✔ Membangun Huruf Generasi Milenial Menghadapi Masa Revolusi Industri 4.0


Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0 Indonesia ketika ini merupakan sistem yang mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri, maupun bidang lainnya yang mulai memakai teknologi digital dan otomatisasi. Perubahan yang begitu cepat, selain berdampak pada pergeseran nilai, juga berdampak pada paradigma pendidikan sebuah bangsa. Salah satunya yaitu pergeseran dari paradigma pendidikan ke arah paradigma pengajaran terutama anak didik kita, dalam sikap, mental dan huruf seiring dengan perubahan semakin hari semakin mengkhawatirkan dan tidak menutup kemungkinan terjadinya degradasi moralitas, etika dan kebijaksanaan pekerti generasi milenial akan membawa imbas terhadap huruf bangsa dan masyarakatnya, serta memunculkan pergeseran nilai, nilai usang semakin meredup, yang digeser dengan nilai-nilai gres yang belum tentu pas dengan nilai-nilai kehidupan di masyarakat. 


Adanya bawah umur yang mulai sibuk dengan urusan mereka sendiri/dunia mereka sendiri dan mengabaikan kiprah mereka sebagai seorang anak sehingga tak heran saya melihat meskipun sedang duduk dengan orang renta mereka tetap memagang gajed/HP ataupun android yang mereka miliki. Setiap hari ada kemungkinan 5 – 8 jam dihabiskan waktunya untuk mengutak-atik ponsel pintarnya yaitu bermain game, media sosial, kamera, atau chating-an. Dalam realita zaman now, dalam praktik pendidikan kita hingga ketika ini banyak sekali sikap menyimpang siswa adanya seorang anak yang berani melawan orang tuanya dengan berkata yang tidak sesuai dengan hukum kesopanan , tawuran antar pelajar, narkotika, seks bebas, mencuri, aborsi, berbohong, sering terlambat kesekolah, membolos tidak menyontek, dan sebagainya. 

Hal ini mengatakan pendidikan huruf (masih) belum maksimal. Atas hal tersebut, hingga ketika ini pendidikan dianggap belum berkarakter dan belum bisa melahirkan warga negara yang berkualitas, baik prestasi mencar ilmu maupun berperilaku baik.

Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi kita sebagai seorang pendidik untuk mengembalikan jadi diri seorang anak didik sesuai dengan prinsip-prinsip Penguatan Pendidikan Karakter di periode 21 dimana pendidikan huruf ini tidak bisa kita peroleh dengan mencar ilmu brosing lewat Gadget , HP smartphone , Android atau Iphone.


Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0? Secara singkat pengertian industri 4.0 yaitu tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ada tiga pondasi dasar dari revolusi industri 4.0 ini, yaitu konektivitas Internet yang terhubung secara permanen atau Internet of things (IoT), data skala besar (big data) dan teknik penyimpanan data di awan (cloud computing). Internet of things telah memungkinkan terjadinya integrasi sistematis dari fase awal pengumpulan data, pengolahan, analisis, hingga fase pemanfaatan data yang bisa memberi nilai bagi pengguna secara maksimal dalam waktu singkat.

Era revolusi industri 4.0; istilah itu yaitu penemuan disitruptif (disruptive innovation) yang diperkenalkan awalnya dari seorang profesor di bidang Bisnis berjulukan Clayton M. Christensen dalam bukunya berjudul The Inovator Dillema yang diterbitkan pada tahun 1997. Inovasi distruptif dalam konteks teknologi sifatnya selalu membuat pasar baru, menganggu atau merusak pasar yang sudah ada, atau melaksanakan reposisi produk yang sudah ada sebelumnya.

Mengutip dari Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, pendidikan yaitu tantangan besar periode ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar. Pendidikan dan pembelajaran yang sarat dengan muatan pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan yang ketika ini terimplementasi, akan menghasilkan penerima didik yang tidak bisa berkompetisi dengan mesin. Cara pandang ihwal pendidikan juga harus dirubah, guru tidak hanya sekadar bagaimana cara mengajar ataupun mentransfer ilmu tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.Dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan pembelajaran harus diubah semoga kelak bawah umur muda Indonesia bisa mengungguli kecerdasan mesin sekaligus bisa bersikap bijak dalam memakai mesin untuk kemaslahatan.

Siapkah guru di Indonesia menghadapi era revolusi industri 4.0 ketika guru masih disibukkan oleh beban penyampaian muatan pengetahuan, aneka macam kiprah administratif dituntut untuk membentuk generasi milinial yang berkarakter?


