✔ Dimana Ada Niat Disitu Ada Jalan
“Dimana ada niat, disitu ada jalan. Namun pada ketika menggapai niat, pastinya dihadapkan dengan permasalahan. Berbekal prinsip apa adanya, kerja sama dan keyakinan yang berpengaruh mengakibatkan niat suatu hal yang niscaya untuk diwujudkan. Inilah prinsip penyemangat sehingga memperoleh kesempatan menjadi akseptor Seminar Nasional (Semnas) Tahap II Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Dirjen GTK Kementerian Pendidikan Nasional. Pada kesempatan ini, saya ingin menyebarkan pengalaman kepada rekan-rekan seperjuangan, pengalaman ini saya awali dengan sebuah pertanyaan dalam diri saya yaitu, “Kenapa saya harus mengikuti aktivitas ini?”
Menjadi seorang guru sejatinya menjadi insan yang tepat bagi akseptor didik. Kesempurnaan ini akan dinikmati, ditiru, dan dijadikan ruang oleh akseptor didik untuk meluapkan perasaan, emosi, atau keinginan. Peserta didik bahu-membahu mengharapkan gurunya mejadi “pelepas dahaga” tatkala peserat didik “kehausan”. Untuk menjadi seorang guru yang diinginkan bagi akseptor didik, timbul pertanyaan dalam hati mengapa saya harus menjadi kepingan dari mereka (peserta didik)? Bagaimana saya sanggup mewujudkannya? Ternyata sungguh luar biasa nasihat dari pekerjaan yang saya lakoni.
Kesadaran saya akan pentingnya tugas guru, membangkitkan harapan saya untuk berguru dengan sobat seprofesi, khususnya teman-teman dari guru berbagi. Melihat profil-profil mereka menyerupai : I Wayan Ardika, I Ketut Budiarsa, I Wayan Eka Juliastra, Erry Trisna Nurhayana, I Nyoman Latra Santosa, dan masih banyak teman-teman yang mempunyai semangat luar biasa menjadi seorang guru yang benar-benar guru (seken). Ternyata guru yang benar-benar guru (seken) tidak selalu harus pintar, namun yang paling berperan yakni selalu merefleksi diri (mulat sarira) bahwa kita ada untuk mereka, guru ada untuk siswa. Inilah awal paham yang mendoktrin pikiran saya untuk berbuat dan terus berbuat. Kesempatan awal saya coba daftar pada Semnas Tahap I Tahun 2019, namun gagal sebab tim penilai menyatakan bahwa goresan pena yang saya buat tidak mempunyai kejelasan terutama pada metode penelitiannya. Kegagalan ini mengakibatkan saya semakin bergairah, semua ruang saya buka, terutama bertanya pada sobat sejawat dan kepala sekolah. Astungkara, kesempatan tiba pada Semnas Tahap II, saya dinyatakan lolos menjadi akseptor sebagai presenter.
Kegiatan Semnas Tahap II Guru Pendidikan Dasar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidik dan Kependidikan bahu-membahu yakni ruang bagi guru pendidikan dasar untuk memperoleh kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan. Kegiatan ini sanggup diikuti melalui laman https://kesharlindung.pgdikdas.kemdikbud.go.id. Tanggal pelaksanaanya yaitu mulai hari Selasa, 8 Oktober 2019 hingga dengan Jumat, 11 Oktober 2019 di Hotel Swiss Belin Saripetojo Solo, Jalan Slamet Riadi Surakarta.
Jumlah akseptor 180 orang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, kecuali DKI Jakarta. Peserta dari Provinsi Bali berjumlah 3 orang yaitu :
- Ni Putu Sugilastini, S. Pd dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Denpasar
- I Putu Eka Juliasta, S. Pd dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Melaya
- I Putu Ardika, S. Pd. SD dari SD Negeri 2 Serangan
Peserta Semnas II dari Bali |
Ringkasan pelaksanaan kegiatan, yaitu di hari pertama yaitu pembukaan oleh Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Bapak Dr. Praptono, Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Bapak Ir. Hendarman, M. Sc., Ph. D., dan Guru Besar dari Universitas Negeri Yogyakarta Bapak Prof. Suyanto, Ph. D. Materi yang disampaikan seputar kebijakan Kemdikbud dan tugas guru di era 21.
Hari kedua pelaksanaan, yaitu plenary seasion bagi akseptor terdiri dari empat presenter dari masing-masing sub tema Seminar Nasional yaitu 1) Guru yang unggul berhati Indonesia berideologi Pancasila, 2) Penguatan Pendidikan Karakter, 3) Menstimulasi Higer Order Thinking Skill (HOTS), dan 4) Pendekatan Sciense Technology Enginnering Art Mathematic (STEAM). Setelah plenary seasion, akseptor dibagi menjadi tiga (3) kelas yaitu kelas A, B dan C. Setiap kelas terdiri dari 60 peserta, 40 akseptor sebagai presenter dan 20 akseptor sebagai penyaji poster. Saya berada di kelas A sebagai penyaji ke tiga. Semua akseptor mempresentasikan tulisannya dihadapan fasilitator dari Kemdikbud dan akseptor lain di masing-masing kelas. Kegiatan ini berakhir hingga pukul 22.00 WIB.
Hari ketiga yakni presentasi poster oleh seluruh akseptor dari kelas A, B, dan C dalam satu ruang. Peserta yang terpilih sebagai penyaji poster berperan menjadi “pedagang” menempati posisi di samping poster kemudian menyajikan posternya sebaik mungkin semoga pembeli bertanya, tertarik, dan membeli posternya dengan cara memberi tempelan kertas origami. Peserta lain yang dihari kedua menjadi presenter, di hari ketiga berperan sebagai “pembeli”. Dikatakan sebagai pembeli sebab akseptor menempelkan kertas origami pada poster yang berdasarkan mereka menarik. Teknik jual beli ini dilakukan dengan cara sircle. aktivitas ini dilanjutkan dengan mereview kembali artikel yang ditulis, hal ini dibutuhkan untuk diterbitkan dalam prosiding.
Pengalaman yang utama dari aktivitas Seminar Nasional II Guru Dikdas yakni saya menjadi lebih bersemangat untuk berkarya sebab ilham kembali tiba bahkan dari guru-guru andal seluruh Indonesia, terutama pengalaman dan usaha dari guru-guru yang berada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Kegigihannya dalam memperjuangkan nasib bangsa, sangat terlihat bagaimana cara mensiasati kondisi dan permasalahan yang serba kekurangan tidak memupus semangat untuk mendidik bawah umur Indonesia. Semoga pengalaman menyerupai ini kedepannya sanggup diperoleh kembali, atau bahkan pengalaman yang lebih baik yang sanggup meingkatkan kualitas diri sebagai seorang pendidik dalam menghadapai era 21. (I Putu Ardika, 15 Oktober 2019)
Belum ada Komentar untuk "✔ Dimana Ada Niat Disitu Ada Jalan"
Posting Komentar