✔ Guru Kok Ngeblog..Ga Penting!
Gurune.net - Buat apa si buang - buang waktu ngadep laptop hanya ngisi konten blog pendidikan, buat seorang guru ? Kan ga ada fungsinya. Ga penting!!!..
Jika Guru PNS, ga ada tu di Buku 4 Artikel yang dibentuk di blog sanggup untuk kenaikan tingkat. Sebab artikelnya tidak ISBN, mending ke web yang resmi aja, disana diakui.
Dah bikin susah - susah di aplodin di blog ecek - ecek kaya milik gurune. Malah nanti galaku untuk naik tingkat..
Gurune : " hai gaes", mengapa hidupmu susah betul, tidak semua bloger pendidikan berharap ibarat itu semua, kadang buat bloger pendidikan menulis ala sendiri, di blog sendiri justru sanggup menyenangkan hati sanubari...
Kalau bicara kenaikan tingakat, coba deh sahabat bimbing anak didik sahabat hingga juara tingkat nasional. ada ga penghargaan untuk kenaikan tingkat? kalah sama yang kirim artikel kemedia cetak hasil bayar, ga susah - susah dapet nilai. Kalah sama yang buat PTK, hasil copas sana sini sanggup nilai besar,....
Ini hanya opini gaes, mungkin penyebabnya UU guru masih campur sama dosen, coba deh di pilah guru ndiri dosen ndiri. Kadang hukum kenaikan tingkat guru disamakan sama dosen, coba deh menurut prestasi anak didiknya, kan jadi anggun tu...setiap guru berlomba - lomba mengakibatkan anak didiknya berprestasi...
Kan hasil lomba sanggup tambah-tambah lomba jadi guru prestasi ?
Sekali lagi, apa iya piagam guru prestasi sanggup tuk syarat suplemen nilai kenaikan pangkat ? ngga kan?? jadi gupres cenderung ke kebanggaan, itu aja..tapi ga ngaruh sama nilai..
Kita susah payah bimbing anak didik kita hingga juara, susah payah buat penelitian tuk jadi guru prestasi, kalah sama mereka yang ngajar dan buat PTK aja cukup buat naik tingkat. Kalau kiprah guru di fungsikan full jadi guru membimbing dan mendidik, jawabanya bisa.. tapi kalau dilapangan masih ikut ngurusi kiprah lain dan seabreg manajemen gurune rasa perlu diperbaiki tidak hanya di atas kertas saja, hanya data dan data..tapi perbaiki diranah birokrasi dan adminintrasi, biarkan guru konsentrasi dengan membimbing siswanya, apa yang jadi tugasnya itu yang dinilai...
Lho ru, kok usang - usang tulisanya ga nyambung sama judulnya si ?
Biarin gaes, gurune terlanjur nulis tanpa rem hehe...
Pada dasarnya gurune hanya ingin, menawarkan sumbangsih saran kepada pemilik kepentingan melalui goresan pena ini. Hargailah kerja keras mereka yang sudah menorehkan prestasi tuk anak didiknya, hargailah mereka yang konsentrasi mengajari a,b,c dan 1,2,3 satu persatu tanpa ada waktu memikirkan buat penelitian..Biarlah penelitian pada masing, masing guru berupa catatan kaki di bukunya...tanpa memikirkan grafik - grafik yang harus dipas - paskan supaya terlihat berhasil.
Jangan tambah beban jadi ini, jadi itu..
guru kan gajinya besar, dah pada sertifikasi lagi, tunjanganya besar pula ?
Maka dari itu santunan yang besar dan lainya, harus seluruhnya digantikan untuk masyarakat yaitu anak didik, bagaimana mereka menjadi anak - anak yang unggul, bukan memudahkan hirarkri kiprah diatasnya dengan data dan data...
Jadilah yang utama prestasi anak didik kita, lantaran mereka yaitu tanggung jawab kita, bukan urusan gambang mengajar dan mendidik, kalau otak kita sudah di curahkan total, apakah honor segitu dianggap terlalu besar untuk guru??
Ya kebesaran lah, pegawai lainya aja tunjanganya ga segitu...?
Jawaban berikutnya seraching tugas, dan honor guru di luar negeri ya gaes..
Oya gaes gurune dah buat artikel panjang lebar tu, tapi bergotong-royong hanya pingin nyampein ini gaes..
yang utama ini gaes, portal Rumah Belajar punya tampilan gres ni, cek aja ya di Rumah Belajar.
Jika Guru PNS, ga ada tu di Buku 4 Artikel yang dibentuk di blog sanggup untuk kenaikan tingkat. Sebab artikelnya tidak ISBN, mending ke web yang resmi aja, disana diakui.
Dah bikin susah - susah di aplodin di blog ecek - ecek kaya milik gurune. Malah nanti galaku untuk naik tingkat..
Gurune : " hai gaes", mengapa hidupmu susah betul, tidak semua bloger pendidikan berharap ibarat itu semua, kadang buat bloger pendidikan menulis ala sendiri, di blog sendiri justru sanggup menyenangkan hati sanubari...
Kalau bicara kenaikan tingakat, coba deh sahabat bimbing anak didik sahabat hingga juara tingkat nasional. ada ga penghargaan untuk kenaikan tingkat? kalah sama yang kirim artikel kemedia cetak hasil bayar, ga susah - susah dapet nilai. Kalah sama yang buat PTK, hasil copas sana sini sanggup nilai besar,....
Ini hanya opini gaes, mungkin penyebabnya UU guru masih campur sama dosen, coba deh di pilah guru ndiri dosen ndiri. Kadang hukum kenaikan tingkat guru disamakan sama dosen, coba deh menurut prestasi anak didiknya, kan jadi anggun tu...setiap guru berlomba - lomba mengakibatkan anak didiknya berprestasi...
Kan hasil lomba sanggup tambah-tambah lomba jadi guru prestasi ?
Sekali lagi, apa iya piagam guru prestasi sanggup tuk syarat suplemen nilai kenaikan pangkat ? ngga kan?? jadi gupres cenderung ke kebanggaan, itu aja..tapi ga ngaruh sama nilai..
Kita susah payah bimbing anak didik kita hingga juara, susah payah buat penelitian tuk jadi guru prestasi, kalah sama mereka yang ngajar dan buat PTK aja cukup buat naik tingkat. Kalau kiprah guru di fungsikan full jadi guru membimbing dan mendidik, jawabanya bisa.. tapi kalau dilapangan masih ikut ngurusi kiprah lain dan seabreg manajemen gurune rasa perlu diperbaiki tidak hanya di atas kertas saja, hanya data dan data..tapi perbaiki diranah birokrasi dan adminintrasi, biarkan guru konsentrasi dengan membimbing siswanya, apa yang jadi tugasnya itu yang dinilai...
Lho ru, kok usang - usang tulisanya ga nyambung sama judulnya si ?
Biarin gaes, gurune terlanjur nulis tanpa rem hehe...
Pada dasarnya gurune hanya ingin, menawarkan sumbangsih saran kepada pemilik kepentingan melalui goresan pena ini. Hargailah kerja keras mereka yang sudah menorehkan prestasi tuk anak didiknya, hargailah mereka yang konsentrasi mengajari a,b,c dan 1,2,3 satu persatu tanpa ada waktu memikirkan buat penelitian..Biarlah penelitian pada masing, masing guru berupa catatan kaki di bukunya...tanpa memikirkan grafik - grafik yang harus dipas - paskan supaya terlihat berhasil.
Jangan tambah beban jadi ini, jadi itu..
guru kan gajinya besar, dah pada sertifikasi lagi, tunjanganya besar pula ?
Maka dari itu santunan yang besar dan lainya, harus seluruhnya digantikan untuk masyarakat yaitu anak didik, bagaimana mereka menjadi anak - anak yang unggul, bukan memudahkan hirarkri kiprah diatasnya dengan data dan data...
Jadilah yang utama prestasi anak didik kita, lantaran mereka yaitu tanggung jawab kita, bukan urusan gambang mengajar dan mendidik, kalau otak kita sudah di curahkan total, apakah honor segitu dianggap terlalu besar untuk guru??
Ya kebesaran lah, pegawai lainya aja tunjanganya ga segitu...?
Jawaban berikutnya seraching tugas, dan honor guru di luar negeri ya gaes..
Oya gaes gurune dah buat artikel panjang lebar tu, tapi bergotong-royong hanya pingin nyampein ini gaes..
yang utama ini gaes, portal Rumah Belajar punya tampilan gres ni, cek aja ya di Rumah Belajar.
Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Kok Ngeblog..Ga Penting!"
Posting Komentar