Membangun Generasi Milenial dengan Penguatan Pendidikan Karakter

Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Menurut T. Ramli, pengertian pendidikan huruf yaitu pendidikan yang mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan sopan santun sehingga hal tersebut akan bisa membentuk pribadi penerima didik yang baik. Pendidikan huruf (character education) seharusnya dilakukan semenjak dini, yaitu semenjak masa kanak-kanak, dan sanggup dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat , serta memanfaatkan aneka macam media mencar ilmu yang erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya yaitu untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.

Secara umum fungsi pendidikan ini yaitu untuk membentuk huruf seorang penerima didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk huruf yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya antara lain jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan cinta tenang , menghargai prestasi, sikap bersahabat, gemar membaca, perduli terhadap lingkungan dan sosial, tanggungjawab dan religius. 

Adapun kristalisasi nilai pendidikan huruf memuat nilai Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Proses pembelajaran pendidikan huruf berlangsung dalam 3 Konsep dasar yaitu, 1) Struktur Program ,melalui jenjang dan kelas, Ekosistem lingkungan sekolah harus mendukung, penguatan kapasitas Guru, 2) Struktur Kurikulum di sekolah a.l melalui acara Intra Kurikuler dan Ko kurikuler yang terintegrasi ke dalam masing-masing mata pelajaran, 3) Struktur Kegiatan , acara pembentukan huruf dilingkungan sekolah berdasrkan 4 pengolahan olah hati ( etika ), Olah Rasa ( Estetika ), Olah Pikir ( Lierasi ) dan Olah raga ( Kinestetika ). Adapun ruang Lingkup Pendidikan Karakter sanggup diterapkan dalam Penguatan Pendidkan huruf dengan 3 basis yaitu :

a) Pendidikan berbasis kelas dengan mengoptimalisasi muatan Lokal sesuai dengan budaya lokal masing-masing sekolah, Integrasi dalam mata pelajaran dan memonitor administrasi kelas dengan baik,

b) Pendidikan huruf berbasis kelas dengan penyesuaian nilai-nilai dalam keseharian di sekolah, pola setiap awal Pelajaran membiasakan budaya membaca buku 15 menit ( budaya Literasi ), menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya di setiap pagi serta menyanyikan lagu nasional diakhir pembelajaran. Keteladanan pendidik , pola bapak dan ibu guru yang hadir di dalam kelas sempurna waktu, semoga sanggup menjadi tauladan anak didiknya. Ekosistem Lingkungan sekolah, sarana dan prasarana sekolah yang mendukung suasana siswa dalam membuatkan pendidikan huruf ( suasana yang tentram, asri, kondusif dan nyaman). Norma , peraturan dan tradisi sekolah yang mendukung pengembangan huruf a.l memberi hukuman kepada siswa yang melaksanakan pelanggaran, maka orangtua harus dipanggil ke sekolah, semoga terbentuk huruf disiplin dan taat pada aturan.

c) Pendidikan Karakter berbasis Komunitas a.l menjalin komunikasi antara sekolah dan orangtua penerima didik ataupun kerjasama dengan Komite sekolah. Mengadakan acara disaat tertentu misal peringatan Hari Besar nasional dengan mendatangkan beberapa narasumber, Pakar pendidikan ataupun penggiat pendidikan , mengadakan pagelaran ataupun lomba baik dalam bidang seni ataupun sastra serta berhubungan dengan parat yang terkait, Babinkamtibmas , Kapolsek, Kelurahan , Kecamatan Pemerintah Daerah Tk II ataupun Pemerintah Daerah Tk I yang terkait. 

Oleh alasannya itu kemajuan suatu bangsa juga akan tergantung bagaimana huruf orang-orangnya, kemampuan intelegensinya, keunggulan berpikir warganya, sinergi para pemimpinnya, dan lain sebagainya. Dengan demikian sanggup disimpulkan bahwa pendidikan huruf yaitu penting dalam membangun moral dan kepribadian bangsa. Pendidikan huruf seyogyanya ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, berbudi pekerti luhur dan beradab menurut falsafah Pancasila. Atas dasar itu, pendidikan huruf bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan huruf menanamkan kebiasaan (habituation) ihwal hal mana yang baik untuk dilakuka penerima didik semoga menjadi paham (kognitif) ihwal mana yang benar dan salah, bisa mencicipi (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).

DAFTAR PUSTAKA 

1.http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf 

2. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pendidikan-karakter.html 

3.https://www.timesindonesia.co.id/read/213295/20190509/101506/pendidikan- karakter-zaman-now/ 

4.https://www.kompasiana.com/andisetiawan96/5a39b338dd0fa8517e6da102/pera n-penting-pendidikan-karakter-bagi-kids-zaman-now?page=all 

5.https://siar.com/era-revolusi-industri-4-0-harus-diikuti-penguatan-pendidikan- karakter// 




Belum ada Komentar untuk "✔ Membangun Huruf Generasi Milenial Menghadapi Masa Revolusi Industri 4.0"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel