✔ 4 Saran Pakar Universitas Pendidikan Indonesia (Upi) Kepada Nadiem Dalam Membongkar Kurikulum
Pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ace Suryadi, memberi saran kepada Mendikbud Nadiem Makarim yang menerima perintah Presiden Jokowi untuk merombak kurikulum secara besar-besaran.
Menurut Ace, kurikulum yang kini berlaku memang sudah waktunya diganti. Alasannya alasannya yaitu kurikulum ini lebih berbasis pada konten pelajaran teori ketimbang aplikasi atau terapan.
“Saya kira sudah waktunya sekarang,” kata guru besar dari Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung itu, Rabu, 6 November 2019.
Menurut Ace kurikulum sekolah kini ini lebih banyak memuat teori ilmu. Anak-anak diajari ilmu pengetahuan semenjak kecil. “Padahal mereka tidak bakal jadi ilmuwan semua, paling yang jadi ilmuwan nggak sampai satu persen,” ujarnya.
Sebagian besar siswa akan terjun untuk bergaul dan bekerja di masyarakat. Karena itu perubahan kurikulum SD, SMP, SMA sebagai pendidikan dasar harus jadi prioritas. “Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan Mendikbud,” kata Ace.
Kurikulum sekolah menurutnya tidak perlu diorganisir dalam mata pelajaran menyerupai sekarang. Ace menyampaikan perlu kemasan gres kurikulum dalam bentuk program-program pendidikan.
Program itu dibagi empat. Pertama program pendidikan literasi supaya siswa berkemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning skills). “Karena itu yaitu tema sentral industri 4.0, setiap orang dituntut memilikinya.”
Program berkomposisi sekitar 25 persen dari kurilukum sekolah itu harus memuat kemampuan membaca supaya siswa memahami isi bacaan dengan cepat dan tepat.’ Kemudian kemampuan menulis untuk mengungkapkan gagasan dan pendapat secara jelas, tegas, dan santun.
Lalu kemampuan menyimak, serta bisa menuturkan secara ekspresi gagasan dan pendapat yang gampang difahami secara santun. “Satu lagi adalah matematika dasar, yaitu memahami budi angka, ruang dan bidang atau yang disebut numerasi.”
Program kedua yaitu pengetahuan dasar (basic learning content) yang kini dipelajari di SD hingga SMA. “Nantinya pendidikan pengetahuan dasar perlu disampaikan secara tematik,” kata Ace. Tujuannya untuk mengenalkan dan menganalisis tema atau info sosial di lingkungan sekitarnya. Porsi bagian program kurikulum ini cukup 25 persen.
Program kurikulum ketiga yang berporsi 40 persen yaitu kecakapan terpakai (applied skills) atau sebelumnya disebut kecakapan hidup (life skills). Materinya berbasis kebutuhan daerah sehingga perlu dirancang kurikulumnya oleh pemerintah daerah. Sekolah juga perlu memfasilitasi minat siswa menyerupai berbisnis, olahraga, seni, teknologi informatika, dan menunya harus disiapkan.
Kemudian jadwal kurikulum berporsi 10 persen untuk pendidikan perekat NKRI, contohnya pendidikan abjad bangsa, agama, PPKN, sejarah nasional, Bahasa Indonesia.
Ace yakin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bisa mengganti kurikulum menyerupai itu. “Karena beliau punya wewenang, kekuasaan dan pengalaman di bidang digital,” kata dia. Adapun aspek teknologi digital menurutnya adalah alat bukan isi dari kurikulum. Teknologi itu dapat diaplikasikan untuk pembelajaran semua isi program kurikulum.
Sumber : https://tekno.tempo.co
Belum ada Komentar untuk "✔ 4 Saran Pakar Universitas Pendidikan Indonesia (Upi) Kepada Nadiem Dalam Membongkar Kurikulum"
Posting Komentar