Pelibatan Keluarga Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Anak Di Kurun Kekinian

Ilustrasi gambar: www.sentimen.info

Sobat infoguruku.net, izinkanlah kami menunjukkan pandangan terkait pelibatan keluarga dalam penyelenggaran pendidikan di kurun kekinian. Topik ini menggelitik hati mengingat mendidik anak di kurun kekinian menjadi suatu tantangan yang harus dilalui oleh masing-masing orang bau tanah di Negara kita. Mengingat anak di kurun kini cenderung menjadi “Penikmat” dari banyak sekali informasi yang tersebar melalui banyak sekali media yang salah satunya berasal dari media smartphone. Anak-Anak di kurun kekinian cenderung lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain gadget dibandingkan dengan waktu berinteraksi dengan sahabat sebayanya di lingkungan rumah. Anak anak di kurun kekinian juga lebih peduli bermain game online dibandingkan dengan melaksanakan rutinitas yang harus dilakukannya setiap hari. Terlebih lagi dengan akomodasi jalan masuk informasi yang disajikan oleh smartphone, bawah umur di kurun kekinian terlihat sulit memilah dan menentukan konten-konten yang tersebar dalam media internet sehingga sebagian anak yang mempunyai rasa keingintahuannya tinggi sanggup dengan simpel mengakses konten yang sejatinya tidak layak untuk dirinya.
Kejadian yang disebutkan diatas tadi tentunya harus menjadi perhatian banyak sekali pihak guna meningkatkan kewaspadaan terhadap pendidikan anak di dalam penggunaan media smartphone atau gadget sebagai bab dari media bermain, mencari informasi dan berkomunikasi. Salah satu pihak yang berperan mayoritas dalam mengawasi dan mengontrol pendidikan anak yakni keluarga. Lalu bagimanakah tugas pelibatan orang bau tanah didalam penyelenggaraan pendidikan anak di kurun kekinian? berikut ini ulasan berdasarkan persepsi kami yang membahas tentang Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaran Pendidikan di Era Kekinian.
Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaran Pendidikan di Era Kekinian
Keluarga menjadi institusi yang mempunyai peranan mayoritas dalam rangka melaksanakan sosialisasi dan penanaman nilai-nilai pendidikan. Meskipun jumlah institusi pendidikan formal dari tingkat dasar hingga jenjang yang tinggi semakin marak, namun tugas keluarga dalam hal transformasi nilai edukatif ini tetap tidak tergantikan.
Peranan keluarga sangat penting. Bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa keluarga, nilai-nilai pengetahuan yang diperoleh dari kursi meja formal tidak akan ada artinya sama sekali. Sekilas terlihat bahwa tugas keluarga tidak ada artinya, namun jikalau direnungkan lebih dalam, siapapun akan bisa mencicipi betapa berat tugas yang disandang keluarga. Berikut ini beberapa peranan keluarga dalam penyelenggaran pendidikan anak:
1). Keluarga Menjadi Guru Bagi Anak
Di kurun kekinian, tugas keluarga sebagai guru bagi sang anak sangat diutamakan. Keluarga membantu menjelaskan apa yang anak lihat, hingga mereka beranjak menjadi bawah umur yang sudah mengerti akan hal di dunia. Keluarga juga menunjukkan informasi penting kepada anak mana hal-hal yang boleh dilakukan dan dilarang dilakukan. Keluarga menjadi sosok/figure terdepan bagi sang anak. Keluarga menjadi cerminan sang anak dalam bertindak. Oleh karenanya, hendaknya keluarga menjadi guru dan rujukan yang baik bagi sang anak hingga kelak dalam kehidupannya sang anak tidak salah dalam bertindak.
2). Keluarga Menjadi Sahabat atau Teman Anak.
Keluarga atau orang bau tanah bisa berperan sebagai sahabat bagi sang anak dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan. Menurut Heru Kurniawan (pengajar Pendidikan Anak Usia Dini di Institut Agama Islam Negeri Purwokerto) dalam goresan pena yang berjudul “Kiat Menjadi Teman Bagi Anak-Anak” di laman https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, terdapat beberapa kiat yang sanggup dilakukan biar supaya orang bau tanah sanggup menjadi sahabat bagi anak, diantaranya:
  • Membangun komunikasi orang bau tanah dengan anak. Ini yakni moda utama dalam membentuk pertemanan dengan anak
  • Melibatkan diri dengan anak secara eksklusif ketika bawah umur sedang bermain. Dalam hal ini, orang bau tanah sanggup memainkan tugas semenarik mungkin sehingga bawah umur menjadi senang. Dan ketika bahagia itulah orang bau tanah sudah bias menjadi sahabat bagi sang anak.
  • Aktif menunjukkan solusi berupa permainan yang menyenangkan. Disaat orang bau tanah melihat bawah umur sedang resah dan bosan, maka orang bau tanah sanggup menunjukkan solusi untuk melaksanakan permainan yang menyenangkan bagi anak. Jika anak mau dan melaksanakan permainan tersebut dengan senang, maka orangtua sudah bisa menunjukkan solusi bagi dilema anak. Dengan demikian anak semakin yakin bahwa orang bau tanah bisa menjadi sahabat bagi si anak tersebut.

Ilustrasi gambar: www.canhope.org

3). Keluarga/ Orang bau tanah menjadi hakim bagi anak-anaknya
Anak belum mempunyai banyak pengalaman menyerupai halnya yang dimiliki oleh orang tua. Dengan minimnya pengalaman, anak mungkin sering melaksanakan kesalahan dikarenakan ketidakpahamannya. Tugas orang bau tanah yakni menjadi hakim bagi anak. Putuskan sesuatu kepada mereka dengan sedikit memaksa, memberitahukan kepada mereka mengenai apa yang mereka perbuat dari sudut pandang yang berbeda, serta menunjukkan pemahaman secara sempurna dan tidak mengesampingkan tugas kita sebagai orangtua bagi mereka.
4). Keluarga/Orangtua menjadi Pengawas bagi anak-anaknya
Sebagai keluarga, mengawasi merupakan fungsi utama dari keluarga untuk anak. Dimana pengawasan merupakan hal utama yang harus dilakukan bahkan hingga anak sudah menjadi dewasa, bahkan hingga anak sudah siap melepas diri atau mandiri. Di kurun kekinian, tentunya fungsi pengawasan keluarga lebih ekstra terutama didalam mengawasi anak dalam bergaul, mengawasi anak didalam memakai media social dan didalam mengawasi anak dalam menggali informasi yang bersumber dari internet.
5). Mengontrol dan Membantu anak dalam mengatur waktu
Kontrol orang bau tanah terhadap anak merupakan salah satu bentuk pengawasan terhadap prilaku-prilaku yang tidak diinginkan sebagai akhir pergaulan dengan sahabat sebaya atau sebagai akhir salah dalam menafsirkan informasi yang bersumber media. Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan oleh orang bau tanah didalam mengontrol prilaku anak yakni dengan terus menjalin komunikasi intensif dan menunjukkan pemahaman terhadap informasi yang mereka peroleh baik dari teman, warga sekitar ataupun informasi yang mereka peroleh dari media elektronik. Selanjutnya, orangtua juga mempunyai kewajiban untuk sanggup membantu anak mengatur waktunya. Dengan pengaturan waktu, bawah umur dibutuhkan mempunyai struktur yang menciptakan mereka lebih simpel dalam memperkirakan apa yang akan terjadi. Dengan pengaturan waktu juga, bawah umur dibutuhkan mempunyai kemampuan didalam merencanakan, memprediksi hingga mengantisipasi acara mereka.
6). Keluarga Memiliki Peran dalam Membimbing Anak
Membimbing anak merupakan hal utama yang harus dilakukan setiap orang tua, atau keluarga. Membimbing anak memang gampang-gampang mudah, dimana bawah umur merupakan tahapan dari perkembangan insan dan belum tahu apapun, sehingga mereka harus diberikan bimbingan dan juga aba-aba biar tidak mengenal hal yang salah. Menurut Singgih D. Gunarsah dalam bukunya Psikologi untuk membimbing, terdapat beberapa peranan orang bau tanah didalam membimbing anak,peran tersebut diantaranya sebagai berikut:
  • Berperan sebagai pencegah, yaitu membantu anak menemukan cara-cara mengatasi persoalan, yaitu mungkin akan menjurus ke penyimpangan perkembangan mental atau tekanan jiwa atau timbulnya kelainan ataupun gangguan jiwa.
  • Berperan memelihara anak sebagai pribadi yang sudah mencapai perkembangan, baik keseimbangan emosi maupun keserasian berkepribadian, biar adaptasi diri, yakni dengan jalan membantu anak menghadapi, memahami dan memecahkan perkara untuk mencapai hasil yang optimal, baik dalam jenjang karir maupun dalam korelasi sosial. 
  • Berperan memperbaiki atau kesulitan yang sudah berakar, membantu mencari akar daripada penyimpangan kenakalan, gangguannya supaya sanggup di sembuhkan dan tercapai taraf kehidupan normal
7). Membangun kecerdasan Sosial Anak
Keluarga sebagai lingkungan terdekat dengan anak tentu memainkan tugas besar didalam membangun kecerdasan sosial anak. Keharmonisan keluarga ditengarahi sebagai pemicu utama dalam perkembangan emosi anak. Anak yang sering mendengar orangtuanya bertengkar akan sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi bermainnya sehari-hari. Sebaliknya, anak yang berada dalam lingkungan orang bau tanah yang serasi dan sportif cenderung mengabaikan hal hal negatif disekitarnya dan lebih simpel bereaksi dengan hal yang lebih positif. 

Ilustrasi gambar: www.cahayalentera.net

Selanjutnya, didalam penyelenggaraan pendidikan bagi sang anak, hendaknya keluarga menjalin kerjasama dengan sekolah. Hal ini dikarenakan bahwa penyelenggaraan pendidikan tidaklah cukup dilakukan dilingkungan keluarga saja, perlu ada forum lain yang berperan dalam hal membangun nilai-nilai pendidikan bagi sang anak. Beberapa manfaat kemitraan antara sekolah dan keluarga sudah dibuktikan dengan membuatkan penelitan. Manfaat tersebut bisa dirasakan oleh penerima didik, orangtua dan sekolah. Manfaat kemitraan keluarga dan sekolah bagi penerima didik yakni sanggup mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat serta meningkatkan prilaku positif. Manfaat kemitraan sekolah dengan keluarga bagi orangtua yakni sanggup memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru serta sanggup mempererat korelasi dengan anak, sedangkan manfaat kemitraan sekolah dengan keluarga bagi sekolah yakni sanggup memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah serta mengurangi perkara kedisiplinan.
Demikianlah ulasan mengenai Pelibatan Keluarga Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Anak di Era Kekinian, semoga bermanfaat bagi semua. #sahabatkeluarga

Belum ada Komentar untuk "Pelibatan Keluarga Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Anak Di Kurun Kekinian"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel