✔ Era Pendidikan Kurun 21

Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka kebutuhan akan pendidikan juga akan berkembang ✔ Era Pendidikan Abad 21
Era Pendidikan Abad 21 

Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka kebutuhan akan pendidikan juga akan berkembang. Agar lulusan suatu forum sanggup sesuai dengan kebutuhan maka tenaga-tenaga pendidik termasuk didalamnya “guru” perlu menerima pengetahuan ihwal perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan, termasuk ihwal kurikulum.

Kecenderungan – Kecenderungan di Abad 21

Pada era ke-21 terjadi suatu keadaan yang disebut globalisasi yang ditandai oleh banyaknya perubahan – perubahan pada semua aspek kehidupan, bukan hanya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam bidang ekonomi, social, budaya, dan politik. 

Pada era globalisasi, yang juga disebut era informasi, akan terjadi suatu proses perubahan antar negara, bangsa, antar budaya tanpa mengenal batas ruang dan waktu.

Pada masa ini dan yang akan tiba imbas era globalisasi akan semakin terasa dengan semakin banyaknya saluran informasi yang tersedia dan sebagian besar sudah terbalut dalam sistem jaringan internet. 

Semua itu dimungkinkan dengan adanya perkembangan yang pesat dalam bidang teknologi, terutama dalam teknologi komunikasi, informasi,  dan transportasi.

Globalisasi merupakan suatu proses strukturisasi dunia sebagai suatu keseluruhan yang menghadirkan dua kecenderungan yang saling bertentangan sekaligus, yaitu proses penyeragaman dan pemberagaman sehingga menciptakan interaksi yang rumit antara lokalisme dan globalisme.

Hal tersebut muncul diantaranya sebagai imbas dari adanya sistem informasi satelit dunia, penggalian gaya hidup cosmopolitan, munculnya contoh konsumsi dan konsumerisme global, munculnya event – event olah raga internasional, penyebaran dunia pariwisata, menurunya kedaulatan Negara dan bangsa, tumbuhnya sistem militer global, dan masih banyak lainya.

Dampak dari globalisasi akan sangat menuntut insan untuk sanggup mengendalikan dan memanfaatkan imbas – imbas dari globalisasi dalam kehidupanya. Sebab insan sendiri pencipta globalisasi maka manusialah yang harus sanggup mengendalikanya, menguasai, memanfaatkan, berbagi untuk kepentingan kehidupan.

Dari beberapa literature diperoleh sejumlah keterangan bahwa kemunculan era globalisasi ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut :

  • Meningkatnya interaksi antar warga dunia, baik secara pribadi maupun tak langsung.
  • Semakin banyaknya informasi yang tersedia dan sanggup diperoleh
  • Meluasnya cakrawala intelektual
  • Munculnya arus keterbukaan dan demokrasi baik dalam politik maupun ekonomi
  • Memanjangnya jarak budaya antara generasi renta dan muda
  • Meningkatnya kepedulian akan perlunya menjaga keseimbangan dunia
  • Meningkatnya kesadaran akan saling ketergantungan ekonomis
  • Mengaburnya batas kedaulatan wilayah tertentu alasannya yaitu tidak terbendungnya informasi


Dengan kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi maka globalisasi sering pula diartikan sebagai tanda-tanda mengerutnya dunia alasannya yaitu jarak jauh yang sanggup ditempuh dalam waktu yang makin pendek, dan informasi dari segala penjuru dunia yang sanggup diperoleh dalam waktu yang makin cepat.

Bagi masyarakat dinegara berkembang menyerupai Indonesia, globalisasi akan sangat kuat dalam segala aspek kehidupan. Globalisasi akan menjadikan budaya yang kuat menghipnotis budaya yang lemah.

Pada zaman yang cepat berubah ini, apabila kita tidak ingin kehilangan unsur – unsur budaya sebagai akar pendidikan kita maka kita harus bisa berbagi budaya kita secara progresif, yaitu dengan tidak berpandangan sempit.
Kecenderungan – kecenderungan di abad 21 memperoleh perhatian banyak pihak terutama para mahir masa depan ( futurist ). 

Menurut  John Naisbitt, ada sepuluh kecenderungan besar yang akan terjadi di era 21 ini yaitu :

  1. Masyarakat Industri menuju masyarakat informasi
  2. Dari teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi
  3. Dari ekonomi nasional ke ekonomi global
  4. Dari perencanaan jangka pendek ke jangka panjang
  5. Sentralisasi menuju desentralisasi
  6. Dari sumbangan institusional ke sumbangan diri
  7. Dari demokrasi perwakilan ke partisipatoris
  8. Dari hierarki ke penjaringan
  9. Dari utara ke selatan
  10. Dari satu pilihan ke majemuk


Dari banyak sekali kecenderungan tersebut mengakibatkan banyak sekali implikasi terhadap banyak sekali bidang kehidupan, termasuk didalamnya pendidikan.

Peran pendidikan jadi semakin berat, bagaimana mempersiapkan insan yang bisa mengendalikan dan memanfaatkan perubahan – perubahan sebagai imbas dari globalisasi.
Pendidikan juga diharapkan bisa melestarikan kehidupan manusia, mendukung hak asasi insan di banyak sekali belahan dunia, mengatakan kehidupan yang layak, menegakan dasar – dasar budpekerti baru, dan mengatasi dampak kemajuan IPTEK. 

Pendidikan dituntut harus bisa menyiapkan sumber daya insan yang bisa menghadapi tantangan kecenderungan itu tanpa kehilangan nilai – nilai kepribadian dan budaya bangsa.

Lulusan Pendidikan di Abad 21

Empat pilar pendidikan memperhatikan konsekuensi logis dari perkembangan era globalisasi, perkembangan IPTEK, perubahan dan insiden yang terjadi di masyarakat, serta keinginan ihwal masyarakat dunia masa depan yang damai. 

Comission on Education for the twenty – first Century dalam laporanya kepada UNESCO mengemukakan pentingnya saling pengertian antar insan dan antar bangsa yang penuh kedamaian dan harmoni sebagai hal yang dirasakan amat kurang dalam dunia cukup umur ini.

Dengan mendapatkan kenyataan itu maka komisi menetapkan betapa pentingnya membangun kebersamaan masa depan dimana berguru sepanjang hayat merupakan denyut jantung masyarakat dan sebagai kunci memasuki era 21 sekaligus mengemukakan empat pilar pendidikan yang diajukan dan digambarkan sebagai dasar-dasar dari pendidikan ( the foundations of education ). 


Adapun 4 Pilar pendidikan era 21 terdiri dari :

# Learning to know

Pilar pertama ini merupakan kunci pendidikan sepanjang hayat ( lifelong education ) dan menjadi dasar berguru sepanjang hayat ( learning throughout life ). Learning to know berarti juga learning to learn, berguru untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya.

# Learning to do

Pilar kedua ini secara umum menuntut penguasaan kompetensi yang memungkinkan seseorang untuk sanggup hidup dalam banyak sekali keadaan yang bekerjasama dengan situasi yang berbeda – beda, berguru bekerja, bekerja sama dalam tim, dan berguru menghadapi banyak sekali situasi yang sering tidak terduga.

# Learning to be

Pilar ke tiga ini, yaitu berguru untuk mengaktualisasi diri sebagai individu berdikari dengan kepribadian yang mempunyai timbangan ( judgment ) yang dikombinasikan dengan tanggung jawab pribadi untuk mencapai tujuan bersama.

# Learning to live together

Pilar ke empat ini dianggap sebagai landasan pendidikan dari ketiga pilar sebelumnya dengan pengembangan pemahaman dan apresiasi ihwal orang lain dan sejahteranya, tradisi dan nilai spiritual, dan mendasarkan pada semangat gres untuk bisa mengapresiasi dan mengamalkan kondisi saling ketergantungan, keanekaragaman, saling memahami damemecahkan konflik dengan cara damai.

Pandangan ihwal empat pilar pendidikan yang ditawarkan oleh UNESCO tersebut memastikan tugas pendidikan dalam era industry 4.0 atau era 21 ini perlu ditumbuhkan melalui budaya sekolah, baik melalui individu, kelompok maupun forum pendidikan terkait.

Dengan memperhatikan empat pilar pendidikan tersebut, banyak sekali kelemahan yang berkembang dimasyarakat, dan dengan mempertimbangkan akar budaya masyarakat yang menjunjung tinggi nilai – nilai agama, maka sekolah dasar di Indonesia seharusnya dikembangkan untuk membantu siswanya menguasai kompetensi yang berkhasiat bagi kehidupanya dimasa depan, yaitu kompetensi keagamaan, akademik, ekonomi, dan social pribadi. Secara ringkas ke empat kelompok kompetensi tersebut sanggup diuraikan sebagai berikut :

# Kompetensi Keagamaan

Kompetensi ini mencakup pengetahuan sikap, dan ketrampilan keagamaan yang diharapkan untuk menjalankan fungsi – fungsi insan dalam kehidupanya sehari – hari sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Termasuk dalam kompetensi ini dibutuhkan kemampuan – kemampuan untuk menjalankan ibadah ritual sehari – hari, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok, sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman keagamaan yang bermakna bagi kehidupan para siswa di sekolah dasar.

# Kompetensi Akademik

Kompetensi akademik mencakup pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang diharapkan untuk sanggup mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa sekolah dasar. Ke dalam kompetensi ini termasuk ketrampilan berguru dan kemampuan mengakses informasi untuk sanggup terus berguru sepanjang hayat, sesuai dengan prinsip life long education, pendidikan seumur hidup.

# Kompetensi Ekonomi

Kompetensi ini mencakup pengetahuan, perilaku dam ketrampilan yang diharapkan untuk sanggup memenuhi kebutuhan ekonomi supaya siswa sekolah dasar sanggup hidup layak di masyarakat. Sikap wirausaha dan etos kerja yang mendukung produktivitas pribadi merupakan kepingan penting dari kompetensi ekonomi ini.

#Kompetensi Sosial Pribadi

Kompetensi ini mencakup pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang diharapkan untuk sanggup hidup adaptif sebagai warga Negara dan warga masyarakat internasional yang demokratis, kemampuan, ketrampilan mengelola diri sendiri ( intrapersonal ) serta kemampuan dan ketrampilan yang bekerjasama dengan orang lain ( interpersonal ) dalam kehidupan masyarakat yang heterogen.

Sekolah harus dipandang sebagai satu kesatuan sistem pendidikan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain.

Dengan demikian, pengembangan keempat kompetensi siswa sekolah dasar tersebut tidak sanggup diserahkan sepenuhnya kepada para guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas, melainkan kepada iklim kehidupan dan budaya sekolah secara keseluruhan.

Setiap sekolah sebagai suatu kesatuan diharapkan bisa mengatakan pengalaman berguru kepada seluruh siswanya untuk menguasai keempat kompetensi tersebut sesuai dengan jenjang pendidikan sekolah dasar dan misi khusus yang diembanya.

Format Pendidikan Yang Tersedia di Abad Ke-21 ( Era Revolusi Industri 4.0 )

#Cyber ( E – Learning )

Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan cukup umur ini. Khususnya teknologi computer dan internet, baik Hardware maupun software, mengatakan banyak tawaran bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaranpara penerima didik.

Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada factor kecepatan untuk mendapatkan informasi, namun juga kemudahan multimedia yang sanggup menciptakan berguru lebih menarik, visual, interaktif. Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang sanggup dilakukan dengan memanfatkan teknologi ini.

Electronic Learning ( E – Learning ) pada hakikatnya adalah berguru atau pembelajaran melalui pemanfaatnan teknologi computer dan atau internet.

Teknologi berguru menyerupai itu bisa juga disebut sebagai berguru atau pembelajaran berbasis web ( Web-Based Instruction ). 
E – Learning berbasis web ini dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan pada tiga tiga bidang, yaitu pembelajaran jarak jauh, pembelajaran dengan memakai computer, dan perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi internet.

Sebetulnya pembelajaran jarak jauh sudah ada semenjak tahun 1800-an di Amerika Serikat, Prancis dan Negara Eropa lainya. Pada awalnya sistem pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui korespondensi memakai media kertas dan jasa pos, namun kemudian kemjuan teknologi computer dan internet membawa dampak luar biasa dalam mengatakan kesempatan bagi siapa saja untuk mengkases informasi untuk pembelajaran dengan mudah, menarik, visual dan interaktif.

Kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi internet ini yaitu kecepatan dan tidak terbatasnya daerah dan waktu untuk mengakses informasi.

Informasi sanggup diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja secara cepat, mudah, dan murah. 
Kegiatan berguru sanggup dengan gampang dilakukan oleh siswa kapan saja dan dimana saja yang dirasakan nyaman. Batasan ruang, jarak dan waktu untuk tidak lagi menjadi duduk perkara rumit untuk dipecahkan.

# Open dan Distance Learning

Pembelajaran jarak jauh merupakan model berguru dimana guru dan siswa tidak berada dalam satu daerah dan waktu yang sama secara tidak bertatap muka secara fisik atau langsung.

Namun diantara mereka ada komunikasi dua arah yang dilakukan dengan banyak sekali cara dengan sumbangan teknologi komunikasi dan informasi.

Model berguru menyerupai ini merupakan konsep pengembangan pendidikan jarak jauh atau sering disebut pendidikan / berguru terbuka, sekolah korespondensi, kelas maya, dan berguru fleksibel.

Belajar jarak jauh berorientasi pada siswa, berbeda dengan sitem konvensional yang lebih berfokus pada gurunya.
Fungsi guru disini bergeser bukan lagi sebagai sumber belajar, tetapi lebih sebagai pengelola kelas dan fasilitator. Proses berguru menuntut siswa secara aktif dengan memakai materi berguru sendiri baik cetak maupun elektronik.

# Quantum Learning

Metode berguru ini berdasarkan DePoerter sesuai cara kerja otak insan dan cara berguru insan pada umumnya.
Kurikulum dikembangkan secara serasi dan berisi kombinasi dari tiga unsur yaitu akademis, prestasi, dan kecakapan hidup.

Kurikulum didasarkan pada filsafat dasar bahwa berguru itu sanggup dan harus menyenangkan. 

Metode Quantum Learning menjadi awal munculnya metode quantum teaching yang sanggup melejitkan kemampuan guru dalam meningkatkan prestasi berguru siswa.
Quantum Teaching mengatakan cara – cara gres untuk memaksimalkan dampak dari perjuangan pembelajaran melalui penciptaan lingkungan berguru yang efektif untuk memudahkan proses belajar. Asas utama dari Quantum Teaching yaitu :

“ Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka “

Maksudnya bahwa langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru yaitu memasuki dunia anak untuk mengetahui minat,bakat, kemampuan. Setelah itu barulah seorang guru mengantarkan atau menyajikan materi pelajaran.


# Coorporative Learning

Pembelajaran bersifat koperatif ini gotong royong telah usang dipergunakan didunia pendidikan di Indonesia. Pembelajaran cooperative diartikan sebagai pembelajaran yang memakai kelompok kecil yang sanggup menumbuhkan kerjasama secara maksimal dan masing – masing siswa berguru satu dengan lainya.

Dalam pembelajaran ini siswa mempunyai dua tanggung jawab yaitu berguru konten yang telah dirancang dan menjadikan semua anggota kelompok bekerja sama. 
Pada era 21, format kooperatif sangat diperlukan, terutama untuk menunjang pilar “ to live together

# Society – Technology – Science ( STS )

Secara filosofi konsep STS didasari oleh suatu pandangan bahwa tugas ilmu pengetahuan dan teknologi tidak sanggup dipisahkan dengan kehidupan masyarakat. 

# Accelerated Learning

Accelerated Learning atau berguru akselerasi yaitu suatu kemampuan menyerap dan memahami informasi gres secara cepat serta mempertahankan informasi tersebut.
Dalam berguru akselerasi sangat diharapkan konsep “ Learning How To Learn “ maksudnya yaitu berguru yang tujuanya menguasai bagaimana cara mempelajari sesuatu, Bukan berguru untuk menguasai ilmu pengetahuan atau ketrampilan tertentu.

JIka berguru sudah merupakan sesuatau yang bersifat alami maka akan lebih mengatakan kemudahan dalam mempelajari sesuatu.

Kemudian proses berguru tersebut akan menghipnotis kecepatan berguru seseorang ( Learning Fast ). 

Jadi, kecepatan berguru itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses yang berkesinambungan.
Belajar akan menjadi sesuatu yang menggembirakan dan bebas dari rasa stress apabila guru – guru memakai games dan aktivitas, emosi dan music, rileksasi, bermain peran, kegiatan melukis, dengan memakai warna, dan adanya peta belajar.

Guru dan siswa sanggup bekerja sama secara utuh yang menjadikan berguru lebih menyenangkan, efektif, dan lebih cepat.

Belum ada Komentar untuk "✔ Era Pendidikan Kurun 21"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel