ia dengar dan secara biologis kata-kata itu '`masuk" ke janin. Kata-kata ibunya ini rupanya "tertanam" pada janin anak. Itulah salah satu sebabnya mengapa di mana pun anak selalu lebih erat pada ibunya daripada ayahnya. Seorang anak yang menangis akan berhenti menangisnya bila digendong oleh ibunya.

Sebuah ilustari sanggup pula kita amati seorang bayi yang mulai berinteraksi dengan mengeluarkan bunyi-bunyi yang tidak beraturan saat diperlihatkan sebuah mainan dan diajak berbicara. Seorang ibu seringkali memberi kesempatan kepada bayi untuk ikut dalam komunikasi sosial dengannya. Bayi mengangkat-angkat badannya seakan-akan memberi tanda

untuk minta digendong. Ketika itulah bayi pertama kali mengenal sosialisasi dan mencicipi bahwa dunia ini yakni kawasan orang saling membuatkan rasa.

Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara lisan sanggup disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Ketika pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak yang semenjak semula tanpa bahasa, sekarang telah memperoleh satu bahasa.

Bahasa Siswa SD (SD)

Kemampuan berbahasa anak berkembang bersama-sama pertambahan usianya. Ketika gres lahir seorang bayi tidak berdaya. la hanya sanggup meronta dan menangis jikalau basah, lapar atau sakit. Pada usia tiga ahad ia sanggup tersenyum dan mulai bereaksi terhadap rangsangan. Pada usia dua atau tiga bulan ia mulai mengeluarkan bunyi-bunyi vokal. Kira-kira pada usia enam bulan ia mulai pintar mengucapkan suku-suku kata dan tak usang kemudian meraban. Menjelang usia satu tahun, biasanya ia sudah memahami beberapa nama benda dan sanggup mengucapkan kata-kata menyerupai papa, mama, baba dan sebagainya. Setelah berumur satu tahun, ia pintar menciptakan kalimat satu kata.

Pada usia menjelang dua tahun ia sudah sanggup menciptakan kalimat dua kata. Perkembangan selanjutnya berlangsung cepat. Perbendaharaan katanya bertambah dengan pesat, demikian pula kemampuannya dalam menciptakan kalimat yang lebih panjang. la sering kali mencoba memakai kata-kata baru, menjiplak orang dewasa. Pada usia prasekolah ia boleh dikatakan telah menguasai bahasa ibunya menyerupai orang arif balig cukup akal di sekitarnya.

Waktu antara masa bayi dan masa prasekolah merupakan waktu yang paling penting dalam perkembangan seseorang. Itulah masa yang paling baik untuk mencar ilmu bahasa yang disebut usia keemasan untuk mencar ilmu berbahasa. Karena itu, para orang bau tanah hendaknya membantu perkembangan tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika kesempatan itu terlewat dengan sia-sia, maka hilanglah peluang anak untuk menguasai bahasanya dengan baik.

Belum ada Komentar untuk "✔ Hakikat Bahasa Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel