✔ Mengenal Konsep Training Pembelajaran Berbasis Zonasi 5 In, 3 On


Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional diselenggarakan tanggal 13 s.d. 19 Agustus 2019 di 4 lokasi berbeda di Jakarta. Total terdapat 695 penerima perwakilan dari 34 provinsi dengan 28 jenis kategori lomba. Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 mempunyai tema “Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai Agen Transformasi Penguatan SDM”. Tema tersebut sejalan dengan semangat 74 tahun Indonesia merdeka, “SDM Unggul, Indonesia Maju”.

Dalam kesempatan istimewa tersebut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Supriano menjelaskan wacana pembinaan berbasis zona.

“Inilah yang nanti kita dorong mengenai pembinaan berbasis zona. Ke depan pembinaan tidak hanya 1 kali pertemuan. Tetapi kita akan memakai pembinaan 5 In, 3 OnIn pertama beliau melaksanakan refleksi. Refleksi ada dua sumber, yang pertama sumbernya dari individu dari itu sekolah, yang kedua dari Ujian Nasional. Ketika beliau selesai In 1 beliau masuk In 2. In 2 beliau akan diskusi lagi apa yang harus kita lakukan perubahan, terjadi knowledge sharing, terjadi komunikasi, di sinilah terjadi kerja sama, di sinilah terjadi inovasi, kreativitas, ini guru kita dorong ke 4C,” kata Dirjen GTK, Kemendikbud, Supriano ketika pembukaan Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 di Mercure Convention Centre Ancol, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Adapun In (In Service Learning) yakni dilaksanakan di kelompok kerja dalam zonasi, guru berkumpul dalam komunitas pembelajarannya untuk membahas dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan penilaian berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS)On (On The Job Learning) yakni hasil pertemuan di kelompok kerja dalam zonasi yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas sesuai mata pelajarannya. Supriano kemudian menjelaskan lebih lanjut hingga In 5 dan On 3.

“Ketika In 2 guru akan menciptakan RPP. In kedua selesai, beliau akan masuk ke On 1. On 1 beliau mengajar di kelas. Ketika beliau mengajar di kelas, beliau melaksanakan evaluasi, perlu perbaikan, beliau masuk ke In 3. Begitu In 3, beliau diskusikan, beliau perbaiki RPP, beliau diskusi lagi sesama para guru, kemudian beliau masuk lagi On 2. Begitu On 2 selesai, beliau masuk lagi In 4. In 4 beliau perbaiki lagi. Begitu beliau masuk In 4, beliau masuk lagi On 3. On 3 ini yakni perbaikan-perbaikan. Setelah On 3, yang terakhir adalah In 5. Di In 5 beliau membuat best practice, berdiskusi mana metode yang baik di antara sekolah di dalam zona itu. Inilah kita geser pelatihan,” terang Supriano.

Dalam alur pembelajaran di zonasi tersebut, tugas guru inti signifikan.

“Bayangkan bila satu semester terjadi dua periode, dua siklus, berarti guru sanggup melaksanakan 10 In, 6 On. Satu siklus membutuhkan 82 jam. Nah inilah upaya kita untuk memperbaiki proses pembelajaran ke depan. Timbul pertanyaan siapakah yang akan mengajar di zona itu? Siapakah yang akan mengajar di kelompok-kelompok itu? Itu yakni guru inti. Guru inti yang harus kita persiapkan. Siapakah calon guru inti? Calon guru inti salah satunya yakni penerima Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019. Makara bapak-ibu sekalian otomatis harus mempunyai kompetensi yang bagus. Dan bapak-ibu yang tiba ke sini dari wajahnya merupakan orang-orang yang akan membawa perubahan pendidikan di Indonesia. Indonesia ke depan akan cerah,” ungkap Dirjen GTK Kemdikbud, Supriano.

Sumber : https://gtk.kemdikbud.go.id

Belum ada Komentar untuk "✔ Mengenal Konsep Training Pembelajaran Berbasis Zonasi 5 In, 3 On"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel